KalbarOnline, Sekadau – Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriyah di Kabupaten Sekadau turut dimeriahkan dengan tradisi Meriam Karbit.
Setiap tahunnya Meriam karbit dijadikan masyarakat di wilayah pesisir Sungai Sekadau yakni Desa Tanjung, Desa Mungguk dan Desa Sungai Ringin, untuk menyemarakan Hari Raya lebaran.
Tak kalah meriahnya dari daerah lain, dengan budaya meriam karbit yang selalu dilakukan oleh warga sekitar pesisir sungai Sekadau menambah ciri khas tersendiri dari daerah lain.
Dengan bermodal gotong royong, meriam karbit dari bahan kayu itu dihiasi dengan ukiran cat dengan hasil yang sungguh menarik.
Pantauan awak media, Kamis siang (14/6), warga terlihat memeriksa Meriam Karbit tersebut, satu persatu Meriam disulut. Suaranya menggelegar sehingga membuat rumah warga didekatnya turut bergetar.
Salah satu warga Desa Tanjung, Dino mengatakan, tradisi meriam karbit ini patut dilestarikan menjadi ikon Sekadau.
“Karena dengan adanya meriam karbit malam idul Fitri menjadi semakin semarak,” ucapnya.
Tak hanya meriam karbit dari kayu, warga juga membuat meriam bodel yang terbuat dari bahan kaleng cat untuk meramaikan suara saat menyambut malam lebaran.
Meriam bodel yang tersusun kaleng cat itu dihidupkan menggunakan minyak tanah dimasukan kedalam bodel tersebut, sehingga menghasilkan bunyi letusan terdengar pedas ditelinga kita.
Selain ramainya suara meriam karbit dan bodel, warga juga menghidupkan kembang api untuk mengindahkan langit-langit diatas sungai sekadau tepat pada pukul 00.00 wib.
Dengan adanya berbagai bentuk kembang api menambahkan suasana begitu meriahnya dimalam menyambut Hari Raya Idul Fitri di tepian sungai Sekadau, Kalimantan Barat. (Mus)
Comment