Lestarikan Tradisi Meriam Karbit, Warga Harap Bantuan Pengadaan Balok dan Subsidi Karbit dari Pemerintah

KALBARONLINE.com – Subsidi pembelian bahan dasar meriam karbit, yakni batu karbit, sangat diharapkan oleh warga pesisir Sungai Kapuas yang hendak melestarikan permainan tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Meriam Nurus Asyofa, Muhammad Andri. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah dalam pengadaan bahan baku untuk pembuatan meriam, seperti balok dan karbit, serta subsidi untuk bahan peledak karbit.

Sebab Andri mengatakan, tradisi meriam karbit ini sudah menjadi bagian penting dari perayaan malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri di pesisir Sungai Kapuas.

“Kami sangat membutuhkan dukungan dari donatur untuk pengadaan bahan-bahan ini agar tradisi ini bisa terus berlangsung,” katanya.

Andri mengungkapkan, saat ini pemain meriam karbit telah memulai proses pembuatan meriam. Namun, dia mengungkapkan, untuk terus melanjutkan pembuatan meriam karbit, mereka sangat bergantung pada pengadaan bahan-bahan seperti balok meriam, rotan dan karbit.

Baca Juga :  Sukses Turunkan Stunting, Pontianak Dianugerahi Penghargaan dari BKKBN

“Kami berharap pemerintah dan dewan-dewan yang ada di Kalbar juga mohonlah diperhatikan setiap pembuatan meriam ini agar tradisi ini tetap terlaksana sampai nantinya, mengingat kelangkaan kayu yang semakin sulit didapatkan,” harap Andri.

Selain itu, Andri mengungkapkan kekhawatiran atas kelangkaan bahan baku kayu balok yang biasa digunakan untuk membuat meriam.

“Sekarang banyak yang beralih menggunakan palun, namun itu tidak seefektif kayu balok. Kami berharap pemerintah dapat mempermudah pengadaan bahan ini, agar tradisi ini tetap terjaga,” tambahnya.

Para pembuat meriam karbit juga berharap agar pemerintah memberikan subsidi untuk karbit, bahan peledak yang digunakan dalam meriam. Andri menekankan bahwa meskipun ada risiko terkait penggunaan bahan peledak ini, keamanan tetap menjadi prioritas.

“Kami mengharapkan subsidi harga karbit untuk meriam yang dimainkan pada malam Idul Fitri. Ini penting untuk melestarikan tradisi yang telah lama ada,” ungkapnya.

Baca Juga :  43 Atlet Pontianak Siap Berlaga di PON XXI Aceh-Sumut

“Kami sangat berhati-hati dalam setiap proses pembuatan meriam. Kami tidak ingin ada kejadian yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Lebih lanjut Andri berharap, agar pemerintah memperhatikan masalah ini agar tradisi meriam karbit dapat tetap hidup dan dilestarikan, tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang.

“Kami ingin mengenalkan kepada anak-anak muda bahwa ini adalah tradisi yang harus dijaga, dan kami mengajak mereka untuk belajar membuat meriam dengan cara yang aman,” tutup Andri.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, diharapkan tradisi meriam karbit yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat pesisir Sungai Kapuas ini dapat terus dilestarikan dan tidak punah. (Lid)

Comment