KalbarOnline, Bogor – Konferensi Nasional Sekolah Literasi Indonesia (SLI) resmi dibuka, sebanyak 54 kepala sekolah dari berbagai sekolah di Indonesia memenuhi Gedung Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7/2018).
Konferensi ini merupakan bentuk keberhasilan program SLI di sekolah dampingan yang tersebar dipenjuru nusantara, keberhasilan tersebut dapat diraih karena sinergi antara Makmal Pendidikan dengan sekolah yang didampingi, oleh karena itu dalam upaya membangun sinergi tersebut Makmal Pendidikan menggelar Konferensi Nasional Sekolah Literasi Indonesia selama enam hari.
Baca: Sistem Zonasi, Kebijakan Salah Obat
Baca: Peserta Pesantren Literasi Duta Gemari Baca Batch 4 Ajak Masyarakat Mengenal Literasi
Ke-54 peserta disuguhi beragam kegiatan yang mampu mengembangkan kemampuan berinovasi dan kreativitas di bidang pengembangan pembelajaran, salah satunya Talkshow Pendidikan bertajuk ‘Suara Hati Para Pemimpin Sekolah’ yang diadakan pada Selasa (24/7/2018) di Ruang Telemayikan Gedung Pusbang SDM Aparatur Perhubungan.
Talkshow dibawakan oleh tiga pembicara yang telah makan asam garam di bidangnya antara lain Zainal Umuri, Konsultan Pendidikan Nasional; Agung Pardini, GM Sekolah Model Dompet Dhuafa; dan Neneng Herawati, Pendiri SDIT Amalia Cibinong.
Ketiganya menyampaikan berbagai hal terkait potret buram pendidikan di Indonesia serta kemajuan teknologi yang memengaruhi pendidikan di Indonesia.
“Seorang guru harus menguasai ilmu sedalam-dalamnya, jika guru tak mampu menguasai ilmu apa yang mau diperoleh siswa didik kelak? Buang keegoisan, kuasai ilmu, kuasai komunikasi agar budaya sekolah bisa lebih baik lagi,” ujar Agung Pardini penuh semangat.
Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa di bawah Dompet Dhuafa Pendidikan memiliki kewajiban untuk membuat pemodelan atas pelaku-pelaku utama pendidikan yang dijamin akan efektif untuk mendukung upaya-upaya yang berkenaan dengan reformasi sekolah, khususnya di wilayah-wilayah marjinal.
Zainal Umuri memaparkan bahwa reformasi sekolah memegang peranan penting dalam kemajuan pendidikan di suatu daerah, hal tersebut tak akan terjadi tanpa adanya campur tangan kepala sekolah.
“Kepala sekolah bukan hanya kepala di sebuah sekolah, ia adalah pengubah dan pengambil kebijakan agar sistem berjalan baik, tidak mengherankan jika kepala sekolah wajib menjunjung tinggi profesionalisme dan terus belajar agar tak tertinggal,” tandasnya.
Seorang pendidik yang profesional akan selalu ingin tahu apa saja perubahan yang terjadi di lingkungan sekolahnya. Di sini lah peran kepala sekolah dilihat sebagai sosok yang akan memberikan nuansa perubahan menyeluruh bagi para pendidik menuju guru profesional.
“Butuh hati yang kuat dan lembut untuk mencipta guru yang mumpuni, jika kita mengandalkan hati maka kasih sayang akan tersampaikan dengan baik kepada seluruh pihak,” tukas Neneng di sela-sela sesi tanya jawab.
Setelah mengikuti Talkshow Pendidikan ini para peserta diharapkan mampu memahami kompetensi Kepala Sekolah, memahami tugas dan fungsi Kepala Sekolah, dan memahami pengelolaan sekolah yang tersistem, dan mendapatkan inspirasi tentang proses menginisiasi serta pengelolaan sekolah. (AR/KO)
Comment