Kubu Raya    

HUT TNI ke-73, Kodam XII/Tpr Gelar Seminar Karhutla, Ini Pemaparan Pangdam…

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 28 September 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu

Raya – Kodam XII/Tanjungpura menggelar seminar penanggulangan kebakaran hutan

dan lahan (Karhutla) dalam rangka memperingati HUT TNI ke-73 yang berlangsung di

Aula Makodam XII/Tpr, Jalan Arteri Alianyang, Kubu Raya, Kalbar, Kamis

(27/9/2018).

Seminar ini dibuka langsung oleh Panglima Kodam XII/Tpr,

Mayjen TNI Achmad Supriyadi dan dihadiri Danlantamal XII/Pontianak Laksamana

TNI, Gregorius Agung W, Kasdam XII/Tpr, Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh, Danrem

121/Abw, Brigjen TNI Bambang Ismawan, Wakil Gubernur Kalbar, Drs. H. Ria Norsan,

MM., MH, Danrem 102/Pjg, Forkompinda Kalbar dan mahasiswa dari berbagai perguruan

tinggi di Kalimantan Barat.

Dalam seminar tersebut, selaku moderator yakni Dr. H.

Firdaus Ahmad, M.A, adapun narasumber Brigjen TNI Bambang Ismawan, S.E, M.M, Drs.

T.T.A Nyarong, M.Si, dan Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc., QAM, IPU dan notulen

yakni Dr. Ibrahim, MS, M.A, serta pemapar yakni Ketua BEM UPB, LK. Putra

Situngkir, Ketua BEM IAIN, Muhammad Hakiki dan Ketua BEM Untan, Muhamad Al

Iqbal.

“Membangun empati dan tanggung jawab bersama masyarakat, pengusaha

dan pemerintah terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat,” itulah

tema yang diusung pada seminar itu.

“Persoalan kebakaran hutan dan lahan ini pantas untuk

diangkat sebagai topik dalam suatu kegiatan seminar yang melibatkan pihak

pemerintah maupun Stackholder yang berkaitan dengan peran serta dan fungsi

tugasnya dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan,” papar Pangdam

saat membuka seminar.

Pangdam berharap, kegiatan ini dapat membawa manfaat dan

penyelamat sehingga tidak muncul lagi kebakaran hutan dan lahan di kemudian

hari di wilayah Kalbar.

“Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan

sekitarnya menimbulkan dampak yang negatif terhadap kehidupan masyarakat,” tukasnya.

Ia mengatakan dampak karhutla yang ditimbulkan diantaranya

terhadap lalu lintas udara, pendidikan dan juga menganggu terhadap kesehatan

masyarakat dan perekonomian. Transportasi darat, laut dan udara banyak menjadi

terkendala, apa lagi dilihat dari kaca mata arus transportasi udara. 

Permasalahan lalu lintas udara, jadwal penerbangan banyak

terjadi penundaan bahkan sampai pembatalan jadwal penerbangan akibat jarak

pandang yang relatif pendek dan terbatas, sehingga menyulitkan untuk

dilaksanakannya baik take off maupun landing pesawat.

Lanjutnya, pada bidang pendidikan mengakibatkan kondisi yang

memaksa pemerintah setempat untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar di

sekolah, hal tersebut bertujuan, mengantisipasi timbulnya dampak gangguan

kesehatan terhadap para murid sekolah.

“Jadi, dampak asap dari Karhutla terhadap gangguan

kesehatan, dimana asap yang ditimbulkan menjadi polusi udara yang dapat

menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan

akut (ISPA), asma dan penyakit paru-paru,” tuturnya.

Sedangkan pengaruh terhadap perekonomian yaitu, perdagangan,

hotel, industri makanan, kontrak bisnis yang batal, atau berkurangnya wisatawan

yang berkunjung, harus terhambat akibat dampak Karhutla ini.

“Saat ini, kami lebih mengedepankan peran mahasiswa terlebih

dahulu sebagai akademisi yang akan menjadi calon-calon pemimpin di kemudian

hari, untuk diajak memberikan saran dan sumbangsihnya dalam penanggulangan

Karhutla di Kalbar,” katanya.

Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai

karunia yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah menempatkan Indonesia

dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia

setelah Brazil dan Zaire.

Suatu hal yang patut disyukuri dan bangga sebagai warga

bangsa Indonesia. Tetapi di lain pihak, hutan yang seharusnya diurus dan

dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian telah

mengalami degradasi dan deforestasi akibat kebakaran hutan dan lahan.

Betapa masalah Karhutla dari tahun ke tahun tetap menjadi

momok atau problem pada umumnya di luar negeri dan negara kita Indonesia, serta

pada khususnya lagi di Provinsi Kalbar. (*/ian)

Artikel Selanjutnya
Edi Kamtono: Perlu Sinergitas Majukan Sektor Pariwisata di Daerah
Jumat, 28 September 2018
Artikel Sebelumnya
Wagub Kalbar Ajak Generasi Muda Turut Tanggap Karhutla
Jumat, 28 September 2018

Berita terkait