Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 28 September 2018 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Kodam XII/Tanjungpura menggelar seminar penanggulangan kebakaran hutan
dan lahan (Karhutla) dalam rangka memperingati HUT TNI ke-73 yang berlangsung di
Aula Makodam XII/Tpr, Jalan Arteri Alianyang, Kubu Raya, Kalbar, Kamis
(27/9/2018).
Seminar ini dibuka langsung oleh Panglima Kodam XII/Tpr,
Mayjen TNI Achmad Supriyadi dan dihadiri Danlantamal XII/Pontianak Laksamana
TNI, Gregorius Agung W, Kasdam XII/Tpr, Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh, Danrem
121/Abw, Brigjen TNI Bambang Ismawan, Wakil Gubernur Kalbar, Drs. H. Ria Norsan,
MM., MH, Danrem 102/Pjg, Forkompinda Kalbar dan mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Kalimantan Barat.
Dalam seminar tersebut, selaku moderator yakni Dr. H.
Firdaus Ahmad, M.A, adapun narasumber Brigjen TNI Bambang Ismawan, S.E, M.M, Drs.
T.T.A Nyarong, M.Si, dan Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc., QAM, IPU dan notulen
yakni Dr. Ibrahim, MS, M.A, serta pemapar yakni Ketua BEM UPB, LK. Putra
Situngkir, Ketua BEM IAIN, Muhammad Hakiki dan Ketua BEM Untan, Muhamad Al
Iqbal.
“Membangun empati dan tanggung jawab bersama masyarakat, pengusaha
dan pemerintah terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat,” itulah
tema yang diusung pada seminar itu.
“Persoalan kebakaran hutan dan lahan ini pantas untuk
diangkat sebagai topik dalam suatu kegiatan seminar yang melibatkan pihak
pemerintah maupun Stackholder yang berkaitan dengan peran serta dan fungsi
tugasnya dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan,” papar Pangdam
saat membuka seminar.
Pangdam berharap, kegiatan ini dapat membawa manfaat dan
penyelamat sehingga tidak muncul lagi kebakaran hutan dan lahan di kemudian
hari di wilayah Kalbar.
“Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan
sekitarnya menimbulkan dampak yang negatif terhadap kehidupan masyarakat,” tukasnya.
Ia mengatakan dampak karhutla yang ditimbulkan diantaranya
terhadap lalu lintas udara, pendidikan dan juga menganggu terhadap kesehatan
masyarakat dan perekonomian. Transportasi darat, laut dan udara banyak menjadi
terkendala, apa lagi dilihat dari kaca mata arus transportasi udara.
Permasalahan lalu lintas udara, jadwal penerbangan banyak
terjadi penundaan bahkan sampai pembatalan jadwal penerbangan akibat jarak
pandang yang relatif pendek dan terbatas, sehingga menyulitkan untuk
dilaksanakannya baik take off maupun landing pesawat.
Lanjutnya, pada bidang pendidikan mengakibatkan kondisi yang
memaksa pemerintah setempat untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar di
sekolah, hal tersebut bertujuan, mengantisipasi timbulnya dampak gangguan
kesehatan terhadap para murid sekolah.
“Jadi, dampak asap dari Karhutla terhadap gangguan
kesehatan, dimana asap yang ditimbulkan menjadi polusi udara yang dapat
menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), asma dan penyakit paru-paru,” tuturnya.
Sedangkan pengaruh terhadap perekonomian yaitu, perdagangan,
hotel, industri makanan, kontrak bisnis yang batal, atau berkurangnya wisatawan
yang berkunjung, harus terhambat akibat dampak Karhutla ini.
“Saat ini, kami lebih mengedepankan peran mahasiswa terlebih
dahulu sebagai akademisi yang akan menjadi calon-calon pemimpin di kemudian
hari, untuk diajak memberikan saran dan sumbangsihnya dalam penanggulangan
Karhutla di Kalbar,” katanya.
Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai
karunia yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah menempatkan Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia
setelah Brazil dan Zaire.
Suatu hal yang patut disyukuri dan bangga sebagai warga
bangsa Indonesia. Tetapi di lain pihak, hutan yang seharusnya diurus dan
dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian telah
mengalami degradasi dan deforestasi akibat kebakaran hutan dan lahan.
Betapa masalah Karhutla dari tahun ke tahun tetap menjadi
momok atau problem pada umumnya di luar negeri dan negara kita Indonesia, serta
pada khususnya lagi di Provinsi Kalbar. (*/ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Kodam XII/Tanjungpura menggelar seminar penanggulangan kebakaran hutan
dan lahan (Karhutla) dalam rangka memperingati HUT TNI ke-73 yang berlangsung di
Aula Makodam XII/Tpr, Jalan Arteri Alianyang, Kubu Raya, Kalbar, Kamis
(27/9/2018).
Seminar ini dibuka langsung oleh Panglima Kodam XII/Tpr,
Mayjen TNI Achmad Supriyadi dan dihadiri Danlantamal XII/Pontianak Laksamana
TNI, Gregorius Agung W, Kasdam XII/Tpr, Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh, Danrem
121/Abw, Brigjen TNI Bambang Ismawan, Wakil Gubernur Kalbar, Drs. H. Ria Norsan,
MM., MH, Danrem 102/Pjg, Forkompinda Kalbar dan mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Kalimantan Barat.
Dalam seminar tersebut, selaku moderator yakni Dr. H.
Firdaus Ahmad, M.A, adapun narasumber Brigjen TNI Bambang Ismawan, S.E, M.M, Drs.
T.T.A Nyarong, M.Si, dan Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc., QAM, IPU dan notulen
yakni Dr. Ibrahim, MS, M.A, serta pemapar yakni Ketua BEM UPB, LK. Putra
Situngkir, Ketua BEM IAIN, Muhammad Hakiki dan Ketua BEM Untan, Muhamad Al
Iqbal.
“Membangun empati dan tanggung jawab bersama masyarakat, pengusaha
dan pemerintah terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat,” itulah
tema yang diusung pada seminar itu.
“Persoalan kebakaran hutan dan lahan ini pantas untuk
diangkat sebagai topik dalam suatu kegiatan seminar yang melibatkan pihak
pemerintah maupun Stackholder yang berkaitan dengan peran serta dan fungsi
tugasnya dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan,” papar Pangdam
saat membuka seminar.
Pangdam berharap, kegiatan ini dapat membawa manfaat dan
penyelamat sehingga tidak muncul lagi kebakaran hutan dan lahan di kemudian
hari di wilayah Kalbar.
“Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan
sekitarnya menimbulkan dampak yang negatif terhadap kehidupan masyarakat,” tukasnya.
Ia mengatakan dampak karhutla yang ditimbulkan diantaranya
terhadap lalu lintas udara, pendidikan dan juga menganggu terhadap kesehatan
masyarakat dan perekonomian. Transportasi darat, laut dan udara banyak menjadi
terkendala, apa lagi dilihat dari kaca mata arus transportasi udara.
Permasalahan lalu lintas udara, jadwal penerbangan banyak
terjadi penundaan bahkan sampai pembatalan jadwal penerbangan akibat jarak
pandang yang relatif pendek dan terbatas, sehingga menyulitkan untuk
dilaksanakannya baik take off maupun landing pesawat.
Lanjutnya, pada bidang pendidikan mengakibatkan kondisi yang
memaksa pemerintah setempat untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar di
sekolah, hal tersebut bertujuan, mengantisipasi timbulnya dampak gangguan
kesehatan terhadap para murid sekolah.
“Jadi, dampak asap dari Karhutla terhadap gangguan
kesehatan, dimana asap yang ditimbulkan menjadi polusi udara yang dapat
menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), asma dan penyakit paru-paru,” tuturnya.
Sedangkan pengaruh terhadap perekonomian yaitu, perdagangan,
hotel, industri makanan, kontrak bisnis yang batal, atau berkurangnya wisatawan
yang berkunjung, harus terhambat akibat dampak Karhutla ini.
“Saat ini, kami lebih mengedepankan peran mahasiswa terlebih
dahulu sebagai akademisi yang akan menjadi calon-calon pemimpin di kemudian
hari, untuk diajak memberikan saran dan sumbangsihnya dalam penanggulangan
Karhutla di Kalbar,” katanya.
Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai
karunia yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah menempatkan Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia
setelah Brazil dan Zaire.
Suatu hal yang patut disyukuri dan bangga sebagai warga
bangsa Indonesia. Tetapi di lain pihak, hutan yang seharusnya diurus dan
dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian telah
mengalami degradasi dan deforestasi akibat kebakaran hutan dan lahan.
Betapa masalah Karhutla dari tahun ke tahun tetap menjadi
momok atau problem pada umumnya di luar negeri dan negara kita Indonesia, serta
pada khususnya lagi di Provinsi Kalbar. (*/ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini