Penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda Sintang 2018
KalbarOnline, Sintang – Bupati Sintang, Jarot Winarno menilai bahwa masalah HIV/Aids merupakan masalah pemuda. Sebab, kata dia, berdasarkan data yang ada, sebanyak 382 ribu kasus HIV/Aids di Indonesia, penderitanya didominasi oleh anak usia muda dengan dua kategori kelompok terbesar usia yakni kelompok terbesar pertama dari usia 25-49 tahun sekitar 69 persen dan kelompok terbesar kedua adalah usia 20-24 tahun sekitar 10 persen.
“Jadi kalau ditotalkan, keduanya hampir mendekati angka 80 persen, dimana rata-rata penderita HIV/Aids didominasi usia muda di liat dari kedua ketegori usia tersebut. Jadi HIV/Aids ini masalahnya anak muda,” ujar Bupati Jarot saat membuka penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018 yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sintang yang berlangsung di Aula Gedung Cadika Sintang, Rabu (3/10/2018).
Bupati Jarot mengaku senang bisa hadir langsung membuka kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda.
Dijelaskannya, HIV/Aids itu ada namanya window period dimana 10-12 tahun kemudian baru gejala atau positif HIV/Aids.
“Sekarang itu tidak terasa apa-apa, tapi 10 atau 12 tahun kemudian baru muncul. Jadi kalau kelompok 20-24 tahun itu udah menjadi penderita HIV/Aids, berarti awal-awal dia kena itu masa-masa remaja,” jelasnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa jumlah kasus penderita HIV/Aids di Indonesia ini diibaratkan seperti fenomena gunung es, sebab apabila berdasarkan data statistic, penderita HIV/Aids di Indonesia itu mencapai 640 ribu lebih kasus, namun seperti yang ia jelaskan diatas bahwa yang terdata hanya 382 ribu kasus. Sehingga, kata dia, itulah yang disebut fenomena gunung es, sebab banyak yang tidak terdata.
Bupati Jarot juga mengungkapkan bahwa total penderita HIV/Aids di Kabupaten Sintang saat ini berjumlah 386 orang dengan tingkat angka kematian sekitar 13 persen lebih. Untuk itu, dirinya mengajak kepada para pemuda di Kabupaten Sintang secara khusus yang dalam kegiatan itu untuk sama-sama mencegah diri agar menjauhi pergaulan bebas yang dapat merugikan diri sendiri hingga berujung menjadi penderita HIV/Aids.
“Masalah HIV/Aids ini juga masalah stigma jadi orang-orang kadang menjauh dari penderita karena tidak paham penularannya, sehingga inilah penting anak-anak muda ini hadir ikut penyuluhan agar mereka tahu nanti bagaimana mencegah bahkan membantu para penderita HIV/Aids biar bisa sembuh, jadi penderita itu tidak perlu kita jauhi, kita bantu dan beri support ke mereka untuk sembuh,” tandasnya.
Sementara Kepala Disporapar Sintang, Hendrika mengatakan kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018 diikuti sebanyak 100 orang peserta yang terdiri dari pelajar tingkat SMA, mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sintang dan organisasi kepemudaan, dengan narasumber dokter yang berkompeten di bidangnya, komisi penanggulangan HIV/Aids, Dinas Kesehatan dan juga dari kalangan tokoh masayarakat yang peduli terhadap kehidupan pemuda.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para pemuda agar mereka mengetahui tentang bahayanya HIV/Aids, sehingga mereka bisa menghindarkan dirinya agar tidak menjadi penderita dan bisa membantu penderita HIV/Aids untuk sembuh, karena penderita juga tidak bisa kita jauhi sehingga itulah kita harus memahami apa itu HIV/Aids,” tandas Hendrika.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh, tokoh masyarakat, Senen Maryono, pelajar tingkat SMA dan mahasiswa di Kabupaten Sintang, organisasi kepemudaan serta unsur terkait lainnya. (*/Sg)
Comment