Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 04 Oktober 2018 |
Penyuluhan bahaya HIV/Aids
bagi pemuda Sintang 2018
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno menilai bahwa masalah HIV/Aids merupakan masalah
pemuda. Sebab, kata dia, berdasarkan data yang ada, sebanyak 382 ribu kasus HIV/Aids
di Indonesia, penderitanya didominasi oleh anak usia muda dengan dua kategori
kelompok terbesar usia yakni kelompok terbesar pertama dari usia 25-49 tahun sekitar
69 persen dan kelompok terbesar kedua adalah usia 20-24 tahun sekitar 10
persen.
“Jadi kalau ditotalkan, keduanya hampir mendekati angka 80 persen,
dimana rata-rata penderita HIV/Aids didominasi usia muda di liat dari kedua
ketegori usia tersebut. Jadi HIV/Aids ini masalahnya anak muda,” ujar Bupati Jarot
saat membuka penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018
yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sintang yang
berlangsung di Aula Gedung Cadika Sintang, Rabu (3/10/2018).
Bupati Jarot mengaku senang bisa hadir langsung membuka
kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda.
Dijelaskannya, HIV/Aids itu ada namanya window period dimana
10-12 tahun kemudian baru gejala atau positif HIV/Aids.
“Sekarang itu tidak terasa apa-apa, tapi 10 atau 12 tahun
kemudian baru muncul. Jadi kalau kelompok 20-24 tahun itu udah menjadi
penderita HIV/Aids, berarti awal-awal dia kena itu masa-masa remaja,” jelasnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa jumlah kasus penderita HIV/Aids
di Indonesia ini diibaratkan seperti fenomena gunung es, sebab apabila
berdasarkan data statistic, penderita HIV/Aids di Indonesia itu mencapai 640 ribu
lebih kasus, namun seperti yang ia jelaskan diatas bahwa yang terdata hanya 382
ribu kasus. Sehingga, kata dia, itulah yang disebut fenomena gunung es, sebab banyak
yang tidak terdata.
Bupati Jarot juga mengungkapkan bahwa total penderita HIV/Aids
di Kabupaten Sintang saat ini berjumlah 386 orang dengan tingkat angka kematian
sekitar 13 persen lebih. Untuk itu, dirinya mengajak kepada para pemuda di
Kabupaten Sintang secara khusus yang dalam kegiatan itu untuk sama-sama
mencegah diri agar menjauhi pergaulan bebas yang dapat merugikan diri sendiri
hingga berujung menjadi penderita HIV/Aids.
“Masalah HIV/Aids ini juga masalah stigma jadi orang-orang
kadang menjauh dari penderita karena tidak paham penularannya, sehingga inilah
penting anak-anak muda ini hadir ikut penyuluhan agar mereka tahu nanti
bagaimana mencegah bahkan membantu para penderita HIV/Aids biar bisa sembuh,
jadi penderita itu tidak perlu kita jauhi, kita bantu dan beri support ke mereka untuk sembuh,”
tandasnya.
Sementara Kepala Disporapar Sintang, Hendrika mengatakan
kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018
diikuti sebanyak 100 orang peserta yang terdiri dari pelajar tingkat SMA,
mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sintang dan organisasi
kepemudaan, dengan narasumber dokter yang berkompeten di bidangnya, komisi
penanggulangan HIV/Aids, Dinas Kesehatan dan juga dari kalangan tokoh
masayarakat yang peduli terhadap kehidupan pemuda.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada para pemuda agar mereka mengetahui tentang bahayanya HIV/Aids, sehingga
mereka bisa menghindarkan dirinya agar tidak menjadi penderita dan bisa
membantu penderita HIV/Aids untuk sembuh, karena penderita juga tidak bisa kita
jauhi sehingga itulah kita harus memahami apa itu HIV/Aids,” tandas Hendrika.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh, tokoh masyarakat, Senen Maryono, pelajar
tingkat SMA dan mahasiswa di Kabupaten Sintang, organisasi kepemudaan serta unsur
terkait lainnya. (*/Sg)
Penyuluhan bahaya HIV/Aids
bagi pemuda Sintang 2018
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno menilai bahwa masalah HIV/Aids merupakan masalah
pemuda. Sebab, kata dia, berdasarkan data yang ada, sebanyak 382 ribu kasus HIV/Aids
di Indonesia, penderitanya didominasi oleh anak usia muda dengan dua kategori
kelompok terbesar usia yakni kelompok terbesar pertama dari usia 25-49 tahun sekitar
69 persen dan kelompok terbesar kedua adalah usia 20-24 tahun sekitar 10
persen.
“Jadi kalau ditotalkan, keduanya hampir mendekati angka 80 persen,
dimana rata-rata penderita HIV/Aids didominasi usia muda di liat dari kedua
ketegori usia tersebut. Jadi HIV/Aids ini masalahnya anak muda,” ujar Bupati Jarot
saat membuka penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018
yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sintang yang
berlangsung di Aula Gedung Cadika Sintang, Rabu (3/10/2018).
Bupati Jarot mengaku senang bisa hadir langsung membuka
kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda.
Dijelaskannya, HIV/Aids itu ada namanya window period dimana
10-12 tahun kemudian baru gejala atau positif HIV/Aids.
“Sekarang itu tidak terasa apa-apa, tapi 10 atau 12 tahun
kemudian baru muncul. Jadi kalau kelompok 20-24 tahun itu udah menjadi
penderita HIV/Aids, berarti awal-awal dia kena itu masa-masa remaja,” jelasnya.
Bupati Jarot menambahkan bahwa jumlah kasus penderita HIV/Aids
di Indonesia ini diibaratkan seperti fenomena gunung es, sebab apabila
berdasarkan data statistic, penderita HIV/Aids di Indonesia itu mencapai 640 ribu
lebih kasus, namun seperti yang ia jelaskan diatas bahwa yang terdata hanya 382
ribu kasus. Sehingga, kata dia, itulah yang disebut fenomena gunung es, sebab banyak
yang tidak terdata.
Bupati Jarot juga mengungkapkan bahwa total penderita HIV/Aids
di Kabupaten Sintang saat ini berjumlah 386 orang dengan tingkat angka kematian
sekitar 13 persen lebih. Untuk itu, dirinya mengajak kepada para pemuda di
Kabupaten Sintang secara khusus yang dalam kegiatan itu untuk sama-sama
mencegah diri agar menjauhi pergaulan bebas yang dapat merugikan diri sendiri
hingga berujung menjadi penderita HIV/Aids.
“Masalah HIV/Aids ini juga masalah stigma jadi orang-orang
kadang menjauh dari penderita karena tidak paham penularannya, sehingga inilah
penting anak-anak muda ini hadir ikut penyuluhan agar mereka tahu nanti
bagaimana mencegah bahkan membantu para penderita HIV/Aids biar bisa sembuh,
jadi penderita itu tidak perlu kita jauhi, kita bantu dan beri support ke mereka untuk sembuh,”
tandasnya.
Sementara Kepala Disporapar Sintang, Hendrika mengatakan
kegiatan penyuluhan bahaya HIV/Aids bagi pemuda di Kabupaten Sintang 2018
diikuti sebanyak 100 orang peserta yang terdiri dari pelajar tingkat SMA,
mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sintang dan organisasi
kepemudaan, dengan narasumber dokter yang berkompeten di bidangnya, komisi
penanggulangan HIV/Aids, Dinas Kesehatan dan juga dari kalangan tokoh
masayarakat yang peduli terhadap kehidupan pemuda.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada para pemuda agar mereka mengetahui tentang bahayanya HIV/Aids, sehingga
mereka bisa menghindarkan dirinya agar tidak menjadi penderita dan bisa
membantu penderita HIV/Aids untuk sembuh, karena penderita juga tidak bisa kita
jauhi sehingga itulah kita harus memahami apa itu HIV/Aids,” tandas Hendrika.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh, tokoh masyarakat, Senen Maryono, pelajar
tingkat SMA dan mahasiswa di Kabupaten Sintang, organisasi kepemudaan serta unsur
terkait lainnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini