Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 12 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump disebut telah melakukan pemangkasan bantuan luar negeri, yang salah satunya menarik dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan tahunannya terkait HIV/AIDS bahkan menyatakan, penyetopan dana yang sudah berlangsung selama 6 bulan terakhir ini telah menyebabkan "guncangan sistemik".
PBB pun memperingatkan, bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintah AS ini dapat membalikkan "kemajuan puluhan tahun" dalam penanggulangan HIV/AIDS.
"Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV," demikian bunyi laporan tahunan UNAIDS, seperti dilansir dari laman Detik.com.
Tak hanya itu, para pejabat PBB juga memperingatkan, jika pendanaan tersebut tidak diganti, maka hal itu dapat mengakibatkan 6 juta infeksi HIV tambahan dan memicu 4 juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029 mendatang.
Sebagai informasi, program PEPFAR sebelumnya diluncurkan oleh Presiden AS George W Bush pada tahun 2003, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan negara mana pun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai "penyelamat" bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.
Laporan AIDS Global 2025 yang dirilis pada Kamis (10/07/2025) menyebutkan, bahwa investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun dalam program-program AIDS telah menurunkan jumlah orang yang meninggal akibat penyakit tersebut ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade terakhir, dan menyediakan obat-obatan yang telah menyelamatkan nyawa bagi sebagian besar masyarakat paling rentan di dunia.
Namun kembali pada kebijakan Trump, dana US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global tahun 2025 lenyap begitu saja di bulan Januari lalu, ketika Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan asing dan memutuskan untuk menutup USAID.
Pemotongan dana oleh Trump berdampak sangat besar, mengingat Washington merupakan donatur bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.
"Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons HIV global ini mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia," sebut laporan UNAIDS itu.
Menurut laporan UNAIDS pula, hilangnya dana bantuan AS itu telah "mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV. (**)
KALBARONLINE.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump disebut telah melakukan pemangkasan bantuan luar negeri, yang salah satunya menarik dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan tahunannya terkait HIV/AIDS bahkan menyatakan, penyetopan dana yang sudah berlangsung selama 6 bulan terakhir ini telah menyebabkan "guncangan sistemik".
PBB pun memperingatkan, bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintah AS ini dapat membalikkan "kemajuan puluhan tahun" dalam penanggulangan HIV/AIDS.
"Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV," demikian bunyi laporan tahunan UNAIDS, seperti dilansir dari laman Detik.com.
Tak hanya itu, para pejabat PBB juga memperingatkan, jika pendanaan tersebut tidak diganti, maka hal itu dapat mengakibatkan 6 juta infeksi HIV tambahan dan memicu 4 juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029 mendatang.
Sebagai informasi, program PEPFAR sebelumnya diluncurkan oleh Presiden AS George W Bush pada tahun 2003, dan merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan negara mana pun yang berfokus pada satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai "penyelamat" bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.
Laporan AIDS Global 2025 yang dirilis pada Kamis (10/07/2025) menyebutkan, bahwa investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun dalam program-program AIDS telah menurunkan jumlah orang yang meninggal akibat penyakit tersebut ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade terakhir, dan menyediakan obat-obatan yang telah menyelamatkan nyawa bagi sebagian besar masyarakat paling rentan di dunia.
Namun kembali pada kebijakan Trump, dana US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global tahun 2025 lenyap begitu saja di bulan Januari lalu, ketika Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan asing dan memutuskan untuk menutup USAID.
Pemotongan dana oleh Trump berdampak sangat besar, mengingat Washington merupakan donatur bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.
"Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons HIV global ini mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia," sebut laporan UNAIDS itu.
Menurut laporan UNAIDS pula, hilangnya dana bantuan AS itu telah "mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini