Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 22 Oktober 2018 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno secara resmi membuka Festival Musik Religi
se-Kapuas Raya dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2018 yang
mengusung tema ‘silaturrahmi bersama musik religi menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam
bingkai NKRI’ yang berlangsung di Komplek Pondok Pesantren Darul Ma’arif
Sintang, Kecamatan Sungai Tebelian, Sabtu (20/10/18).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut pengurus Ponpes Darul
Ma’arif Sintang, sejumlah OPD Sintang, unsur Forkopimcam Sungai Tebelian, tokoh
agama, tokoh masyarakat, santri ponpes Darul Ma’arif, para peserta lomba dan
unsur terkait lainnya.
Menurut Bupati Jarot festival musik religi ini penting untuk
digelar sebagai bentuk pelestarian seni budaya Islam yang memang sejak dulu
peradabannya sudah berkembang dimana-mana sehingga hal tersebut tidak perlu
diperdebatkan.
“Karena ada yang berpendapat tidak ada seni Islam itu, hal
itu tidak perlu kita debatkan karena peradaban itu berkembang dengan luar biasa,”
ujarnya.
Orang nomor satu di Sintang ini menjelaskan bahwa di pelosok
penjuru nusantara ini kesenian yang Islami juga sudah berkembang dengan cukup
pesat sejak dulu, sebagai salah satu contoh para Wali Songo dahulu melakukan
sinkritisme pada awal-awal penyebaran agama Islam juga melalui seni budaya
seperti pewayangan, syiir tombok ati dan lainnya.
“Saya kalau di mobil itu modalnya tiga, jadi setelah
lagu-lagu rock, lagu-lagu popular saya selipkan tiga sholawatan yakni syiir
tanpo watonnya yang dilantunkan Gus Dur, yang kedua itu lir ilir yang di
lantunkan Kyai Kanjeng yang ketiga itu pandang bulan yang dilantunkan Habib
Syech, jadi kalau dah capek saya dengar itu aja jadi semangat,” ungkapnya.
Jadi, demikianlah kata Jarot, kesenian Islam itu seperti Qosidah,
Hadrah, Rabbana dan lainnya berkembang di nusantara sejak dulu, sehingga Jarot
berharap dengan adanya festival ini bisa menggemakan syiar Islam yang teduh dan
Islam yang tersenyum.
“Jadi saya sangat mendukung dengan sepenuhnya, karena ini
kegiatan yang positif, Insya Allah tahun depan kita gelar untuk perebutkan
piala Bupati ya karena tadi panitia bisik-bisik ke saya biar lebih meriah lagi,”
tutupnya.
Sementara Direktur Umum Ponpes Darul Ma’arif Sintang, Muhammad
Faisal mengatakan festival musik religi tersebut mengundang Badan Kontak
Majelis Ta’lim (BKMT) di 5 Kabupaten/Kota di wilayah Timur Kalbar atau Kapuas
Raya dan diikuti sebanyak 45 peserta.
“Ini luar biasa antusias dari ibu-ibu BKMT dan remaja masjid
sehingga inilah wujud untuk melestarikan seni budaya Islam lewat musik rabbana
dan hadrah,” kata Faisal.
Selain itu juga ditambahkan Faisal bahwa festival musik
religi ini juga sebagai penyalur minat dan bakat ibu-ibu BKMT dan remaja masjid
dalam bidang seni budaya Islam dan ini juga sebagai wujud untuk syiar agama
Islam melalui seni budaya serta sebagai ajang tali silaturrahmi antar para
peserta yang berbeda daerah. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno secara resmi membuka Festival Musik Religi
se-Kapuas Raya dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2018 yang
mengusung tema ‘silaturrahmi bersama musik religi menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam
bingkai NKRI’ yang berlangsung di Komplek Pondok Pesantren Darul Ma’arif
Sintang, Kecamatan Sungai Tebelian, Sabtu (20/10/18).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut pengurus Ponpes Darul
Ma’arif Sintang, sejumlah OPD Sintang, unsur Forkopimcam Sungai Tebelian, tokoh
agama, tokoh masyarakat, santri ponpes Darul Ma’arif, para peserta lomba dan
unsur terkait lainnya.
Menurut Bupati Jarot festival musik religi ini penting untuk
digelar sebagai bentuk pelestarian seni budaya Islam yang memang sejak dulu
peradabannya sudah berkembang dimana-mana sehingga hal tersebut tidak perlu
diperdebatkan.
“Karena ada yang berpendapat tidak ada seni Islam itu, hal
itu tidak perlu kita debatkan karena peradaban itu berkembang dengan luar biasa,”
ujarnya.
Orang nomor satu di Sintang ini menjelaskan bahwa di pelosok
penjuru nusantara ini kesenian yang Islami juga sudah berkembang dengan cukup
pesat sejak dulu, sebagai salah satu contoh para Wali Songo dahulu melakukan
sinkritisme pada awal-awal penyebaran agama Islam juga melalui seni budaya
seperti pewayangan, syiir tombok ati dan lainnya.
“Saya kalau di mobil itu modalnya tiga, jadi setelah
lagu-lagu rock, lagu-lagu popular saya selipkan tiga sholawatan yakni syiir
tanpo watonnya yang dilantunkan Gus Dur, yang kedua itu lir ilir yang di
lantunkan Kyai Kanjeng yang ketiga itu pandang bulan yang dilantunkan Habib
Syech, jadi kalau dah capek saya dengar itu aja jadi semangat,” ungkapnya.
Jadi, demikianlah kata Jarot, kesenian Islam itu seperti Qosidah,
Hadrah, Rabbana dan lainnya berkembang di nusantara sejak dulu, sehingga Jarot
berharap dengan adanya festival ini bisa menggemakan syiar Islam yang teduh dan
Islam yang tersenyum.
“Jadi saya sangat mendukung dengan sepenuhnya, karena ini
kegiatan yang positif, Insya Allah tahun depan kita gelar untuk perebutkan
piala Bupati ya karena tadi panitia bisik-bisik ke saya biar lebih meriah lagi,”
tutupnya.
Sementara Direktur Umum Ponpes Darul Ma’arif Sintang, Muhammad
Faisal mengatakan festival musik religi tersebut mengundang Badan Kontak
Majelis Ta’lim (BKMT) di 5 Kabupaten/Kota di wilayah Timur Kalbar atau Kapuas
Raya dan diikuti sebanyak 45 peserta.
“Ini luar biasa antusias dari ibu-ibu BKMT dan remaja masjid
sehingga inilah wujud untuk melestarikan seni budaya Islam lewat musik rabbana
dan hadrah,” kata Faisal.
Selain itu juga ditambahkan Faisal bahwa festival musik
religi ini juga sebagai penyalur minat dan bakat ibu-ibu BKMT dan remaja masjid
dalam bidang seni budaya Islam dan ini juga sebagai wujud untuk syiar agama
Islam melalui seni budaya serta sebagai ajang tali silaturrahmi antar para
peserta yang berbeda daerah. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini