Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 07 November 2018 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan penancapan tiang pertama Gedung
Gereja Kalimantan Evangelis jemaat Bukit Sion di Desa Nanga Toran, Kecamatan
Kayan Hulu Sintang, Minggu (4/11/2018) lalu.
Di ujung perjalanan darat menuju lokasi, Bupati menyeberangi
Sungai Payak melewati sebuah jembatan gantung. Ketika rombongan berada di
tengah jembatan, tampak jembatan bergoyang-goyang oleh beban diatasnya.
Masyarakat telah berbaris rapi di jalan di belakang sebuah
gerbang yang dibuat dari kayu bulat berdiameter kurang lebih 5 centimeter.
Gerbang tersebut dihiasi dengan janur hijau dari pelepah daun kelapa. Sebatang
ompong dari tebu ditaruh melintang di depan gerbang Bupati Jarot memotong
ompong tersebut usai menyaksikan sebuah tari penyambutan bernuansa etnik dayak.
Lepas acara penyambutan tersebut, orang nomor satu di
Sintang itu berjalan beberapa ratus meter mendaki ke lokasi pembangunan gereja.
Sebuah tenda bertiang kayu bulat, atap terpal telah dibangun jemaat GKE Bukit
Sion Nanga Toran untuk acara bersama para rombongan dari kota Sintang.
“Pembangunan itu harus inklusif, semua sama-sama maju,” ucap
Bupati Jarot.
“Semua kita bangun, membangun dari pinggiran, tidak cuma di
kota, tidak bedakan suku dan agama. Kita tetap satu kesatuan Indonesia. Masalah
timbul karena rasa keadilan, perataan pembangunan, sehingga membangun harus
lepas bebas,” sambung Bupati Jarot.
“Kalau Ketungau bisa tembus roda empat, masa Nanga Laar tidak
bisa tembus. Saya harap bisa sampai ke Tanjung Biru di tahun 2019,” ungkap
Bupati Jarot disambut tepuk tangan meriah masyarakat.
“Kita bekerja sama dengan TNI, dari Kodam XII/Tanjungpura.
Mari kita semangat membangun bersama,” ajaknya.
Selaku Ketua Sinode Resort GKE wilayah II sekaligus Wakil
Ketua DPRD, Terry Ibrahim menyampaikan rasa bangganya terhadap jemaat Bukit
Sion Nanga Toran, atas upaya swadaya yang dilakukan masyarakat yang nilainya
hampir 50 persen dari dana anggaran.
“Perkembangan dan pembangunan jemaat, Desa Nanga Toran luar
biasa, di Dusun Rambon membangun gedung gereja secara swadaya dan aspirasi. Jemaat
yang seperti ini kita dukung, sudah memulai membangun secara mandiri terlebih
dahulu, kita yang lain tinggal menambahkan, melengkapi saja,” ujarnya.
“Saya berharap 2019 dapat diundang lagi untuk meresmikan
bangunan gereja yang baru. Saya harap jemaatnya akan lebih bersemangat dalam
beribadah,” kata Terry lagi.
Ia juga mensosialisasikan tata teknis pemilu 2019. Ia
menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilih pada April tahun 2019.
Pada kesempatan ini, Kepala Desa Nanga Toran, A. Belong
menyampaikan gambaran kondisi desa yang ia pimpin.
“Ada beberapa persoalan yang masih sangat kami rasa cukup
signifikan kami perlukan disini,” kata Belong.
“Kebutuhan akan air bersih, listrik dan tempat pelayanan
kesehatan,” katanya lagi.
Dalam aspek keagamaan, desa ini telah memiliki sejumlah
tempat ibadah. Ada 4 gereja dan 2 buah bangunan masjid, terkhusus jemaat GKE
mengalami perkembangan sangatbpesat, dari tahun 1972 ada 22 kepala keluarga
jemaat, menjadi 68 kepala keluarga dari 267 kepala keluarga yang ada di Nanga
Toran.
“Segala pembangunan sudah diupayakan pembangunan melalui
anggatan dana desa (ADD) dan aspirasi anggota dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD). Bahkan kami membarter kerja pada hari-hari tertentu dengan perusahaan
sawit yang ada di dekat desa untuk mengumpulkan dana,” tukasnya.
“Kami sudah swadaya dan gotong royong. Hanya saja
belum cukup, mohon campur tangan pemda dalam urusan ini,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan penancapan tiang pertama Gedung
Gereja Kalimantan Evangelis jemaat Bukit Sion di Desa Nanga Toran, Kecamatan
Kayan Hulu Sintang, Minggu (4/11/2018) lalu.
Di ujung perjalanan darat menuju lokasi, Bupati menyeberangi
Sungai Payak melewati sebuah jembatan gantung. Ketika rombongan berada di
tengah jembatan, tampak jembatan bergoyang-goyang oleh beban diatasnya.
Masyarakat telah berbaris rapi di jalan di belakang sebuah
gerbang yang dibuat dari kayu bulat berdiameter kurang lebih 5 centimeter.
Gerbang tersebut dihiasi dengan janur hijau dari pelepah daun kelapa. Sebatang
ompong dari tebu ditaruh melintang di depan gerbang Bupati Jarot memotong
ompong tersebut usai menyaksikan sebuah tari penyambutan bernuansa etnik dayak.
Lepas acara penyambutan tersebut, orang nomor satu di
Sintang itu berjalan beberapa ratus meter mendaki ke lokasi pembangunan gereja.
Sebuah tenda bertiang kayu bulat, atap terpal telah dibangun jemaat GKE Bukit
Sion Nanga Toran untuk acara bersama para rombongan dari kota Sintang.
“Pembangunan itu harus inklusif, semua sama-sama maju,” ucap
Bupati Jarot.
“Semua kita bangun, membangun dari pinggiran, tidak cuma di
kota, tidak bedakan suku dan agama. Kita tetap satu kesatuan Indonesia. Masalah
timbul karena rasa keadilan, perataan pembangunan, sehingga membangun harus
lepas bebas,” sambung Bupati Jarot.
“Kalau Ketungau bisa tembus roda empat, masa Nanga Laar tidak
bisa tembus. Saya harap bisa sampai ke Tanjung Biru di tahun 2019,” ungkap
Bupati Jarot disambut tepuk tangan meriah masyarakat.
“Kita bekerja sama dengan TNI, dari Kodam XII/Tanjungpura.
Mari kita semangat membangun bersama,” ajaknya.
Selaku Ketua Sinode Resort GKE wilayah II sekaligus Wakil
Ketua DPRD, Terry Ibrahim menyampaikan rasa bangganya terhadap jemaat Bukit
Sion Nanga Toran, atas upaya swadaya yang dilakukan masyarakat yang nilainya
hampir 50 persen dari dana anggaran.
“Perkembangan dan pembangunan jemaat, Desa Nanga Toran luar
biasa, di Dusun Rambon membangun gedung gereja secara swadaya dan aspirasi. Jemaat
yang seperti ini kita dukung, sudah memulai membangun secara mandiri terlebih
dahulu, kita yang lain tinggal menambahkan, melengkapi saja,” ujarnya.
“Saya berharap 2019 dapat diundang lagi untuk meresmikan
bangunan gereja yang baru. Saya harap jemaatnya akan lebih bersemangat dalam
beribadah,” kata Terry lagi.
Ia juga mensosialisasikan tata teknis pemilu 2019. Ia
menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilih pada April tahun 2019.
Pada kesempatan ini, Kepala Desa Nanga Toran, A. Belong
menyampaikan gambaran kondisi desa yang ia pimpin.
“Ada beberapa persoalan yang masih sangat kami rasa cukup
signifikan kami perlukan disini,” kata Belong.
“Kebutuhan akan air bersih, listrik dan tempat pelayanan
kesehatan,” katanya lagi.
Dalam aspek keagamaan, desa ini telah memiliki sejumlah
tempat ibadah. Ada 4 gereja dan 2 buah bangunan masjid, terkhusus jemaat GKE
mengalami perkembangan sangatbpesat, dari tahun 1972 ada 22 kepala keluarga
jemaat, menjadi 68 kepala keluarga dari 267 kepala keluarga yang ada di Nanga
Toran.
“Segala pembangunan sudah diupayakan pembangunan melalui
anggatan dana desa (ADD) dan aspirasi anggota dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD). Bahkan kami membarter kerja pada hari-hari tertentu dengan perusahaan
sawit yang ada di dekat desa untuk mengumpulkan dana,” tukasnya.
“Kami sudah swadaya dan gotong royong. Hanya saja
belum cukup, mohon campur tangan pemda dalam urusan ini,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini