Sintang    

Sutarmidji Tegaskan Pemprov Kalbar Akan Bantu Pengembangan RSUD AM Djoen Sintang

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 26 Januari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Tinjau

Rumah Sakit Rujukan Regional di Sintang

KalbarOnline,

Sintang – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji

didampingi Bupati Sintang, Jarot Winarno mengunjungi Rumah Sakit Ade Muhammad

Djoen Sintang dan rusunawa di Jalan YC Oevang Oeray, Jumat (25/1/2019).

Rombongan Gubernur dan Bupati Sintang diterima

langsung Direktur RSUD AM Djoen Sintang dr. Rosa Trifina dan jajarannya.

Pada kesempatan itu Sutarmidji meninjau dan

berkeliling melihat sejumlah ruangan poli, meninjau rencana pembangunan gedung

untuk rawat inap dan rumah susun yang masih berada komplek rumah sakit rujukan

regional di Sintang tersebut.

Usai berkeliling, Sutarmidji menegaskan akan

membantu pengembangan rumah sakit sesuai kewenangan yang ada di Pemerintah

Provinsi Kalimantan.

“Bapak Presiden RI sudah menjelaskan bahwa

titik utama pembangunan 2019 ini adalah pembangunan sumber daya manusia yang

tentunya ada pada kesehatan dan pendidikan. Maka pengembangan rumah sakit ini

bisa menjadi prioritas,” terang Sutarmidji.

Menurutnya pelayanan dan desain rumah sakit

tersebut sudah bagus.

“Sudah bagus. Sama dengan rumah sakit milik

Kota Pontianak,” ucapnya.

Namun saat meninjau rumah susun yang berada

persis di belakang RSUD AM Djoen Sintang. Sesaat setelah turun dari kendaraan

dinasnya, Sutarmidji langsung memberikan komentarnya.

“Warnanya ndak cocok ni. Kalau bisa kasih

warna hijau. Kalau warna macam gini, same jak nyuruh orang sakit lagi,” ucapnya

dengan loga Melayu yang kental mengomentari warna rusun yang didominasi warna

coklat.

Sementara Bupati Sintang, Jarot Winarno

saat mendampingi Gubernur Sutarmidji memerintahkan agar pembangunan gedung baru

untuk rawat inap segera dilelang.

“Kalau mau cepat pindah. Minggu depan harus

sudah dilelang. Saya minta segera siapkan administrasi dan segera lelang.

Jangan lama-lama,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD AM Djoen

Sintang, dr. Rosa Trifina menjelaskan bahwa RSUD AM Djoen Sintang sudah

berstatus sebagai rumah sakit rujukan regional sehingga pihaknya harus berupaya

mengejar kenaikan kelas ke B.

“Dengan gedung lama di Pasar Inpres. RSUD

AM Djoen mentoknya di rumah sakit kelas C saja. Tidak mungkin bisa naik kelas

ke B. Untuk bisa naik kelas kita memang harus pindah ke gedung baru di Jalan YC

Oevang Oray ini. Sementara gedung yang baru inipun harus melengkapi banyak hal

untuk bisa naik kelas ke B. Begitu juga soal akreditasi, gedung lama kita hanya

mendapatkan akreditasi dasar, sementara kalau mau naik kelas kita harus

mendapatkan Akreditasi Utama,” terangnya.

Ia juga mengakui bahwa di gedung yang baru tersebut

masih banyak terdapat kekurangan. Namun tahun 2019 ini, kata dia, akan segera dibangun

lagi gedung untuk rawat inap kelas 1, 2 dan 3.

“Sementara akan kita bangun untuk 95 tempat

tidur dengan menggunakan dana DAK Rp44 miliar. Di gedung lama kita sudah

memiliki 126 tempat tidur. Jadi masih terjadi kekurangan. Sebenarnya kita

ajukan keperluan dana sekitar Rp60 miliar. Namun disetujui hanya Rp44 miliar.

Sehingga kita putuskan bangun secara bertahap dulu. Kalau Pemerintah Provinsi

Kalbar bisa bantu kekurangannya, tentu lebih bagus,” tukasnya.

Saat ini, kata dia, belum dilengkapi dengan

kamar operasi. Rencananya kata dia, kamar operasi akan dibangun pada tahun

2020.

“Sehingga 2021 bisa pindah total ke gedung

baru ini. Anggaran kami sekarang membengkak karena memiliki dua gedung. Dana

pagu yang ada sangat kurang dan hanya cukup untuk operasional kami 10 bulan

saja,” terang dr Rosa Trifina.

Disinggung mengenai alih fungsi gedung

rumah sakit lama setelah seluruh operasional rumah sakit pindah ke gedung baru,

Rosa Trifina menyerahkan sepenuhnya kepada Bappeda Kabupaten Sintang.

“Kami serahkan ke Bappeda saja. Tetapi kami

membayangkan kalau Provinsi Kapuas Raya terbentuk berarti harus ada juga rumah

sakit tipe C di dalam kota untuk mendukung dan membantu rumah sakit rujukan

ini. Tetapi kami mempersilahkan Bappeda untuk membuat kajian gedung tersebut

digunakan untuk apa,” terang dr Rosa Trifina.

“Kemarin Sekjen Kemenkes juga datang membawa

Kepala Biro Perencanaan Kemenkes sehingga mereka sudah mencatat kebutuhan

pengembangan rumah sakit rujukan ini dan mudah-mudahan di tahun 2020 nanti kita

kembali mendapatkan alokasi anggaran,” pungkasnya. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Sutarmidji ke Presiden : Infrastruktur Sintang Paling Parah di Kalbar
Sabtu, 26 Januari 2019
Artikel Sebelumnya
Kapolres Resmikan Taman Bacaan Wira Pratama Sekadau Hulu
Sabtu, 26 Januari 2019

Berita terkait