KalbarOnline, Sintang – Sopir ambulans RSUD Ade M Djeon Sintang memberikan klarifikasi usai viral kalau dirinya diduga menurunkan jenazah dan pihak keluarga di salah satu SPBU karena tak mampu memenuhi permintaan tambahan uang.
Klarifikasi sopir ambulans berinisial S tersebut diketahui dari unggahan akun Instagram @sekitar.pontianak. Ia mengungkapkan, pada malam itu pengantaran jenazah bukanlah tugas dirinya melainkan rekan kerjanya. Sebelum berangkat, dirinya sempat ditelepon pihak keluarga untuk menanyakan biaya ambulans.
“Saat itu saya jelaskan, biaya untuk ambulans yang akan dibawa berbeda dengan perbup karena menggunakan dexlite, per liternya Rp 14.900 per liter. Sementara sesuai Perbup BBM yang ditanggung sebesar Rp 9,500 per liter. Nah selisih BBM itu yang saya minta ke keluarga pasien,” ungkapnya.
“Selisih inilah yang saya minta penggantian ke pihak keluarga. Sehingga timbul perselisihan bahwa saya ingin menurunkan keluarga pasien. Padahal, saya ingin menurunkan keluarga pasien dan menggantinya dengan ambulans yang standar perbup,” tambahnya.
Sopir ambulans tersebut meminta maaf atas tindakannya itu. Ia mengakui bahwa peristiwa tersebut adalah kesalahan pribadi dan bukan dari pihak rumah sakit.
“Saya merasa berdosa dan sangat bersalah, karena tidak membantu orang malam ini. Saya atas nama pribadi siap salah, yang salah bukan pihak rumah sakit, saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar kepada pihak keluarga,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, beredar di media sosial, jenazah beserta pihak keluarga diduga diturunkan paksa di SPBU oleh sopir ambulance RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang gara-gara tak diberi uang bensin.
Kejadian ini dialami oleh warga Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang. Malam itu, warga tersebut hendak membawa jenazah anaknya yang baru saja meninggal dari RSUD Ade M Djoen Sintang ke kediamannya di Nanga Mau. (Lid)
Comment