Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 05 Februari 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM didampingi pejabat dari Polres Sintang
dan Kodim 1205 Sintang menghadiri malam perayaan tahun baru Imlek 2570 di Klenteng
Kuanti Sintang, di Kelurahan Kapuas Kanan Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten
Sintang, Senin (4/2/2019) malam.
Di malam perayaan Imlek ini juga ditampilkan tarian dari
etnis Tionghoa, Melayu, Dayak dan Jawa.

Dalam kesempatan itu, Wabup Askiman didaulat untuk menyalakan
kembang api.
“Saya menyampaikan ucapan selamat tahun baru Imlek 2570, Gong
Xi Fa Cai, selamat dan semoga sejahtera kepada saudara-saudara yang
merayakannya di Kabupaten Sintang. Semoga tahun yang baru ini dapat membawa
kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan dan keberuntungan bagi saudara-saudara,”
ujar Askiman dalam sambutannya.
Orang nomor dua di Bumi Senentang ini menegaskan bahwa
perbedaan bukan membawa kita kepada alam perpecahan dan jurang pemisahan tetapi
perbedaan itu merupakan sesuatu yang indah bagi kita.
Maka dari itu, Pemkab Sintang mengajak semua kita saling
peduli pada sesama, peduli kepada lingkungan, sehingga akan tercipta
kerharmonisan yang menjadi jargon Pemkab Sintang.
“Saat akan mengakhiri sambutan saya selalu menyampaikan
kalimat kasih disemai kejayaan dituai. Kalimat ini memiliki banyak makna, yang
artinya ajakan untuk senantiasa menyemai bahasa kasih di dalam hati pribadi
kita, tanamkan bahasa kasih kepada semua suku bangsa dan agama. Maka kehidupan
damai akan terjadi di Sintang ini. Kita ini beragam maka perlu menciptakan suasana
yang damai. Kemarin terjadi suasana yang tidak enak di Sintang ini,” terang
Askiman.
“Kami memberikan apresisasi kepada jajaran Polres Sintang,
Kodim 1205 Sintang, Kejaksaan Negeri Sintang, Pengadilan Negeri Sintang dan
semua pihak yang sudah cepat menanggapi kondisi ini dengan adanya penyelesaian
secara damai melalui sebuah keputusan yang baik. Keputusan ini tidak melihat
menang dan kalah. Tetapi keputusan ini diambil dari hati yang dalam. Masyarakat
Tionghoa dengan rendah hati menyepakati tugu bambu dan tugu jam untuk steril
dari atribut budaya dan agama. Kedua tugu disepakati diharamkan untuk dipasang
semua simbol agama dan budaya apapun di Sintang ini,” tambah Wakil Bupati Sintang.
“Pemindahan lampion yang sudah terpasang di kedua tugu oleh
masyarakat Tionghoa, tanpa tekanan dari pihak manapun. Tetapi karena kesadaran
sendiri meskipun sudah ada ijin dari Dinas Lingkungan Hidup. Berdasarkan
kesepakatan kami, maka postingan yang mempersoalkan pemasangan lampion,
pemberitaan mengenai persekusi terhadap masyarakat Tionghoa harus dihapus.
Kalau masih ada, maka tindakan hukum akan diambil. Ini keputusan yang bijak.
Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menghentikan postingan di media
sosial yang mengandung unsur kebencian kepada kelompok manapun. Gunakan media
sosial secara bijak. Hentikan postingan isu SARA yang membawa dampak perpecahan
dan postingan cacian makian. Itu bukan budaya Bangsa Indonesia. Gunakan media
sosial untuk promosi usaha, untuk memberikan layanan kasih,” ajak Askiman.
“Kita harus menghargai bahwa lambang negara burung garuda
yang dijadikan simbol Pancasila itu diambil dari simbol kerajaan dan masyarakat
Sintang. Maka mari kita menerapkan nilai Pancasila di Sintang ini. Kejadian
kemarin bukan untuk disesali, tetapi peringatan kita untuk menghargai satu
dengan yang lain. Panitia perayaan tahun baru imlek juga saya lihat terdiri
dari multi etnis. Ini sangat membahagiakan karena partisipasi berbagai lapisan
masyarakat. Sintang ini rumah kita bersama. Maka bersatulah dalam perbedaan,”
pungkas Askiman.
Sementara Majelis Agama Konghucu Kabupaten Sintang, Edi
Hermanto menyampaikan bahwa Sintang harus harmonis.
“Tidak ada perselisihan, masyarakat bisa hidup
berdampingan. Mari kita mengembangkan amal kebajikan di dunia. Sabda Nabi
Konghucu menjelaskan bahwa manusia dari
empat penjuru dunia adalah saudara. Saya berpesan agar masyarakat yang hadir
untuk menjaga keamanan di sekitar tempat ini,” terang Edi Hermanto. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM didampingi pejabat dari Polres Sintang
dan Kodim 1205 Sintang menghadiri malam perayaan tahun baru Imlek 2570 di Klenteng
Kuanti Sintang, di Kelurahan Kapuas Kanan Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten
Sintang, Senin (4/2/2019) malam.
Di malam perayaan Imlek ini juga ditampilkan tarian dari
etnis Tionghoa, Melayu, Dayak dan Jawa.

Dalam kesempatan itu, Wabup Askiman didaulat untuk menyalakan
kembang api.
“Saya menyampaikan ucapan selamat tahun baru Imlek 2570, Gong
Xi Fa Cai, selamat dan semoga sejahtera kepada saudara-saudara yang
merayakannya di Kabupaten Sintang. Semoga tahun yang baru ini dapat membawa
kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan dan keberuntungan bagi saudara-saudara,”
ujar Askiman dalam sambutannya.
Orang nomor dua di Bumi Senentang ini menegaskan bahwa
perbedaan bukan membawa kita kepada alam perpecahan dan jurang pemisahan tetapi
perbedaan itu merupakan sesuatu yang indah bagi kita.
Maka dari itu, Pemkab Sintang mengajak semua kita saling
peduli pada sesama, peduli kepada lingkungan, sehingga akan tercipta
kerharmonisan yang menjadi jargon Pemkab Sintang.
“Saat akan mengakhiri sambutan saya selalu menyampaikan
kalimat kasih disemai kejayaan dituai. Kalimat ini memiliki banyak makna, yang
artinya ajakan untuk senantiasa menyemai bahasa kasih di dalam hati pribadi
kita, tanamkan bahasa kasih kepada semua suku bangsa dan agama. Maka kehidupan
damai akan terjadi di Sintang ini. Kita ini beragam maka perlu menciptakan suasana
yang damai. Kemarin terjadi suasana yang tidak enak di Sintang ini,” terang
Askiman.
“Kami memberikan apresisasi kepada jajaran Polres Sintang,
Kodim 1205 Sintang, Kejaksaan Negeri Sintang, Pengadilan Negeri Sintang dan
semua pihak yang sudah cepat menanggapi kondisi ini dengan adanya penyelesaian
secara damai melalui sebuah keputusan yang baik. Keputusan ini tidak melihat
menang dan kalah. Tetapi keputusan ini diambil dari hati yang dalam. Masyarakat
Tionghoa dengan rendah hati menyepakati tugu bambu dan tugu jam untuk steril
dari atribut budaya dan agama. Kedua tugu disepakati diharamkan untuk dipasang
semua simbol agama dan budaya apapun di Sintang ini,” tambah Wakil Bupati Sintang.
“Pemindahan lampion yang sudah terpasang di kedua tugu oleh
masyarakat Tionghoa, tanpa tekanan dari pihak manapun. Tetapi karena kesadaran
sendiri meskipun sudah ada ijin dari Dinas Lingkungan Hidup. Berdasarkan
kesepakatan kami, maka postingan yang mempersoalkan pemasangan lampion,
pemberitaan mengenai persekusi terhadap masyarakat Tionghoa harus dihapus.
Kalau masih ada, maka tindakan hukum akan diambil. Ini keputusan yang bijak.
Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menghentikan postingan di media
sosial yang mengandung unsur kebencian kepada kelompok manapun. Gunakan media
sosial secara bijak. Hentikan postingan isu SARA yang membawa dampak perpecahan
dan postingan cacian makian. Itu bukan budaya Bangsa Indonesia. Gunakan media
sosial untuk promosi usaha, untuk memberikan layanan kasih,” ajak Askiman.
“Kita harus menghargai bahwa lambang negara burung garuda
yang dijadikan simbol Pancasila itu diambil dari simbol kerajaan dan masyarakat
Sintang. Maka mari kita menerapkan nilai Pancasila di Sintang ini. Kejadian
kemarin bukan untuk disesali, tetapi peringatan kita untuk menghargai satu
dengan yang lain. Panitia perayaan tahun baru imlek juga saya lihat terdiri
dari multi etnis. Ini sangat membahagiakan karena partisipasi berbagai lapisan
masyarakat. Sintang ini rumah kita bersama. Maka bersatulah dalam perbedaan,”
pungkas Askiman.
Sementara Majelis Agama Konghucu Kabupaten Sintang, Edi
Hermanto menyampaikan bahwa Sintang harus harmonis.
“Tidak ada perselisihan, masyarakat bisa hidup
berdampingan. Mari kita mengembangkan amal kebajikan di dunia. Sabda Nabi
Konghucu menjelaskan bahwa manusia dari
empat penjuru dunia adalah saudara. Saya berpesan agar masyarakat yang hadir
untuk menjaga keamanan di sekitar tempat ini,” terang Edi Hermanto. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini