Kubu Raya    

Muda Dorong Putra-Putri Kubu Raya Jadi Pelopor Pariwisata

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 04 Maret 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Pemilihan Putra Putri

Pariwisata Kubu Raya

KalbarOnline, Kubu

Raya – Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti sukses menjadi Putra dan

Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya tahun 2019. Wakil Kecamatan Sungai Raya 3

dan Sungai Kakap 2 ini berhasil menyisihkan 22 kontestan lainnya pada Malam

Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya  2019 yang digelar di Gardenia Kubu Raya.

Keduanya pun berhak mengenakan selempang Putra dan Putri

Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang dipasangkan langsung Bupati Kubu Raya,

Muda Mahendrawan dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda

Mahendrawan.

Tampil sebagai Runner-up 1 dan 2 Putra Pariwisata yakni

Jeffry Yessaya Sitompul (Sungai Raya 1) dan Muhammad Hakiki (Sungai Kakap 3).

Adapun Runner-up 1 dan 2 Putri Pariwisata yakni Maria Susanti Deti (Sungai Raya

4) dan Dinda Adriana Putri (Sungai Kakap 4).

“Ada kebanggaan kita bersama terhadap banyaknya prestasi

dari putra-putri Kubu Raya selama ini, baik di tingkat nasional bahkan dunia.

Termasuk Putri Indonesia Pariwisata 2018, Wilda Situngkir, yang merupakan

alumni dari kontes Putra-Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya. Wilda ini hingga

mewakili Indonesia dalam kontes Miss Supranational 2018 di Polandia,” kata

Bupati Muda Mahendrawan dalam sambutannya, Jumat (1/3/2019) malam.

Muda mengapresiasi banyaknya ide dan gagasan kreatif dari

berbagai pihak untuk memajukan Kabupaten Kubu Raya. Termasuk di sektor ekonomi

kreatif, yang menurutnya akan hidup dan berkembang jika putra-putri Kabupaten

Kubu Raya terus bersemangat dalam kreativitas. Ia menyatakan keharmonisan di

tengah keragaman yang ada di Kubu Raya menjadi bukti bagi dunia luar bahwa aset

terbesar di Kubu Raya adalah keberagaman.

“Ini menjadi modal sosial yang tinggi dan akan menjadi aset

bagi kita di sektor pariwisata. Ini memberikan sebuah keyakinan bahwa Kubu Raya

penuh keberagaman dan persaudaraan. Hal ini akan sangat bermakna bagi setiap

orang yang berkunjung ke Kubu Raya,” tuturnya.

Muda berharap para peserta kontes putra-putri pariwisata

terus bersemangat dan belajar agar dapat menjadi pelopor-pelopor pariwisata.

Sekaligus mampu mengembangkannya terutama di era digital saat ini, di mana

peluang besar terbuka bagi Kabupaten Kubu Raya yang memiliki keuntungan akses

geografis dan budaya yang sangat potensial.

“Itu semua potensi luar biasa yang dapat kita banggakan dan

bisa untuk mendatangkan banyak orang ke daerah Kubu Raya,” ucapnya.

Muda memuji penyelenggaraan pemilihan putra-putri pariwisata

yang menurutnya semakin baik dari tahun ke tahun. Dirinya berharap kontes tak

hanya menjadi sebuah seremoni, namun mampu membangkitkan masyarakat khususnya

kaum muda untuk bergerak massif menjadi pelopor pariwisata daerah.

“Ini dampaknya bisa menjadi magnet dan berkreasi, artinya

banyak gagasan, atraksi kegiatan yang bisa dilahirkan menjadi magnet wisata

Kubu Raya. Di mana kita punya potensi karena akses dan geografis serta budaya

yang beragam,” sebutnya.

Terkait peluncuran motif khas batik terbaru Kubu Raya

bertajuk “Gelombang Muare Reborn” yang dilaksanakan serangkai dengan pemilihan

duta pariwisata, Muda Mahendrawan menyatakan karya tersebut sebagai sebuah

kebanggaan daerah. Motif khas tersebut, menurutnya, juga menjadi identitas

daerah.

“Ada filosinya di situ dan jati diri yang mana kita warga

dan masyarakat Kubu Raya tetap harus membawa akar budaya daerah yang kita

banggakan,” ujarnya.

Menurut Muda, berbagai karya seni hasil produk budaya yang

ada merupakan aktualisasi seni budaya yang terambil dari akar budaya

keberagaman di Kubu Raya. Aset tersebut menjadi massif dan membumi di

masyarakat sehingga muncul kebanggaan dan rasa memiliki terhadap daerah

sendiri.

“Ini positif untuk menggelindingkan promosi Kubu Raya.

Termasuk motif batik khas terbaru, ini adalah sebuah ide dan kreativitas dari

anak-anak Kubu Raya. Mudah-mudahan bisa menjadi motif khas yang menjadi

kebanggaan dan disosialisasikan ke masyarakat. Mulai Aparatur Sipil Negara

sampai masyarakat  bisa mengakses  dan nantinya menggunakan sebagai motif khas

yang dibawa kemana-mana,” pungkasnya.

Sementara Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti kompak

mengaku tidak menyangka terpilih sebagai Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten

Kubu Raya 2019. Keduanya menyebut persaingan didalam kontes pemilihan

berlangsung sangat ketat. Selain kualitas peserta yang dinilai merata, sejumlah

tahapan yang ditetapkan panitia juga sangat menguras kemampuan.

“Kaget sekaligus senang tentunya. Ini kontes pemilihan yang

sangat berbobot. Karena itu sejak awal kami hanya berusaha mengikuti setiap

tahapan dengan sebaik-baiknya,” ucap Maliki.

Adapun Dian Amelia mengaku tertarik mengikuti kontes

pemilihan karena termotivasi untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang

dilihatnya sangat banyak di Kabupaten Kubu Raya.

“Awalnya karena melihat ada banyak potensi wisata yang bisa

dioptimalkan di Kubu Raya. Sehingga saya bercita-cita bisa ikut membantu

mengenalkan dan mempromosikan berbagai destinasi dan potensi wisata yang ada di

daerah sendiri,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Kubu Raya, Cicilia Tri Agustina, mengatakan  pengembangan sektor pariwisata menjadi salah

satu program wajib yang ditekankan Presiden RI Joko Widodo.

Karena itu, para peserta kontes putra-putri pariwisata

dituntut mampu menjadi perantara dan corong informasi dari ragam potensi wisata

yang ada di Kabupaten kubu Raya. Ia mengungkapkan pemilihan putra-putri

pariwisata Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan merujuk kepada standar

nasional.

“Ada psikotes dan tes presentasi potensi wisata kecamatan

asal peserta, beauty class, pembekalan materi dari dewan juri, tes uji bakat,

kemampuan bahasa Inggris, dan pelajaran etika dan tata krama,“ paparnya.

Cicilia mengatakan selain pemilihan Putra-Putri Pariwisata,

dewan juri juga memilih Putra-Putri Berbakat, Putra-Putri Intelegensia, dan

Putra-Putri The Best Costume.

“Putra Berbakat yakni Wendi asal Terentang, Putra

Intelegensia Evodius Joshua dari Sungai Ambawang, dan Putra The Best Costume

Donny Saputra dari Teluk Pakedai. Untuk Putri Berbakat Vironika Puspita Reni

dari Batu Ampar, Putri Intelegensia Mardiana Kurniasih asal Rasau Jaya 4, dan

Putri The Best Cotume Nabila Rafina dari Kubu,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama Dewan Kerajinan Nasional Daerah

Kabupaten Kubu Raya mengenalkan motif khas Kubu Raya terbaru. Motif bernama

Gelombang Muare Reborn ini diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final

Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya akhir pekan lalu di

Gardenia Kubu Raya.

Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan,

mengatakan motif terbaru ini merupakan modifikasi dari motif Gelombang Muare

yang pernah diluncurkan pada tahun 2012 silam.

“Karena itu diberi tambahan ‘reborn’ yang berarti terlahir

kembali. Semangat lahir kembali inilah yang akan memberi motivasi dan semangat

baru untuk menuju Kubu Raya yang lebih baik lagi,” jelasnya.

Rosalina mengungkapkan pihaknya telah meluncurkan beberapa

motif khas Kubu Raya. Di antaranya motif Layar Meretas, Gelombang Muare,

Kelambu Raje, dan Harmoni Serampai. Terkait hal itu, dirinya berharap seluruh

Organisasi Perangkat Daerah dan instansi lainnya di Kubu Raya tetap komit

menggunakan motif-motif khas Kubu Raya tersebut di antaranya sebagai seragam

kantor.

“OPD yang menganggarkan belanja baju batik agar dapat

membeli motif-motif khas Kubu Raya,” ujarnya.

Rosalina menerangkan motif Gelombang Muare mengacu pada

fakta di mana Kubu Raya merupakan wilayah perairan dan beberapa muara sungai.

Sehingga hal itu direpresentasikan pada bagian motif dasar yang berbentuk

gelombang dan saling mengisi satu sama lain. Termasuk gambaran bunga candelia

candel SP dan motif ragam ukir melayu yang terinspirasi dari akar mangrove.

“Sedangkan pada bagian kaki terdapat motif kapal layar,

benteng, padi dan jagung, serta ukiran melayu yang bermakna semangat kita untuk

terus maju dan berlari lebih kencang serta berproses lebih cepat menuju Kubu

Raya yang terdepan dan berkualitas,” terangnya.

Rosalina mengungkapkan rencana jenis produksi akan meliputi

tenun, batik tulis, dan printing dengan kualitas dan harga berbeda-beda.

Dirinya menyatakan Gelombang Muare Reborn tidak disebut sebagai motif batik Kubu

Raya.

“Kita menyebutnya motif khas Kubu Raya. Karena motif-motif

khas ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kain batik dan bentuk-bentuk lainnya

seperti kerajinan, ornamen gedung, dan sebagainya,” tuturnya.

Menurut Rosalina, kehadiran motif khas Gelombang Muare

Reborn menambah lagi khazanah seni budaya Kabupaten Kubu Raya sehingga bisa

dikenal oleh masyarakat luas.

“Sehingga motif Kubu Raya bisa dikenal tidak hanya di

Kabupaten Kubu Raya tapi juga di luar wilayah Kubu Raya,” harapnya. (ian/rio)

Artikel Selanjutnya
Tekan Angka Kecelakaan Terhadap Pelajar, Ini yang Akan Dilakukan Bupati Kubu Raya
Senin, 04 Maret 2019
Artikel Sebelumnya
Pemilik Ruko Dukung Penyegelan Tempat Usaha Beda Izin
Senin, 04 Maret 2019

Berita terkait