Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 04 Maret 2019 |
Pemilihan Putra Putri
Pariwisata Kubu Raya
KalbarOnline, Kubu
Raya – Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti sukses menjadi Putra dan
Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya tahun 2019. Wakil Kecamatan Sungai Raya 3
dan Sungai Kakap 2 ini berhasil menyisihkan 22 kontestan lainnya pada Malam
Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang digelar di Gardenia Kubu Raya.
Keduanya pun berhak mengenakan selempang Putra dan Putri
Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang dipasangkan langsung Bupati Kubu Raya,
Muda Mahendrawan dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda
Mahendrawan.
Tampil sebagai Runner-up 1 dan 2 Putra Pariwisata yakni
Jeffry Yessaya Sitompul (Sungai Raya 1) dan Muhammad Hakiki (Sungai Kakap 3).
Adapun Runner-up 1 dan 2 Putri Pariwisata yakni Maria Susanti Deti (Sungai Raya
4) dan Dinda Adriana Putri (Sungai Kakap 4).
“Ada kebanggaan kita bersama terhadap banyaknya prestasi
dari putra-putri Kubu Raya selama ini, baik di tingkat nasional bahkan dunia.
Termasuk Putri Indonesia Pariwisata 2018, Wilda Situngkir, yang merupakan
alumni dari kontes Putra-Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya. Wilda ini hingga
mewakili Indonesia dalam kontes Miss Supranational 2018 di Polandia,” kata
Bupati Muda Mahendrawan dalam sambutannya, Jumat (1/3/2019) malam.
Muda mengapresiasi banyaknya ide dan gagasan kreatif dari
berbagai pihak untuk memajukan Kabupaten Kubu Raya. Termasuk di sektor ekonomi
kreatif, yang menurutnya akan hidup dan berkembang jika putra-putri Kabupaten
Kubu Raya terus bersemangat dalam kreativitas. Ia menyatakan keharmonisan di
tengah keragaman yang ada di Kubu Raya menjadi bukti bagi dunia luar bahwa aset
terbesar di Kubu Raya adalah keberagaman.
“Ini menjadi modal sosial yang tinggi dan akan menjadi aset
bagi kita di sektor pariwisata. Ini memberikan sebuah keyakinan bahwa Kubu Raya
penuh keberagaman dan persaudaraan. Hal ini akan sangat bermakna bagi setiap
orang yang berkunjung ke Kubu Raya,” tuturnya.
Muda berharap para peserta kontes putra-putri pariwisata
terus bersemangat dan belajar agar dapat menjadi pelopor-pelopor pariwisata.
Sekaligus mampu mengembangkannya terutama di era digital saat ini, di mana
peluang besar terbuka bagi Kabupaten Kubu Raya yang memiliki keuntungan akses
geografis dan budaya yang sangat potensial.
“Itu semua potensi luar biasa yang dapat kita banggakan dan
bisa untuk mendatangkan banyak orang ke daerah Kubu Raya,” ucapnya.
Muda memuji penyelenggaraan pemilihan putra-putri pariwisata
yang menurutnya semakin baik dari tahun ke tahun. Dirinya berharap kontes tak
hanya menjadi sebuah seremoni, namun mampu membangkitkan masyarakat khususnya
kaum muda untuk bergerak massif menjadi pelopor pariwisata daerah.
“Ini dampaknya bisa menjadi magnet dan berkreasi, artinya
banyak gagasan, atraksi kegiatan yang bisa dilahirkan menjadi magnet wisata
Kubu Raya. Di mana kita punya potensi karena akses dan geografis serta budaya
yang beragam,” sebutnya.
Terkait peluncuran motif khas batik terbaru Kubu Raya
bertajuk “Gelombang Muare Reborn” yang dilaksanakan serangkai dengan pemilihan
duta pariwisata, Muda Mahendrawan menyatakan karya tersebut sebagai sebuah
kebanggaan daerah. Motif khas tersebut, menurutnya, juga menjadi identitas
daerah.
“Ada filosinya di situ dan jati diri yang mana kita warga
dan masyarakat Kubu Raya tetap harus membawa akar budaya daerah yang kita
banggakan,” ujarnya.
Menurut Muda, berbagai karya seni hasil produk budaya yang
ada merupakan aktualisasi seni budaya yang terambil dari akar budaya
keberagaman di Kubu Raya. Aset tersebut menjadi massif dan membumi di
masyarakat sehingga muncul kebanggaan dan rasa memiliki terhadap daerah
sendiri.
“Ini positif untuk menggelindingkan promosi Kubu Raya.
Termasuk motif batik khas terbaru, ini adalah sebuah ide dan kreativitas dari
anak-anak Kubu Raya. Mudah-mudahan bisa menjadi motif khas yang menjadi
kebanggaan dan disosialisasikan ke masyarakat. Mulai Aparatur Sipil Negara
sampai masyarakat bisa mengakses dan nantinya menggunakan sebagai motif khas
yang dibawa kemana-mana,” pungkasnya.
Sementara Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti kompak
mengaku tidak menyangka terpilih sebagai Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten
Kubu Raya 2019. Keduanya menyebut persaingan didalam kontes pemilihan
berlangsung sangat ketat. Selain kualitas peserta yang dinilai merata, sejumlah
tahapan yang ditetapkan panitia juga sangat menguras kemampuan.
“Kaget sekaligus senang tentunya. Ini kontes pemilihan yang
sangat berbobot. Karena itu sejak awal kami hanya berusaha mengikuti setiap
tahapan dengan sebaik-baiknya,” ucap Maliki.
Adapun Dian Amelia mengaku tertarik mengikuti kontes
pemilihan karena termotivasi untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang
dilihatnya sangat banyak di Kabupaten Kubu Raya.
“Awalnya karena melihat ada banyak potensi wisata yang bisa
dioptimalkan di Kubu Raya. Sehingga saya bercita-cita bisa ikut membantu
mengenalkan dan mempromosikan berbagai destinasi dan potensi wisata yang ada di
daerah sendiri,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Kubu Raya, Cicilia Tri Agustina, mengatakan pengembangan sektor pariwisata menjadi salah
satu program wajib yang ditekankan Presiden RI Joko Widodo.
Karena itu, para peserta kontes putra-putri pariwisata
dituntut mampu menjadi perantara dan corong informasi dari ragam potensi wisata
yang ada di Kabupaten kubu Raya. Ia mengungkapkan pemilihan putra-putri
pariwisata Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan merujuk kepada standar
nasional.
“Ada psikotes dan tes presentasi potensi wisata kecamatan
asal peserta, beauty class, pembekalan materi dari dewan juri, tes uji bakat,
kemampuan bahasa Inggris, dan pelajaran etika dan tata krama,“ paparnya.
Cicilia mengatakan selain pemilihan Putra-Putri Pariwisata,
dewan juri juga memilih Putra-Putri Berbakat, Putra-Putri Intelegensia, dan
Putra-Putri The Best Costume.
“Putra Berbakat yakni Wendi asal Terentang, Putra
Intelegensia Evodius Joshua dari Sungai Ambawang, dan Putra The Best Costume
Donny Saputra dari Teluk Pakedai. Untuk Putri Berbakat Vironika Puspita Reni
dari Batu Ampar, Putri Intelegensia Mardiana Kurniasih asal Rasau Jaya 4, dan
Putri The Best Cotume Nabila Rafina dari Kubu,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama Dewan Kerajinan Nasional Daerah
Kabupaten Kubu Raya mengenalkan motif khas Kubu Raya terbaru. Motif bernama
Gelombang Muare Reborn ini diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final
Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya akhir pekan lalu di
Gardenia Kubu Raya.
Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan,
mengatakan motif terbaru ini merupakan modifikasi dari motif Gelombang Muare
yang pernah diluncurkan pada tahun 2012 silam.
“Karena itu diberi tambahan ‘reborn’ yang berarti terlahir
kembali. Semangat lahir kembali inilah yang akan memberi motivasi dan semangat
baru untuk menuju Kubu Raya yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Rosalina mengungkapkan pihaknya telah meluncurkan beberapa
motif khas Kubu Raya. Di antaranya motif Layar Meretas, Gelombang Muare,
Kelambu Raje, dan Harmoni Serampai. Terkait hal itu, dirinya berharap seluruh
Organisasi Perangkat Daerah dan instansi lainnya di Kubu Raya tetap komit
menggunakan motif-motif khas Kubu Raya tersebut di antaranya sebagai seragam
kantor.
“OPD yang menganggarkan belanja baju batik agar dapat
membeli motif-motif khas Kubu Raya,” ujarnya.
Rosalina menerangkan motif Gelombang Muare mengacu pada
fakta di mana Kubu Raya merupakan wilayah perairan dan beberapa muara sungai.
Sehingga hal itu direpresentasikan pada bagian motif dasar yang berbentuk
gelombang dan saling mengisi satu sama lain. Termasuk gambaran bunga candelia
candel SP dan motif ragam ukir melayu yang terinspirasi dari akar mangrove.
“Sedangkan pada bagian kaki terdapat motif kapal layar,
benteng, padi dan jagung, serta ukiran melayu yang bermakna semangat kita untuk
terus maju dan berlari lebih kencang serta berproses lebih cepat menuju Kubu
Raya yang terdepan dan berkualitas,” terangnya.
Rosalina mengungkapkan rencana jenis produksi akan meliputi
tenun, batik tulis, dan printing dengan kualitas dan harga berbeda-beda.
Dirinya menyatakan Gelombang Muare Reborn tidak disebut sebagai motif batik Kubu
Raya.
“Kita menyebutnya motif khas Kubu Raya. Karena motif-motif
khas ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kain batik dan bentuk-bentuk lainnya
seperti kerajinan, ornamen gedung, dan sebagainya,” tuturnya.
Menurut Rosalina, kehadiran motif khas Gelombang Muare
Reborn menambah lagi khazanah seni budaya Kabupaten Kubu Raya sehingga bisa
dikenal oleh masyarakat luas.
“Sehingga motif Kubu Raya bisa dikenal tidak hanya di
Kabupaten Kubu Raya tapi juga di luar wilayah Kubu Raya,” harapnya. (ian/rio)
Pemilihan Putra Putri
Pariwisata Kubu Raya
KalbarOnline, Kubu
Raya – Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti sukses menjadi Putra dan
Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya tahun 2019. Wakil Kecamatan Sungai Raya 3
dan Sungai Kakap 2 ini berhasil menyisihkan 22 kontestan lainnya pada Malam
Grand Final Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang digelar di Gardenia Kubu Raya.
Keduanya pun berhak mengenakan selempang Putra dan Putri
Pariwisata Kabupaten Kubu Raya 2019 yang dipasangkan langsung Bupati Kubu Raya,
Muda Mahendrawan dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda
Mahendrawan.
Tampil sebagai Runner-up 1 dan 2 Putra Pariwisata yakni
Jeffry Yessaya Sitompul (Sungai Raya 1) dan Muhammad Hakiki (Sungai Kakap 3).
Adapun Runner-up 1 dan 2 Putri Pariwisata yakni Maria Susanti Deti (Sungai Raya
4) dan Dinda Adriana Putri (Sungai Kakap 4).
“Ada kebanggaan kita bersama terhadap banyaknya prestasi
dari putra-putri Kubu Raya selama ini, baik di tingkat nasional bahkan dunia.
Termasuk Putri Indonesia Pariwisata 2018, Wilda Situngkir, yang merupakan
alumni dari kontes Putra-Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya. Wilda ini hingga
mewakili Indonesia dalam kontes Miss Supranational 2018 di Polandia,” kata
Bupati Muda Mahendrawan dalam sambutannya, Jumat (1/3/2019) malam.
Muda mengapresiasi banyaknya ide dan gagasan kreatif dari
berbagai pihak untuk memajukan Kabupaten Kubu Raya. Termasuk di sektor ekonomi
kreatif, yang menurutnya akan hidup dan berkembang jika putra-putri Kabupaten
Kubu Raya terus bersemangat dalam kreativitas. Ia menyatakan keharmonisan di
tengah keragaman yang ada di Kubu Raya menjadi bukti bagi dunia luar bahwa aset
terbesar di Kubu Raya adalah keberagaman.
“Ini menjadi modal sosial yang tinggi dan akan menjadi aset
bagi kita di sektor pariwisata. Ini memberikan sebuah keyakinan bahwa Kubu Raya
penuh keberagaman dan persaudaraan. Hal ini akan sangat bermakna bagi setiap
orang yang berkunjung ke Kubu Raya,” tuturnya.
Muda berharap para peserta kontes putra-putri pariwisata
terus bersemangat dan belajar agar dapat menjadi pelopor-pelopor pariwisata.
Sekaligus mampu mengembangkannya terutama di era digital saat ini, di mana
peluang besar terbuka bagi Kabupaten Kubu Raya yang memiliki keuntungan akses
geografis dan budaya yang sangat potensial.
“Itu semua potensi luar biasa yang dapat kita banggakan dan
bisa untuk mendatangkan banyak orang ke daerah Kubu Raya,” ucapnya.
Muda memuji penyelenggaraan pemilihan putra-putri pariwisata
yang menurutnya semakin baik dari tahun ke tahun. Dirinya berharap kontes tak
hanya menjadi sebuah seremoni, namun mampu membangkitkan masyarakat khususnya
kaum muda untuk bergerak massif menjadi pelopor pariwisata daerah.
“Ini dampaknya bisa menjadi magnet dan berkreasi, artinya
banyak gagasan, atraksi kegiatan yang bisa dilahirkan menjadi magnet wisata
Kubu Raya. Di mana kita punya potensi karena akses dan geografis serta budaya
yang beragam,” sebutnya.
Terkait peluncuran motif khas batik terbaru Kubu Raya
bertajuk “Gelombang Muare Reborn” yang dilaksanakan serangkai dengan pemilihan
duta pariwisata, Muda Mahendrawan menyatakan karya tersebut sebagai sebuah
kebanggaan daerah. Motif khas tersebut, menurutnya, juga menjadi identitas
daerah.
“Ada filosinya di situ dan jati diri yang mana kita warga
dan masyarakat Kubu Raya tetap harus membawa akar budaya daerah yang kita
banggakan,” ujarnya.
Menurut Muda, berbagai karya seni hasil produk budaya yang
ada merupakan aktualisasi seni budaya yang terambil dari akar budaya
keberagaman di Kubu Raya. Aset tersebut menjadi massif dan membumi di
masyarakat sehingga muncul kebanggaan dan rasa memiliki terhadap daerah
sendiri.
“Ini positif untuk menggelindingkan promosi Kubu Raya.
Termasuk motif batik khas terbaru, ini adalah sebuah ide dan kreativitas dari
anak-anak Kubu Raya. Mudah-mudahan bisa menjadi motif khas yang menjadi
kebanggaan dan disosialisasikan ke masyarakat. Mulai Aparatur Sipil Negara
sampai masyarakat bisa mengakses dan nantinya menggunakan sebagai motif khas
yang dibawa kemana-mana,” pungkasnya.
Sementara Maliki Dwi Ibrahim dan Dian Amelia Gidanti kompak
mengaku tidak menyangka terpilih sebagai Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten
Kubu Raya 2019. Keduanya menyebut persaingan didalam kontes pemilihan
berlangsung sangat ketat. Selain kualitas peserta yang dinilai merata, sejumlah
tahapan yang ditetapkan panitia juga sangat menguras kemampuan.
“Kaget sekaligus senang tentunya. Ini kontes pemilihan yang
sangat berbobot. Karena itu sejak awal kami hanya berusaha mengikuti setiap
tahapan dengan sebaik-baiknya,” ucap Maliki.
Adapun Dian Amelia mengaku tertarik mengikuti kontes
pemilihan karena termotivasi untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang
dilihatnya sangat banyak di Kabupaten Kubu Raya.
“Awalnya karena melihat ada banyak potensi wisata yang bisa
dioptimalkan di Kubu Raya. Sehingga saya bercita-cita bisa ikut membantu
mengenalkan dan mempromosikan berbagai destinasi dan potensi wisata yang ada di
daerah sendiri,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Kubu Raya, Cicilia Tri Agustina, mengatakan pengembangan sektor pariwisata menjadi salah
satu program wajib yang ditekankan Presiden RI Joko Widodo.
Karena itu, para peserta kontes putra-putri pariwisata
dituntut mampu menjadi perantara dan corong informasi dari ragam potensi wisata
yang ada di Kabupaten kubu Raya. Ia mengungkapkan pemilihan putra-putri
pariwisata Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan merujuk kepada standar
nasional.
“Ada psikotes dan tes presentasi potensi wisata kecamatan
asal peserta, beauty class, pembekalan materi dari dewan juri, tes uji bakat,
kemampuan bahasa Inggris, dan pelajaran etika dan tata krama,“ paparnya.
Cicilia mengatakan selain pemilihan Putra-Putri Pariwisata,
dewan juri juga memilih Putra-Putri Berbakat, Putra-Putri Intelegensia, dan
Putra-Putri The Best Costume.
“Putra Berbakat yakni Wendi asal Terentang, Putra
Intelegensia Evodius Joshua dari Sungai Ambawang, dan Putra The Best Costume
Donny Saputra dari Teluk Pakedai. Untuk Putri Berbakat Vironika Puspita Reni
dari Batu Ampar, Putri Intelegensia Mardiana Kurniasih asal Rasau Jaya 4, dan
Putri The Best Cotume Nabila Rafina dari Kubu,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama Dewan Kerajinan Nasional Daerah
Kabupaten Kubu Raya mengenalkan motif khas Kubu Raya terbaru. Motif bernama
Gelombang Muare Reborn ini diluncurkan secara resmi pada Malam Grand Final
Pemilihan Putra dan Putri Pariwisata Kabupaten Kubu Raya akhir pekan lalu di
Gardenia Kubu Raya.
Ketua Dekranasda Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan,
mengatakan motif terbaru ini merupakan modifikasi dari motif Gelombang Muare
yang pernah diluncurkan pada tahun 2012 silam.
“Karena itu diberi tambahan ‘reborn’ yang berarti terlahir
kembali. Semangat lahir kembali inilah yang akan memberi motivasi dan semangat
baru untuk menuju Kubu Raya yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Rosalina mengungkapkan pihaknya telah meluncurkan beberapa
motif khas Kubu Raya. Di antaranya motif Layar Meretas, Gelombang Muare,
Kelambu Raje, dan Harmoni Serampai. Terkait hal itu, dirinya berharap seluruh
Organisasi Perangkat Daerah dan instansi lainnya di Kubu Raya tetap komit
menggunakan motif-motif khas Kubu Raya tersebut di antaranya sebagai seragam
kantor.
“OPD yang menganggarkan belanja baju batik agar dapat
membeli motif-motif khas Kubu Raya,” ujarnya.
Rosalina menerangkan motif Gelombang Muare mengacu pada
fakta di mana Kubu Raya merupakan wilayah perairan dan beberapa muara sungai.
Sehingga hal itu direpresentasikan pada bagian motif dasar yang berbentuk
gelombang dan saling mengisi satu sama lain. Termasuk gambaran bunga candelia
candel SP dan motif ragam ukir melayu yang terinspirasi dari akar mangrove.
“Sedangkan pada bagian kaki terdapat motif kapal layar,
benteng, padi dan jagung, serta ukiran melayu yang bermakna semangat kita untuk
terus maju dan berlari lebih kencang serta berproses lebih cepat menuju Kubu
Raya yang terdepan dan berkualitas,” terangnya.
Rosalina mengungkapkan rencana jenis produksi akan meliputi
tenun, batik tulis, dan printing dengan kualitas dan harga berbeda-beda.
Dirinya menyatakan Gelombang Muare Reborn tidak disebut sebagai motif batik Kubu
Raya.
“Kita menyebutnya motif khas Kubu Raya. Karena motif-motif
khas ini bisa diaplikasikan dalam bentuk kain batik dan bentuk-bentuk lainnya
seperti kerajinan, ornamen gedung, dan sebagainya,” tuturnya.
Menurut Rosalina, kehadiran motif khas Gelombang Muare
Reborn menambah lagi khazanah seni budaya Kabupaten Kubu Raya sehingga bisa
dikenal oleh masyarakat luas.
“Sehingga motif Kubu Raya bisa dikenal tidak hanya di
Kabupaten Kubu Raya tapi juga di luar wilayah Kubu Raya,” harapnya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini