Hadirkan narasumber dari Balitbang Kemendikbud RI
KalbarOnline, Pontianak – PT Yudhistira Ghalia Indonesia bekerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Pontianak menggelar workshop kurikulum yang mengusung tema buku, pembelajaran dan penilaian bermakna kurikulum 2013 yang dilangsungkan di aula Magister Hukum Untan Pontianak, Rabu (27/3/2019).
Digelarnya workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas guru terkait pembelajaran yang lebih aktif atau yang dikenal dengan istilah HOTS (Hight Order Thingking Skill) serta mempermudah pengisian penilaian yang berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 dan 24 tahun 2016 dan Permendikbud nomor 53 tahun 2015 menggunakan kompetensi dasar 2016 dan revisi penilaian tahun 2016.
Workshop ini turut dihadiri Kepala Sekolah SMP se-Kota Pontianak, Kabid PTKP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak serta Kepala Cabang dan Manajer Area 2 KTI Nasional PT Yudistira Ghalia Indonesia.
Adapun pemateri dalam workshop ini adalah Pusat Penilaian Pendidikan Litbang Kemendikbud RI, DR. Deni Hadiana, S.Si., M.Si dan Kepala IT PT Yudhistira Ghalia Indonesia, Risman, M.Pd.
Baca Juga :Prabowo-Sandi Didukung Masyarakat Adat Dayak
Supervisor PT Yudhistira Ghalia Indonesia bagian timur Kalbar, Merianto, S.Pd.i mengatakan bahwa workshop ini digelar untuk membantu kepala sekolah dan guru terkait proses kegiatan belajar mengajar dan penilaian siswa.
“Sekaligus untuk meningkatkan IT dalam proses pembelajaran. Karena IT adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya.
Sementara Ketua MKKS SMP Kota Pontianak, Edhi Sutardi, S.Pd berujar, workshop pembelajaran dan penilaian bermakna kurikulum 2013 ini sangat menginspirasi para Kepala SMP se-Kota Pontianak.
“Narasumber sangat piawai dalam menyampaikan materi dengan penguasaan materi sangat prima, disajikan dengan penggunaan bahasa yang sangat mudah dipahami oleh peserta, serta dengan menampilkan contoh-contoh yang terjadi sehari-hari,” tukasnya.
“Uraian materi juga sangat mengena yang selama ini tidak terpikirkan oleh para Kepsek dalam melakukan supervisi kelas, hubungan antara pembelajaran dengan penilaian sering tidak sesuai, sehingga hasil pembelajaran tidak dapat diukur secara benar,” timpalnya.
Dengan digelarnya workshop ini, kata dia, membuka wawasan Kepala Sekolah dalam pengukuran proses dan hasil belajar.
“Mudah-mudahan workshop seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga akan meningkatkan mutu pendidikan,” tandasnya. (Fai)
Comment