Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 15 Juli 2019 |
KalbarOnline, Sekadau
– Seni hadrah (rudat) merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan
umat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid
Nabi di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair berbahasa Arab yang
bersumber dari kitab Al-Barzanji, sebuah kitab sastra yang terkenal di kalangan
umat Islam yang menceritakan sifat-sifat Nabi dan keteladanan akhlaknya.
Kesenian ini tak jarang ditemukan di acara-acara keagamaan
baik dikemas dalam bentuk festival besar-besaran atau hanya sekedar tasyukuran.
Seperti halnya di acara tasyukuran khitanan anak kedua dari Bapak Jol Heder dan
Ibu Tia Safitri Anyon yakni Bayu Saputra, warga Dusun Madya, Desa Seberang
Kapuas, Sekadau.
Dalam acara tersebut, keluarga besar Jol Heder menghadirkan
seni hadrah dari sanggar budaya Melayu Diwanun Hadrah yang didirikannya bersama
tiga rekannya yakni Samsudin, Saparani Dedi dan Ajam. Seni hadrah dari sanggar
tersebut menjadi menu utama dalam acara syukuran putranya itu.
Jol mengatakan, dirinya sengaja menghadirkan seni hadrah dalam
acara syukuran putranya itu. Sebab, di zaman kekinian, seni budaya tradisional
tersebut mulai luntur dan memudar.
“Untuk itulah kita munculkan kembali, dengan maksud
mengenalkan kepada generasi muda kita di Desa Seberang Kapuas,” ujarnya.
Pada malam sebelum hari pelaksanaan syukuran, dirinya juga
menggelar budaya Melayu dengan mengundang orang-orang tua setempat untuk
melantunkan lagu hadrah Melayu yang juga ditampilkan dari sanggar budaya Melayu
Diwanun Hadrah yang dipimpin langsung oleh Jol.
“Intinya, supaya generasi-generasi muda khususnya generasi muda
Melayu mengenal budayanya sendiri serta melestarikannya,” tandasnya. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau
– Seni hadrah (rudat) merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan
umat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid
Nabi di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair berbahasa Arab yang
bersumber dari kitab Al-Barzanji, sebuah kitab sastra yang terkenal di kalangan
umat Islam yang menceritakan sifat-sifat Nabi dan keteladanan akhlaknya.
Kesenian ini tak jarang ditemukan di acara-acara keagamaan
baik dikemas dalam bentuk festival besar-besaran atau hanya sekedar tasyukuran.
Seperti halnya di acara tasyukuran khitanan anak kedua dari Bapak Jol Heder dan
Ibu Tia Safitri Anyon yakni Bayu Saputra, warga Dusun Madya, Desa Seberang
Kapuas, Sekadau.
Dalam acara tersebut, keluarga besar Jol Heder menghadirkan
seni hadrah dari sanggar budaya Melayu Diwanun Hadrah yang didirikannya bersama
tiga rekannya yakni Samsudin, Saparani Dedi dan Ajam. Seni hadrah dari sanggar
tersebut menjadi menu utama dalam acara syukuran putranya itu.
Jol mengatakan, dirinya sengaja menghadirkan seni hadrah dalam
acara syukuran putranya itu. Sebab, di zaman kekinian, seni budaya tradisional
tersebut mulai luntur dan memudar.
“Untuk itulah kita munculkan kembali, dengan maksud
mengenalkan kepada generasi muda kita di Desa Seberang Kapuas,” ujarnya.
Pada malam sebelum hari pelaksanaan syukuran, dirinya juga
menggelar budaya Melayu dengan mengundang orang-orang tua setempat untuk
melantunkan lagu hadrah Melayu yang juga ditampilkan dari sanggar budaya Melayu
Diwanun Hadrah yang dipimpin langsung oleh Jol.
“Intinya, supaya generasi-generasi muda khususnya generasi muda
Melayu mengenal budayanya sendiri serta melestarikannya,” tandasnya. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini