Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 03 Oktober 2018 |
Festival saprahan tingkat
pelajar SMP/SMA
KalbarOnline, Pontianak
– 30 peserta Festival Saprahan tingkat pelajar SMP dan SMA turut
memeriahkan lomba yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak
dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Pontianak ke-247. Peserta yang terdiri
dari 22 SMP dan 8 SMA ini masing-masing menyajikan hidangan saprahan di Aula
Sekolah Terpadu, Rabu (3/10/2018).
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono
berharap digelarnya festival saprahan ini para generasi muda memperoleh
pengetahuan dan pemahaman terhadap budaya saprahan yang benar sehingga dapat
diterapkan oleh mereka sebagai budaya khas lokal.
“Harapan kita melalui festival ini peserta dapat menggali,
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kekayaan budaya pada generasi
selanjutnya,” ujarnya.
Budaya saprahan melayu Pontianak, sambung dia, berbeda
dengan budaya saprahan pada rumpun melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat
(Kalbar). Untuk itu, digelarnya festival ini juga untuk memberikan pemahaman
tentang budaya saprahan Kota Pontianak secara jelas dan benar.
“Sehingga tidak terjadi kekeliruan pemahaman dan peserta
festival dapat membedakan budaya saprahan Pontianak dengan rumpun melayu
lainnya di Kalbar,” ungkapnya.
Dijelaskan Edi, budaya saprahan Melayu Pontianak telah
ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tanggal 23 Agustus 2017 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Ini adalah rangkaian dari langkah-langkah kita dalam upaya
menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya kita, baik di tingkat
daerah maupun tingkat nasional,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Pontianak, Rendrayani menuturkan, festival saprahan digelar dalam rangka
menggalang generasi muda untuk bersama-sama menggali, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai kearifan budaya lokal.
“Agar dapat lebih dikenal, dicintai dan menanamkan rasa
bangga terhadap kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,”
katanya.
Adapun maksud dan tujuan festival saprahan ini, lanjut
Rendrayani, adalah sebagai wadah dalam upaya menggali, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya terhadap generasi muda.
“Supaya budaya saprahan dapat tumbuh dan berkembang di
masyarakat,” pungkasnya. (jim)
Festival saprahan tingkat
pelajar SMP/SMA
KalbarOnline, Pontianak
– 30 peserta Festival Saprahan tingkat pelajar SMP dan SMA turut
memeriahkan lomba yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak
dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Pontianak ke-247. Peserta yang terdiri
dari 22 SMP dan 8 SMA ini masing-masing menyajikan hidangan saprahan di Aula
Sekolah Terpadu, Rabu (3/10/2018).
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono
berharap digelarnya festival saprahan ini para generasi muda memperoleh
pengetahuan dan pemahaman terhadap budaya saprahan yang benar sehingga dapat
diterapkan oleh mereka sebagai budaya khas lokal.
“Harapan kita melalui festival ini peserta dapat menggali,
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kekayaan budaya pada generasi
selanjutnya,” ujarnya.
Budaya saprahan melayu Pontianak, sambung dia, berbeda
dengan budaya saprahan pada rumpun melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat
(Kalbar). Untuk itu, digelarnya festival ini juga untuk memberikan pemahaman
tentang budaya saprahan Kota Pontianak secara jelas dan benar.
“Sehingga tidak terjadi kekeliruan pemahaman dan peserta
festival dapat membedakan budaya saprahan Pontianak dengan rumpun melayu
lainnya di Kalbar,” ungkapnya.
Dijelaskan Edi, budaya saprahan Melayu Pontianak telah
ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tanggal 23 Agustus 2017 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Ini adalah rangkaian dari langkah-langkah kita dalam upaya
menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya kita, baik di tingkat
daerah maupun tingkat nasional,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Pontianak, Rendrayani menuturkan, festival saprahan digelar dalam rangka
menggalang generasi muda untuk bersama-sama menggali, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai kearifan budaya lokal.
“Agar dapat lebih dikenal, dicintai dan menanamkan rasa
bangga terhadap kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,”
katanya.
Adapun maksud dan tujuan festival saprahan ini, lanjut
Rendrayani, adalah sebagai wadah dalam upaya menggali, melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya terhadap generasi muda.
“Supaya budaya saprahan dapat tumbuh dan berkembang di
masyarakat,” pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini