Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 13 Agustus 2019 |
Misa Syukur Dipimpin
Uskup Sanggau
KalbarOnline, Sekadau
– Bupati Sekadau, Rupinus didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sekadau, Ny.
Kristina Rupinus, S.Pd., M.Si menghadiri misa syukur kaul/profesi pertama tiga
orang suster konggregasi pasionis di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus
Sekadau, Minggu (11/8/2019).
Ketiga suster pasionis yang menerima kaul pertama itu adalah
Suster Hermimi, CP, Suster Emerensiana Wira Ina CP dan Suster Hoseanta S.
Saragih, CP. Misa kenangan penuh syukur profesi pertama ketiga orang suster
pasionis ini dipimpin langsung oleh uskup keuskupan sanggau Mgr. Julio
Mencucini, CP.
Misa syukur kaul pertama ketiga suster pasionis yang dimulai
pukul 08.00 Wiba ini diawali dengan prosesi perarakan yang diawali dengan
misdinar, ketiga orang suster yang mengucapkan kaul pertama, pimpinan provinsi Indonesia
konggregasi suster pasionis, para pastor dan terakhir uskup keuskupan Sanggau.
Di hadapan provinsial suster pasionis provinsi santo yosep
indonesia suster Helena Inca, CP ketiga orang suster ini menyatakan kaul
pertamanya. Usai menyatakan kaul pertama di hadapan provinsial suster pasionis
ketiga orang suster ini menandatangi berita acara yang disaksikan uskup
keuskupan Sanggau.
Setelah menandatangani berita acara, dilanjutkan dengan
prosesi pemberkatan pakaian dan salib oleh uskup yang akan digunakan oleh
ketiga suster yang berkaul pertama ini. Pakaian dan salib yang telah diberkati
oleh uskup ini kemudian diserakan oleh pimpinan provinsial suster pasionis
kepada tiga orang suster yang menyatakan keual pertama.
Pakaian dan salib yang diserahkan oleh pimpinan provinsial
suster pasionis langsung digunakan oleh ketiga suster yang menyatakan kaul
pertamanya. Dengan menggunakan pakaian dan sambil memikul salib dan duri yang
dikenakan kepala, ketiga orang suster ini berjalan mengelilingi gereja
disaksikan oleh ribuan umat katolik yang hadir. Mereka telah memikul salib
bersama kristus.
Dalam homilinya, Uskup Keuskupan Sanggau menegaskan hakikat
hidup bhakti sebagai suster biarawati.
“Suster yang mengikrarkan Kaul pertama maupun kaul kekal
harus tetap hidup dan bersama dengan Yesus. Menjadi biarawati berarti harus
siap menjadi pendoa. Panggilan biarawati bukan untuk miskin, bukan untuk
mewartakan bukan juga sebagai pendidik, melainkan panggilan untuk kudus seperti
yesus. Karena hanya dalam kekudusan bisa bertemu dengan yesus,”
ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan uskup asal Italia ini, menjadi
biarawan biarawati berarti harus rela memikul salib Yesus dengan gembira dan
berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia.
“Peristiwa yang terjadi hari ini adalah atas kesedian dan
keberhasilan suster yang menerima kaul pertama,” ujar uskup.
Uskup menjelaskan, kaul adalah janji sukarela kepada Allah,
untuk melaksanakan suatu tindakan yang lebih sempurna. Kaul juga merupakan
dasar hidup membiara yang disahkan oleh Gereja, di mana para anggota yang
terhimpun dalam suatu komunitas religius memutuskan untuk memperjuangkan
kesempurnaan lewat sarana-sarana ketiga kaul religius, yakni kaul kemiskinan,
kemurnian dan ketaatan.
“Kaul kekal ini bisa menjadi lebih mudah apabila dijalani
dengan kerelaan, suka cita dan riang gembira. Kebersatuan dengan Yesus dalam
ketekunan doa pasti hidup dan karya kerasulan anda akan berbuah,” jelasnya.
“Bagi seorang suater pasionis salib menjadi mutiatra yang
sangat berharga bagi hidupnya. Kesusksesan hidup relegius apabila dijalankan
dengan kereleaan dan suka cita dalam kristus. Kita sudah menjawab undangan
kristus, sehingga kita harus sungguh menjalan hidup relegius dengan gembira.
Karena yesus, kita menjadi benar dan segala percobaan segera berakhir. Saya
ingin sampaikan proficiat dan selamat, semoga tetap bersemangat dan berkarya
dalam naungan berkat tuhan. Semoga pertolongan bunda maria dapat memberi
kekuatan kepada kita. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang
telah merelakan anaknya hidup dalam relegius,” timpalnya.
Dalam homilinya itu juga, uskup mengajak umat katolik untuk
senantiasa mendoakan panggilan biarawan biarawati agar mereka tetap semangat
memenuhi pangilan hidup yang telah mereka pilih untuk menjadi pelayan tuhan.
Sementara Bupati Sekadau, Rupinus menyampaikan provisiat
kepada ketiga orang suster pasionis yang telah menerimakan kaul pertama ini.
“Sekarang ini umat Katolik semakin bertambah jumlahnya,
tetapi gembalanya sedikit, Untuk itu saya minta kepada anak-anak muda yang
punya panggilan untuk menjadi pastor, frater, bruder dan suster supaya dari
sekarag panggilannya dipelihara. Saya juga minta kepada orang tua, kalau ada
putera puterinya yang punya panggilan untuk menjadi pelayan tuhan supaya
diberikan motivasi, jangan takut bapak ibu kalau ada anak anak yang mau jadi
pastor, bruder dan suster. Jangan dilarang, relakan mereka untuk memilih
panggilan hidupnya sebagai pelayan tuhan,” pintanya.
Orang nomor satu di Bumi Lawang Kuari ini juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dari tiga suster yang menyatakan
kaul pertama ini.
“Semoga lahir suster-suster yang lain lagi dalam karya dan
pelayanan kasih,” pinta Bupati.
Sementara itu provinsial suster pasionis provinsi santo
yosep Indonesia, suster Helena Inca, CP
dalam sambutannya mengatan untuk jaman sekarang ini tidak gampang
menyerahkan anak kepada tuhan untuk menjadi pelayan tuhan, untuk itu agar umat
memberikan doa terhadap panggilan para biarawan maupun biarawati.
“Hari ini bertambah tiga orang suster. Jaman ini tidak gampang menyerahkan anak kepada tuhan untuk menjadi pelayan tuhan. Untuk itu kami mohon doa kepada umat untuk selalu mendoakan para suster. Panggilan berawal dari keluarga. Untuk itu kami berterima kasih kepada orang tua yang telah menyerahkan anak-anaknya kepada konggregasi pasionis,” pungkas suster.
Setelah misa syukur serah setia seumur hidup kelima orang suster ini, dilanjutkan dengan ramah tamah bersama uskup, Bupati, para suster, undangan dan keluarga di aula susteran Pasionis Jalan Rawak Sekadau Hilir. (Mus)
Misa Syukur Dipimpin
Uskup Sanggau
KalbarOnline, Sekadau
– Bupati Sekadau, Rupinus didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sekadau, Ny.
Kristina Rupinus, S.Pd., M.Si menghadiri misa syukur kaul/profesi pertama tiga
orang suster konggregasi pasionis di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus
Sekadau, Minggu (11/8/2019).
Ketiga suster pasionis yang menerima kaul pertama itu adalah
Suster Hermimi, CP, Suster Emerensiana Wira Ina CP dan Suster Hoseanta S.
Saragih, CP. Misa kenangan penuh syukur profesi pertama ketiga orang suster
pasionis ini dipimpin langsung oleh uskup keuskupan sanggau Mgr. Julio
Mencucini, CP.
Misa syukur kaul pertama ketiga suster pasionis yang dimulai
pukul 08.00 Wiba ini diawali dengan prosesi perarakan yang diawali dengan
misdinar, ketiga orang suster yang mengucapkan kaul pertama, pimpinan provinsi Indonesia
konggregasi suster pasionis, para pastor dan terakhir uskup keuskupan Sanggau.
Di hadapan provinsial suster pasionis provinsi santo yosep
indonesia suster Helena Inca, CP ketiga orang suster ini menyatakan kaul
pertamanya. Usai menyatakan kaul pertama di hadapan provinsial suster pasionis
ketiga orang suster ini menandatangi berita acara yang disaksikan uskup
keuskupan Sanggau.
Setelah menandatangani berita acara, dilanjutkan dengan
prosesi pemberkatan pakaian dan salib oleh uskup yang akan digunakan oleh
ketiga suster yang berkaul pertama ini. Pakaian dan salib yang telah diberkati
oleh uskup ini kemudian diserakan oleh pimpinan provinsial suster pasionis
kepada tiga orang suster yang menyatakan keual pertama.
Pakaian dan salib yang diserahkan oleh pimpinan provinsial
suster pasionis langsung digunakan oleh ketiga suster yang menyatakan kaul
pertamanya. Dengan menggunakan pakaian dan sambil memikul salib dan duri yang
dikenakan kepala, ketiga orang suster ini berjalan mengelilingi gereja
disaksikan oleh ribuan umat katolik yang hadir. Mereka telah memikul salib
bersama kristus.
Dalam homilinya, Uskup Keuskupan Sanggau menegaskan hakikat
hidup bhakti sebagai suster biarawati.
“Suster yang mengikrarkan Kaul pertama maupun kaul kekal
harus tetap hidup dan bersama dengan Yesus. Menjadi biarawati berarti harus
siap menjadi pendoa. Panggilan biarawati bukan untuk miskin, bukan untuk
mewartakan bukan juga sebagai pendidik, melainkan panggilan untuk kudus seperti
yesus. Karena hanya dalam kekudusan bisa bertemu dengan yesus,”
ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan uskup asal Italia ini, menjadi
biarawan biarawati berarti harus rela memikul salib Yesus dengan gembira dan
berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia.
“Peristiwa yang terjadi hari ini adalah atas kesedian dan
keberhasilan suster yang menerima kaul pertama,” ujar uskup.
Uskup menjelaskan, kaul adalah janji sukarela kepada Allah,
untuk melaksanakan suatu tindakan yang lebih sempurna. Kaul juga merupakan
dasar hidup membiara yang disahkan oleh Gereja, di mana para anggota yang
terhimpun dalam suatu komunitas religius memutuskan untuk memperjuangkan
kesempurnaan lewat sarana-sarana ketiga kaul religius, yakni kaul kemiskinan,
kemurnian dan ketaatan.
“Kaul kekal ini bisa menjadi lebih mudah apabila dijalani
dengan kerelaan, suka cita dan riang gembira. Kebersatuan dengan Yesus dalam
ketekunan doa pasti hidup dan karya kerasulan anda akan berbuah,” jelasnya.
“Bagi seorang suater pasionis salib menjadi mutiatra yang
sangat berharga bagi hidupnya. Kesusksesan hidup relegius apabila dijalankan
dengan kereleaan dan suka cita dalam kristus. Kita sudah menjawab undangan
kristus, sehingga kita harus sungguh menjalan hidup relegius dengan gembira.
Karena yesus, kita menjadi benar dan segala percobaan segera berakhir. Saya
ingin sampaikan proficiat dan selamat, semoga tetap bersemangat dan berkarya
dalam naungan berkat tuhan. Semoga pertolongan bunda maria dapat memberi
kekuatan kepada kita. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang
telah merelakan anaknya hidup dalam relegius,” timpalnya.
Dalam homilinya itu juga, uskup mengajak umat katolik untuk
senantiasa mendoakan panggilan biarawan biarawati agar mereka tetap semangat
memenuhi pangilan hidup yang telah mereka pilih untuk menjadi pelayan tuhan.
Sementara Bupati Sekadau, Rupinus menyampaikan provisiat
kepada ketiga orang suster pasionis yang telah menerimakan kaul pertama ini.
“Sekarang ini umat Katolik semakin bertambah jumlahnya,
tetapi gembalanya sedikit, Untuk itu saya minta kepada anak-anak muda yang
punya panggilan untuk menjadi pastor, frater, bruder dan suster supaya dari
sekarag panggilannya dipelihara. Saya juga minta kepada orang tua, kalau ada
putera puterinya yang punya panggilan untuk menjadi pelayan tuhan supaya
diberikan motivasi, jangan takut bapak ibu kalau ada anak anak yang mau jadi
pastor, bruder dan suster. Jangan dilarang, relakan mereka untuk memilih
panggilan hidupnya sebagai pelayan tuhan,” pintanya.
Orang nomor satu di Bumi Lawang Kuari ini juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dari tiga suster yang menyatakan
kaul pertama ini.
“Semoga lahir suster-suster yang lain lagi dalam karya dan
pelayanan kasih,” pinta Bupati.
Sementara itu provinsial suster pasionis provinsi santo
yosep Indonesia, suster Helena Inca, CP
dalam sambutannya mengatan untuk jaman sekarang ini tidak gampang
menyerahkan anak kepada tuhan untuk menjadi pelayan tuhan, untuk itu agar umat
memberikan doa terhadap panggilan para biarawan maupun biarawati.
“Hari ini bertambah tiga orang suster. Jaman ini tidak gampang menyerahkan anak kepada tuhan untuk menjadi pelayan tuhan. Untuk itu kami mohon doa kepada umat untuk selalu mendoakan para suster. Panggilan berawal dari keluarga. Untuk itu kami berterima kasih kepada orang tua yang telah menyerahkan anak-anaknya kepada konggregasi pasionis,” pungkas suster.
Setelah misa syukur serah setia seumur hidup kelima orang suster ini, dilanjutkan dengan ramah tamah bersama uskup, Bupati, para suster, undangan dan keluarga di aula susteran Pasionis Jalan Rawak Sekadau Hilir. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini