5 orang Suster Pasionis Ucapkan Kaul Dihadapan Uskup

KalbarOnline, Sekadau – Sebanyak 5 (lima) orang suster Kongregasi Pasionis Santo Paulus dari Salib mengucapkan kaul pertama dan kaul kekal dihadapan Uskup Keuskupan Sanggau Mgr. Yulius Mencucini, CP. Pengucapan kaul pertama dan kaul kekal kelima orang suster Pasionis ini dilaksanakan di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Sekadau, Sabtu (19/8), pekan kemarin.

Kelima orang suster Pasionis yang mengucapkan kaul ini adalah 2 (dua) diantaranya mengucapkan profesi pertama (kaul pertama) yakni Suster Maria Goreti, CP dan Suster Gabriela Bria Nakak, CP sementara 3 (tiga) diantaranya mengucapkan kaul kekal yakni Suster Kornelia Kornelin, CP, Suster Tropiana Meri Diana, CP dan Suster Edit Yulitri, CP.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Perayaan misa syukur pengikraran kelima orang suster Pasionis ini dihadiri oleh Bupati Sekadau Rupinus, SH, M.Si dan Wakil Bupati Sekadau Aloysius, SH, M.Si beserta isterinya Ny. Vixtima Heri Supriytanti Aloysius, A.Md.

Ikut hadir juga dalam perayaan misa ini Simon Petrus, S.Sos, M.Si, mantan Bupati Sekadau periode 2005-2015 serta keluarga dari masing-masing suster yang menerimakan kaul pertama dan kaul kekal. Tidak kurang dari 1000 umat katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Sekadau ikut hadir menyaksikan misa syukur pengikraran kaul pertama dan kaul kekal kelima orang suster pasionis ini.

Perayaan serah setia seumur hidup kelima orang suster ini dipimpin langsung oleh uskup keuskupan Sanggau Mgr. Yulius Mencucini, CP bersama 10 orang pastor termasuk perwakilan Provinsisial Konggregasi Pasionis Pastor Markus, Adu, CP dan Pastor Kepala Paroki Santo Petrus dan Paulus Sekadau Pastor Kristianaus, CP.

Baca Juga :  Rupinus-Aloysius Resmi Daftarkan Diri ke KPU Sekadau

Dalam homilinya, Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus menegaskan kembali hakikat hidup bhakti sebagai suster biarawati.

“Suster yang mengikrarkan Kaul pertama maupun kaul kekal harus tetap hidup dan bersama dengan Yesus. Menjadi biarawati berarti harus siap menjadi pendoa. Panggilan biarawati bukan untuk miskin, bukan untuk mewartakan buka juga sebagai pendidik, melainkan panggilan untuk kudus seperti yesus. Karena hanya dalam kekudusan   bisa bertemu dengan yesus,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan uskup asal Italia ini, menjadi biarawan biarawati berarti harus rela memikul salib Yesus dengan gembira dan berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia. “Peristiwa yang terjadi hari ini adalah atas kesedian dan keberhasilan suster yang menerima kaul pertama maupun kaul kekal,” ujar uskup.

Dijelaskan uskup, kaul adalah janji sukarela kepada Allah, untuk melaksanakan suatu tindakan yang lebih sempurna. Kaul juga merupakan dasar hidup membiara yang disahkan oleh Gereja, di mana para anggota yang terhimpun dalam suatu komunitas religius memutuskan untuk memperjuangkan kesempurnaan lewat sarana-sarana ketiga kaul religius, yakni kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan.

“Kaul kekal ini bisa menjadi lebih mudah apabila dijalani dengan kerelaan, suka cita dan riang gembira. Kebersatuan dengan Yesus dalam ketekunan doa pasti hidup dan karya kerasulan anda akan berbuah,” tandasnya.

Baca Juga :  Ngopi Bareng Masyarakat, Wabup Ajak Warga Gelorakan Semangat Gotong Royong

Dalam homilinya itu juga uskup mengajak umat katolik untuk senantiasa mendoakan panggilan biarawan biarawati agar mereka tetap semangat memenuhi pangilan hidup yang telah mereka pilih untuk menjadi pelayan tuhan.

Sementara itu Bupati Sekadau Rupinus, SH, M.Si menyampaikan provisiat kepada kelima orang suster pasionis yang telah menerimakan kaul pertama dan kaul kekal.

“Sekarang ini umat Katolik semakin bertambah jumlahnya, tetapi gembalanya sedikit, Untuk itu saya minta kepada anak anak muda yang punya panggilan untuk menjadi pastor, frater, bruder dan suster supaya dari sekarag panggilannya dipelihara. Dan saya juga minta kepada orang tua, kalau ada putera puterinya yang punya panggilan untuk menjadi pelayan tuhan supaya diberikan motivasi, jangan takut bapak ibu kalau ada anak anak yang mau jadi pastor, bruder dan suster. Jangan dilarang, relakan mereka untuk memilih panggilan hidupnya sebagai pelayan tuhan,” pinta orang nomor satu di bumi lawang kuari ini.

Setelah misa syukur serah setia seumur hidup kelima orang suster ini, dilanjutkan dengan ramah tamah bersama bapak uskup, bupati, para suster, undangan dan keluarga di aula susteran Pasionis Jalan Rawak Sekadau Hilir. (Hs/Mus)

Comment