Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 25 Agustus 2019 |
Bagikan tablet tambah
darah untuk siswi SMP dan SMA
KalbarOnline,
Pontianak – Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia,
mendorong Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk mengkampanyekan cegah anemia
pada remaja putri di Kota Pontianak. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
2018, diketahui prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 48,9
persen. Salah satu kontribusi yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah
terjadinya kondisi anemia pada saat usia remaja.
“Untuk itulah kami merasa pentingnya kampanye cegah anemia
ini sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting akibat anemia pada ibu hamil
serta meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia,” ujar Ketua Panitia
Kampanye Cegah Anemia pada Remaja Putri, Trisnawati di Hotel Grand Mahkota,
Sabtu (24/8/2019).
Kasus anemia, lanjutnya, dapat berdampak pada masalah
stunting di Kota Pontianak. Berdasarkan hasil kegiatan dari pemeriksaan Hb
darah pada remaja putri yang dilakukan
petugas puskesmas di Kota Pontianak, menunjukkan prevalensi anemia
remaja putri di Kota Pontianak sebesar 4 persen.
“Dampak terjadinya anemia pada remaja putri dapat
menyebabkan beberapa hal seperti menurunnya prestasi belajar, terjadinya anemia
pada saat kehamilan dapat beresiko pada kematian ibu dan bayi serta berdampak
pada berat bayi rendah,” ungkapnya.
Trisnawati menambahkan, sebagai langkah upaya mengatasi
masalah anemia pada remaja putri ini, Dinas Kesehatan Kota Pontianak melakukan
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di sekolah. Menurutnya,
pemberian tablet tambah darah tersebut sudah dilaksanakan lebih kurang dua
tahun. Untuk tahun 2019 target yang akan dicapai pemberian tablet tambah darah
adalah sebesar 30 persen. Atau sekitar 11.866 anak remaja putri SMP dan SMA
se-Kota Pontianak yang akan kita intervensi untuk pemberian tablet tambah
darah.
“Sebagai bentuk advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi
di sekolah, maka Dinas Kesehatan Kota Pontianak pada hari ini melakukan
kampanye cegah anemia pada remaja putri,” tutur dia.
Peserta kampanye adalah perwakilan puskesmas, pembina UKS
tingkat kota dan kecamatan se-Kota Pontianak, TP PKK Kota Pontianak, anak-anak
didik SMP dan SMA se-Kota Pontianak, Forum Anak dan Posyandu Remaja di 29
kelurahan yang ada di Kota Pontianak.
“Seluruhnya berjumlah sekitar 400 orang,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq
Handanu menerangkan, anemia merupakan satu diantara faktor resiko timbulnya
angka kematian ibu hamil karena pendarahan, keguguran dan terjadinya stunting.
Anemia pada ibu hamil angkanya cukup tinggi, di angka nasional sekitar 48 persen.
“Dan itu salah satu faktor yang harus diatasi, dimana ketika
pada usia remaja harus sudah ditangani,” ucapnya.
Apabila tidak dicegah sejak masa remaja, dikuatirkan saat
menikah nanti dan mengandung, anemia yang dideritanya akan terus berlanjut.
Diakuinya, anemia pada remaja putri masih cukup tinggi dan salah satu
pencegahannya adalah dengan minum tablet penambah darah sepekan sekali.
“Kita terus mengadvokasi pada sekolah-sekolah untuk
bersama-sama memberikan kesadaran pada semua pihak agar mereka mau meminum
tablet penambah darah cukup sepekan sekali,” papar Sidiq.
Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Kamtono
menyatakan apresiasinya terhadap kampanye cegah anemia di kalangan remaja putri
yang digelar Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Terlebih prevalensi anemia di
Indonesia cukup tinggi.
“Artinya anemia ini penyakit yang tidak bisa dianggap sepele
dan efek jangka panjangnya itu bisa menyebabkan pada saat ibu hamil bisa
kekurangan gizi dan bayi yang dilahirkan prematur dan berat badannya rendah,” terangnya.
Dampak anemia, kata Yanieta, sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia, salah satunya menyebabkan stunting pada anak. Anemia yang terjadi pada remaja putri ini karena mereka mengalami menstruasi, sehingga kekurangan zat besi. Untuk itu, makanannya diatur yang bergizi dan juga asupan tablet tambah darah sebagai suplemen.
“Kami dari TP PKK Kota Pontianak beserta seluruh kader untuk turun mensosialisasikan ini,” pungkasnya. (my/humpro)
Bagikan tablet tambah
darah untuk siswi SMP dan SMA
KalbarOnline,
Pontianak – Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia,
mendorong Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk mengkampanyekan cegah anemia
pada remaja putri di Kota Pontianak. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
2018, diketahui prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebanyak 48,9
persen. Salah satu kontribusi yang menyebabkan anemia pada ibu hamil adalah
terjadinya kondisi anemia pada saat usia remaja.
“Untuk itulah kami merasa pentingnya kampanye cegah anemia
ini sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting akibat anemia pada ibu hamil
serta meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia,” ujar Ketua Panitia
Kampanye Cegah Anemia pada Remaja Putri, Trisnawati di Hotel Grand Mahkota,
Sabtu (24/8/2019).
Kasus anemia, lanjutnya, dapat berdampak pada masalah
stunting di Kota Pontianak. Berdasarkan hasil kegiatan dari pemeriksaan Hb
darah pada remaja putri yang dilakukan
petugas puskesmas di Kota Pontianak, menunjukkan prevalensi anemia
remaja putri di Kota Pontianak sebesar 4 persen.
“Dampak terjadinya anemia pada remaja putri dapat
menyebabkan beberapa hal seperti menurunnya prestasi belajar, terjadinya anemia
pada saat kehamilan dapat beresiko pada kematian ibu dan bayi serta berdampak
pada berat bayi rendah,” ungkapnya.
Trisnawati menambahkan, sebagai langkah upaya mengatasi
masalah anemia pada remaja putri ini, Dinas Kesehatan Kota Pontianak melakukan
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di sekolah. Menurutnya,
pemberian tablet tambah darah tersebut sudah dilaksanakan lebih kurang dua
tahun. Untuk tahun 2019 target yang akan dicapai pemberian tablet tambah darah
adalah sebesar 30 persen. Atau sekitar 11.866 anak remaja putri SMP dan SMA
se-Kota Pontianak yang akan kita intervensi untuk pemberian tablet tambah
darah.
“Sebagai bentuk advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi
di sekolah, maka Dinas Kesehatan Kota Pontianak pada hari ini melakukan
kampanye cegah anemia pada remaja putri,” tutur dia.
Peserta kampanye adalah perwakilan puskesmas, pembina UKS
tingkat kota dan kecamatan se-Kota Pontianak, TP PKK Kota Pontianak, anak-anak
didik SMP dan SMA se-Kota Pontianak, Forum Anak dan Posyandu Remaja di 29
kelurahan yang ada di Kota Pontianak.
“Seluruhnya berjumlah sekitar 400 orang,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq
Handanu menerangkan, anemia merupakan satu diantara faktor resiko timbulnya
angka kematian ibu hamil karena pendarahan, keguguran dan terjadinya stunting.
Anemia pada ibu hamil angkanya cukup tinggi, di angka nasional sekitar 48 persen.
“Dan itu salah satu faktor yang harus diatasi, dimana ketika
pada usia remaja harus sudah ditangani,” ucapnya.
Apabila tidak dicegah sejak masa remaja, dikuatirkan saat
menikah nanti dan mengandung, anemia yang dideritanya akan terus berlanjut.
Diakuinya, anemia pada remaja putri masih cukup tinggi dan salah satu
pencegahannya adalah dengan minum tablet penambah darah sepekan sekali.
“Kita terus mengadvokasi pada sekolah-sekolah untuk
bersama-sama memberikan kesadaran pada semua pihak agar mereka mau meminum
tablet penambah darah cukup sepekan sekali,” papar Sidiq.
Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti Kamtono
menyatakan apresiasinya terhadap kampanye cegah anemia di kalangan remaja putri
yang digelar Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Terlebih prevalensi anemia di
Indonesia cukup tinggi.
“Artinya anemia ini penyakit yang tidak bisa dianggap sepele
dan efek jangka panjangnya itu bisa menyebabkan pada saat ibu hamil bisa
kekurangan gizi dan bayi yang dilahirkan prematur dan berat badannya rendah,” terangnya.
Dampak anemia, kata Yanieta, sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia, salah satunya menyebabkan stunting pada anak. Anemia yang terjadi pada remaja putri ini karena mereka mengalami menstruasi, sehingga kekurangan zat besi. Untuk itu, makanannya diatur yang bergizi dan juga asupan tablet tambah darah sebagai suplemen.
“Kami dari TP PKK Kota Pontianak beserta seluruh kader untuk turun mensosialisasikan ini,” pungkasnya. (my/humpro)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini