Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 17 Oktober 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Sintang, Ir. H. Zulkarnaen, M.Si memberikan kuliah umum dalam rangka peringatan
Hari Pangan Sedunia tahun 2019 yang mengusung tema ‘Pemanfaatan Teknologi untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Lokal’ yang dilangsungkan di Universitas Kapuas
Sintang, Rabu (16/10/2019).
Pada kesempatan itu, Zulkarnaen mengatakan, cita-cita
menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045 sangat
potensial untuk diwujudkan.
“Cita-cita ini berpotensi untuk diwujudkan dikarenakan
beberapa faktor, yaitu ekosistem tropis Indonesia yang memungkinkan kegiatan
pertanian dilakukan sepanjang tahun, adanya variasi genetik tumbuhan, serta
adanya aktivitas ekstensifikasi dan intensifikasi kegiatan pertanian dalam arti
luas,” ungkapnya.
“Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan
untuk mendukung era revolusi industri 4.0 adalah konsep pertanian cerdas yang
merujuk pada penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk optimalisasi
dan efisiensi sumber daya yang ada,” ungkap Zulkarnaen pada saat memberikan
kuliah umum.
Menurutnya, Teknologi baru di bidang pertanian mempunyai
peranan penting dalam ketahanan pangan di Indonesia, namun Teknologi itu
sendiri harus juga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja bagi para
petani dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Melalui teknologi itu petani diharapkan lebih mandiri dan
pendapatannya akan meningkat,” timpalnya.
Pada kesempatan itu pula, Zulkarnaen mengatakan, pertanian
berbasis iptek pada dasarnya adalah praktek pertanian yang mendasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah terbukti secara ilmiah dan meyakinkan
secara praktik empiris. Pertanian berbasis iptek ini harus memanfaatkan secara
integratif komponen ilmu pertanian, termasuk ilmu tanah, fisiologi, agronomi,
pemuliaan tanaman, pathologi, entomologi dan sebagainya.
“Teknik hidroponik dan airophonik adalah contoh pertanian
berbasis iptek,” tukasnya.
“Hasil penelitian yang sahih (valid) juga harus mendasari
pertanian berbasis iptek, Pertanian berbasis iptek yang telah berhasil di
negara-negara maju perlu menjadi acuan sistem pertanian Indonesia. Perlu
dibangun trust (kepercayaan) kepada ilmuwan pertanian,” tambah Zul.
Zulkarnaen mengatakan bahwa pupuk mineral, bahan organik,
mekanisasi, teknologi hemat air yang didukung oleh penggunaan varietas unggul
spesifik lokasi atau musim dan penggunaan pestisida atau herbisida secara
rasional, masih merupakan tulang punggung teknologi pertanian tanaman pangan.
“Namun saya tidak menyarankan penggunaan pestisida maupun
herbisida karena berbahaya bagi tubuh kita,” imbuhnya.
Pada akhir kuliah umum itu, Zulkarnaen menerima cinderamata
sebagai ucapan terima kasih oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Pertanian, Nining Sri
Sukasih, S.P.,M.A. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu mulai
tanggal 16 Oktober 2019 sampai dengan 17 Oktober ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Sintang, Ir. H. Zulkarnaen, M.Si memberikan kuliah umum dalam rangka peringatan
Hari Pangan Sedunia tahun 2019 yang mengusung tema ‘Pemanfaatan Teknologi untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Lokal’ yang dilangsungkan di Universitas Kapuas
Sintang, Rabu (16/10/2019).
Pada kesempatan itu, Zulkarnaen mengatakan, cita-cita
menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045 sangat
potensial untuk diwujudkan.
“Cita-cita ini berpotensi untuk diwujudkan dikarenakan
beberapa faktor, yaitu ekosistem tropis Indonesia yang memungkinkan kegiatan
pertanian dilakukan sepanjang tahun, adanya variasi genetik tumbuhan, serta
adanya aktivitas ekstensifikasi dan intensifikasi kegiatan pertanian dalam arti
luas,” ungkapnya.
“Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan
untuk mendukung era revolusi industri 4.0 adalah konsep pertanian cerdas yang
merujuk pada penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk optimalisasi
dan efisiensi sumber daya yang ada,” ungkap Zulkarnaen pada saat memberikan
kuliah umum.
Menurutnya, Teknologi baru di bidang pertanian mempunyai
peranan penting dalam ketahanan pangan di Indonesia, namun Teknologi itu
sendiri harus juga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja bagi para
petani dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.
“Melalui teknologi itu petani diharapkan lebih mandiri dan
pendapatannya akan meningkat,” timpalnya.
Pada kesempatan itu pula, Zulkarnaen mengatakan, pertanian
berbasis iptek pada dasarnya adalah praktek pertanian yang mendasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah terbukti secara ilmiah dan meyakinkan
secara praktik empiris. Pertanian berbasis iptek ini harus memanfaatkan secara
integratif komponen ilmu pertanian, termasuk ilmu tanah, fisiologi, agronomi,
pemuliaan tanaman, pathologi, entomologi dan sebagainya.
“Teknik hidroponik dan airophonik adalah contoh pertanian
berbasis iptek,” tukasnya.
“Hasil penelitian yang sahih (valid) juga harus mendasari
pertanian berbasis iptek, Pertanian berbasis iptek yang telah berhasil di
negara-negara maju perlu menjadi acuan sistem pertanian Indonesia. Perlu
dibangun trust (kepercayaan) kepada ilmuwan pertanian,” tambah Zul.
Zulkarnaen mengatakan bahwa pupuk mineral, bahan organik,
mekanisasi, teknologi hemat air yang didukung oleh penggunaan varietas unggul
spesifik lokasi atau musim dan penggunaan pestisida atau herbisida secara
rasional, masih merupakan tulang punggung teknologi pertanian tanaman pangan.
“Namun saya tidak menyarankan penggunaan pestisida maupun
herbisida karena berbahaya bagi tubuh kita,” imbuhnya.
Pada akhir kuliah umum itu, Zulkarnaen menerima cinderamata
sebagai ucapan terima kasih oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Pertanian, Nining Sri
Sukasih, S.P.,M.A. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu mulai
tanggal 16 Oktober 2019 sampai dengan 17 Oktober ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini