Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 19 Oktober 2019 |
Lebih dari 6.500
Peserta Khataman Massal
KalbarOnline,
Pontianak – Lebih dari 6.500 peserta Khataman Massal memadati Masjid Raya
Mujahidin, Sabtu (19/10/2019). Peserta yang sebagian besar berasal dari
siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta anggota
Majelis Taklim se-Kota Pontianak mengikuti prosesi khataman massal dengan
membaca Surah At Takasur dan An Naas. Lantunan ayat suci Alquran menggema di
Masjid Raya Mujahidin tatkala seluruh peserta membaca ayat-ayat tersebut secara
bersamaan.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi
antusias para peserta Khataman Massal yang rutin digelar setiap tahun menyambut
Hari Jadi Kota Pontianak. Ia berharap melalui kegiatan ini, umat Muslim yang
ada di Kota Pontianak tidak ada lagi yang buta huruf dalam membaca Alquran.

"Semuanya bisa membaca Alquran sebagai kitab suci yang
menjadi pedoman untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,"
ujarnya.
Apabila hal ini bisa terwujud, Edi meyakini semua yang
terkandung dalam Alquran tentang kebaikan, budi pekerti, bagaimana sopan santun
dengan orang tua dan sebagainya akan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurutnya, khataman massal ini menjadi kegiatan rutin
dengan harapan anak-anak atau siswa tidak hanya khatam sekali seumur hidupnya,
tetapi berkali-kali. Ke depan, Edi berharap tidak ada lagi ditemukan ada anak
di Kota Pontianak yang belum bisa membaca Alquran.
"Kita akan memberi kemudahan bagi anak-anak yang
mengantongi sertifikat khatam Alquran untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi," ungkapnya.
Apalagi, sambung dia, kalau anak sudah pada tingkatan hafiz,
kemudahan dan kelebihan akan mereka terima. Misalnya, beasiswa atau mereka
berhak memilih sekolah mana yang mereka inginkan sebagai bentuk motivasi
terhadap siswa tersebut.
"Para pelajar yang beragama Islam harus khatam Alquran.
Sehingga Alquran tidak menjadi pajangan, tetapi dibaca, dipahami dan
diamalkan," ucap Edi.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota
Pontianak, Mulyadi menuturkan, Khataman Massal tahun ini memang jumlahnya tidak
sebanyak tahun lalu yang mencapai 28 ribu peserta hingga berhasil memecahkan
Rekor MURI.
"Tahun ini memang kita batasi karena kapasitas masjid
terbatas. Ini pun sudah cukup membludak pesertanya," jelasnya.
Sebelumnya, pihaknya juga telah menggelar beberapa lomba
dalam rangka pembinaan bagi anak-anak dalam memahami isi kandungan Alquran.
Diantaranya, lomba adzan yang diikuti 236 peserta, Lomba Dai Cilik 48 peserta
dan Lomba Imlak 57 peserta. Peserta berasal dari berbagai sekolah, baik sekolah
umum maupun sekolah berbasis keagamaan. Hasilnya, tidak sedikit pemenang
berasal dari sekolah umum atau bukan dari sekolah berbasis keagamaan.
"Ini juga sebagai indikator bahwa pembinaan keagamaan
itu di sekolah-sekolah negeri yang bukan berbasis keagamaan sudah
berjalan," sebutnya.
Mulyadi menambahkan, LPTQ senantiasa melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yang digelar pihaknya. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pembinaan keagamaan di masyarakat juga gencar digalakkan. Seperti halnya upaya
mencetak generasi Qurani, berbagai pusat pelatihan dibuka untuk masyarakat
meningkatkan kapasitasnya. Di Pontianak Timur ada Pusat Pelatihan Tahfiz dan
Pontianak Utara juga ada pusat pelatihan khusus tuna netra.
"Kita fokus pada tilawah dan tahfiz, meskipun
cabang-cabang lainnya juga menjadi perhatian kita," pungkasnya. (jim)
Lebih dari 6.500
Peserta Khataman Massal
KalbarOnline,
Pontianak – Lebih dari 6.500 peserta Khataman Massal memadati Masjid Raya
Mujahidin, Sabtu (19/10/2019). Peserta yang sebagian besar berasal dari
siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta anggota
Majelis Taklim se-Kota Pontianak mengikuti prosesi khataman massal dengan
membaca Surah At Takasur dan An Naas. Lantunan ayat suci Alquran menggema di
Masjid Raya Mujahidin tatkala seluruh peserta membaca ayat-ayat tersebut secara
bersamaan.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi
antusias para peserta Khataman Massal yang rutin digelar setiap tahun menyambut
Hari Jadi Kota Pontianak. Ia berharap melalui kegiatan ini, umat Muslim yang
ada di Kota Pontianak tidak ada lagi yang buta huruf dalam membaca Alquran.

"Semuanya bisa membaca Alquran sebagai kitab suci yang
menjadi pedoman untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,"
ujarnya.
Apabila hal ini bisa terwujud, Edi meyakini semua yang
terkandung dalam Alquran tentang kebaikan, budi pekerti, bagaimana sopan santun
dengan orang tua dan sebagainya akan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurutnya, khataman massal ini menjadi kegiatan rutin
dengan harapan anak-anak atau siswa tidak hanya khatam sekali seumur hidupnya,
tetapi berkali-kali. Ke depan, Edi berharap tidak ada lagi ditemukan ada anak
di Kota Pontianak yang belum bisa membaca Alquran.
"Kita akan memberi kemudahan bagi anak-anak yang
mengantongi sertifikat khatam Alquran untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi," ungkapnya.
Apalagi, sambung dia, kalau anak sudah pada tingkatan hafiz,
kemudahan dan kelebihan akan mereka terima. Misalnya, beasiswa atau mereka
berhak memilih sekolah mana yang mereka inginkan sebagai bentuk motivasi
terhadap siswa tersebut.
"Para pelajar yang beragama Islam harus khatam Alquran.
Sehingga Alquran tidak menjadi pajangan, tetapi dibaca, dipahami dan
diamalkan," ucap Edi.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota
Pontianak, Mulyadi menuturkan, Khataman Massal tahun ini memang jumlahnya tidak
sebanyak tahun lalu yang mencapai 28 ribu peserta hingga berhasil memecahkan
Rekor MURI.
"Tahun ini memang kita batasi karena kapasitas masjid
terbatas. Ini pun sudah cukup membludak pesertanya," jelasnya.
Sebelumnya, pihaknya juga telah menggelar beberapa lomba
dalam rangka pembinaan bagi anak-anak dalam memahami isi kandungan Alquran.
Diantaranya, lomba adzan yang diikuti 236 peserta, Lomba Dai Cilik 48 peserta
dan Lomba Imlak 57 peserta. Peserta berasal dari berbagai sekolah, baik sekolah
umum maupun sekolah berbasis keagamaan. Hasilnya, tidak sedikit pemenang
berasal dari sekolah umum atau bukan dari sekolah berbasis keagamaan.
"Ini juga sebagai indikator bahwa pembinaan keagamaan
itu di sekolah-sekolah negeri yang bukan berbasis keagamaan sudah
berjalan," sebutnya.
Mulyadi menambahkan, LPTQ senantiasa melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yang digelar pihaknya. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pembinaan keagamaan di masyarakat juga gencar digalakkan. Seperti halnya upaya
mencetak generasi Qurani, berbagai pusat pelatihan dibuka untuk masyarakat
meningkatkan kapasitasnya. Di Pontianak Timur ada Pusat Pelatihan Tahfiz dan
Pontianak Utara juga ada pusat pelatihan khusus tuna netra.
"Kita fokus pada tilawah dan tahfiz, meskipun
cabang-cabang lainnya juga menjadi perhatian kita," pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini