Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 24 Oktober 2019 |
KalbarOnline, Sekadau
– Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Disperindagkop dan UKM), Hironimus bersama Dinas Pertanian dan Tim
Penggerak PKK Kabupaten Sekadau mengunjungi Desa Semabi yang merupakan lokasi penghasil
gula aren kedua di Kabupaten Sekadau, Rabu (23/10/2019). Kunjungan ini
dilakukan sebagai tindaklanjut dari permasalahan produksi dan pemasaran gula
aren di Desa Semabi.
Dalam kesempatan itu, Hironimus dan rombongan melakukan
dialog langsung dengan perajin gula aren di Desa Semabi. Selain itu, mereka
juga meninjau langsung lokasi pohon aren yang menjadi bahan utama gula aren
tersebut.
Diwawancarai usai kunjungannya, Hironimus menyampaikan bahwa
pihaknya akan melaksanakan pelatihan bagi para perajin aren pada November 2019
mendatang. Tak hanya itu, Disperindagkop dan UKM juga akan mengembangkan
pemanfaatan gula aren menjadi gula semut. Tak hanya itu, kata dia, pengemasan
produk gula aren asal Desa Semabi ini juga menjadi prioritas pada pelatihan
tersebut nantinya.
Selain itu, pihaknya juga ke depannya akan berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dalam hal pengadaan bibit aren.
“Kita juga akan adakan penyediaan bibit aren, dikebunkan dan
dipelihara. Sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal,” ungkapnya.
Menurut Hironimus hal terpenting yang tidak boleh dilupakan
ada adanya generasi penerus perajin gula aren tersebut.
“Yang penting regenerasi, yang muda kalau bisa melestarikan
jejak para perajin gula aren ini. Karena di kabupaten Sekadau hanya terdapat
dua desa yang menjadi penghasil gula aren yaitu di desa Semabi dan Nanga
Menterap. Kita komitmen untuk terus mendukung tidak hanya berupa materi tetapi
juga dukungan dan pelatihan,” tegasnya.
Dalam dialog yang dilakukan tersebut, mereka tak hanya membahas
masalah mengenai gula aren, beras hitam dan beras merah asal Semabi juga menjadi
topik dalam dialog tersebut. Menurut Hiro, Desa Semabi yang merupakan salah
satu desa penghasil durian di Kabupaten Sekadau itu hanya perlu berinovasi
dengan hasil perkebunan durian yang melimpah setiap tahunnya.
“Jadi tidak hanya dijual perbiji atau bahan bakunya. Bisa
saja dibuat produk keluarannya seperti dodol,” tukasnya.
Sedangkan untuk beras hitam dan beras merah, berdasarkan
penjelasan Ketua BUMDes Desa Semabi, Muksin, di tahun 2019 sudah ditanam 75
hektar untuk beras hitam dan beras merah.
Untuk pemasaran mereka juga ditangani oleh BUMDes. Sementara
Disperindagkop dan UKM hanya bertugas untuk mengarahkan sehingga akan terus
berkomunikasi guna membantu para petani. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau
– Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Disperindagkop dan UKM), Hironimus bersama Dinas Pertanian dan Tim
Penggerak PKK Kabupaten Sekadau mengunjungi Desa Semabi yang merupakan lokasi penghasil
gula aren kedua di Kabupaten Sekadau, Rabu (23/10/2019). Kunjungan ini
dilakukan sebagai tindaklanjut dari permasalahan produksi dan pemasaran gula
aren di Desa Semabi.
Dalam kesempatan itu, Hironimus dan rombongan melakukan
dialog langsung dengan perajin gula aren di Desa Semabi. Selain itu, mereka
juga meninjau langsung lokasi pohon aren yang menjadi bahan utama gula aren
tersebut.
Diwawancarai usai kunjungannya, Hironimus menyampaikan bahwa
pihaknya akan melaksanakan pelatihan bagi para perajin aren pada November 2019
mendatang. Tak hanya itu, Disperindagkop dan UKM juga akan mengembangkan
pemanfaatan gula aren menjadi gula semut. Tak hanya itu, kata dia, pengemasan
produk gula aren asal Desa Semabi ini juga menjadi prioritas pada pelatihan
tersebut nantinya.
Selain itu, pihaknya juga ke depannya akan berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dalam hal pengadaan bibit aren.
“Kita juga akan adakan penyediaan bibit aren, dikebunkan dan
dipelihara. Sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal,” ungkapnya.
Menurut Hironimus hal terpenting yang tidak boleh dilupakan
ada adanya generasi penerus perajin gula aren tersebut.
“Yang penting regenerasi, yang muda kalau bisa melestarikan
jejak para perajin gula aren ini. Karena di kabupaten Sekadau hanya terdapat
dua desa yang menjadi penghasil gula aren yaitu di desa Semabi dan Nanga
Menterap. Kita komitmen untuk terus mendukung tidak hanya berupa materi tetapi
juga dukungan dan pelatihan,” tegasnya.
Dalam dialog yang dilakukan tersebut, mereka tak hanya membahas
masalah mengenai gula aren, beras hitam dan beras merah asal Semabi juga menjadi
topik dalam dialog tersebut. Menurut Hiro, Desa Semabi yang merupakan salah
satu desa penghasil durian di Kabupaten Sekadau itu hanya perlu berinovasi
dengan hasil perkebunan durian yang melimpah setiap tahunnya.
“Jadi tidak hanya dijual perbiji atau bahan bakunya. Bisa
saja dibuat produk keluarannya seperti dodol,” tukasnya.
Sedangkan untuk beras hitam dan beras merah, berdasarkan
penjelasan Ketua BUMDes Desa Semabi, Muksin, di tahun 2019 sudah ditanam 75
hektar untuk beras hitam dan beras merah.
Untuk pemasaran mereka juga ditangani oleh BUMDes. Sementara
Disperindagkop dan UKM hanya bertugas untuk mengarahkan sehingga akan terus
berkomunikasi guna membantu para petani. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini