KalbarOnline, Kubu Raya – Tantangan Indonesia saat ini tak hanya berasal dari luar, tapi juga dari dalam. Bahkan ancaman internal dinilai lebih berbahaya bagi eksistensi negara.
“Sekarang kita di Indonesia memiliki ancaman internal, yakni intoleran dan radikalisme,” ujar Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo saat menjadi pemateri pada kegiatan diskusi ‘Ngobrol Pancasila dan Kepemudaan’ di Kafé Belingkaan Jalan S. Parman Pontianak, belum lama ini.
Terkait hal itu, Sujiwo menyebut, pentingnya menjaga empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bineka Tunggal Ika dan NKRI. Secara khusus ia menyebut Pancasila sebagai salah satu kunci pemersatu bangsa yang wajib dijaga.
“Jika Pancasila utuh, maka utuhlah Indonesia,” sebutnya.
Sujiwo menyatakan, kemerdekaan Indonesia tidak diperjuangkan hanya oleh kelompok tertentu. Momentum Sumpah Pemuda pada 1928 silam membuktikan bahwa seluruh pemuda dari berbagai latar belakang ikut andil menjaga eksistensi Indonesia. Karena itu, dirinya mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyudahi perbincangan tentang perbedaan suku, agama, ras dan golongan.
“Peran pemuda saat ini adalah terus merapatkan persatuan untuk mempertahankan NKRI. Saat ini kelompok-kelompok intoleran dan radikalisme telah mulai masuk ke kampus-kampus. Ini perlu kita antisipasi,” tegasnya.
Sujiwo menilai slogan ‘Jas Merah’ sebagai akronim dari ‘Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah’ sangat aktual. Sama dengan pernyataan tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara tentang bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Dan para pahlawan, terang Jiwo, tak lain adalah para pemuda. Di mana punya peran luar biasa terhadap sejarah perjuangan bangsa hingga proses kemerdekaan.
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” tukasnya mengutip ucapan fenomenal Bung Karno.
Kegiatan diskusi yang mengusung tema ‘Menyongsong Satu Abad Sumpah Pemuda Menuju Indonesia Dicita-citakan’ digelar oleh empat organisasi kemahasiswaan. Yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalbar, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pontianak, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalbar, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kalbar. Diskusi digelar terkait peringatan Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019.
Ketua Umum GMNI Pontianak, Rival Aqma Rianda mengatakan, para pemuda punya mimpi yang sama khususnya untuk perubahan Kalimantan Barat.
“Saya berharap melalui diskusi ini dapat membuahkan ide-ide untuk memajukan daerah kita. Agar mampu memberikan rekomendasi khusus untuk Kalimantan Barat yang lebih baik lagi,” harapnya. (ian)
Comment