Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 15 Januari 2020 |
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berharap bantuan teknis
dari Bank Dunia berupa Program Ketangguhan Kota terhadap banjir menjadi solusi
dalam menangani masalah genangan yang terjadi di Kota Pontianak.
“Kami berharap desain dari konsultan yang ditunjuk oleh Bank
Dunia ini bisa menjadi salah satu solusi dalam jangka pendek untuk mengatasi
terutama masalah penanganan parit-parit yang ada di Kota Pontianak, termasuk
ruang terbuka hijau (RTH),” ujarnya saat membuka lokakarya kunjungan teknis
program ketangguhan kota terhadap banjir di Hotel Harris Pontianak, Rabu (15/1/2020).
Bank Dunia memberikan bantuan teknis melalui program
ketangguhan kota terhadap banjir dengan menunjuk konsultan Deltares dari
Belanda. Pada kunjungan tim teknis ini, juga melibatkan Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta
stakeholder.
Edi menyebut, langkah yang dilakukan adalah penataan suatu
kawasan yang komprehensif dan penataan jaringan drainase di Kota Pontianak.
Baik itu drainase primer, sekunder dan tersiernya, yang akan disinergikan
dengan program pemerintah pusat, provinsi dan kota.
“Kolaborasi antara pemerintah pusat, terutama Balai Besar
Sungai Kapuas dengan pemerintah daerah
juga ikut membantu fungsi dari Sungai Kapuas sehingga tidak ada lagi genangan
di wilayah Kota Pontianak,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa kawasan yang akan dibangun
taman-taman atau RTH sebagai resapan sementara. Dengan pembangunan kawasan
tersebut diharapkan bisa menjadi pilot project sebagai kawasan tangguh terhadap
rawan genangan atau banjir.
Ia menilai wilayah Kota Pontianak belum masuk dalam kategori
banjir, tetapi masih merupakan genangan. Diakuinya, hal itu terjadi lantaran
letak geografis kota ini persis terbelah oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Kondisi dataran rendah atau flat menyebabkan terjadinya genangan yang
diakibatkan air pasang yang tinggi. Hampir 65 persen kawasan kota tergenang
saat permukaan air pasang tinggi. Hal itu diperparah saat terjadi hujan dengan
intensitas yang besar.
“Sehingga mengakibatkan genangan semakin meluas dan lebih
dalam,” ungkap Edi.
Dirinya berpendapat, banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya genangan di Kota Pontianak. Diantaranya adalah air pasang,
intensitas curah hujan yang tinggi dan fungsi drainase. Parit yang ada saat ini
menanggung beban berat akibat ekspansi dari bangunan-bangunan yang ada. Bahkan
ada yang berdiri di badan parit. Oleh sebab itu, pihaknya secara bertahap
melakukan normalisasi dengan mempertahankan penampang basah berupa betonisasi
turap serta merelokasi bangunan-bangunan yang berada di badan parit.
“Pembangunan turap tetap dilanjutkan, tahun 2020 penurapan
di Parit Tokaya, Sungai Raya Dalam, Nipah Kuning Dalam, dan sebagian di kawasan
Pontianak Utara,” jelasnya.
Diakuinya, penurapan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Oleh sebab itu, pembangunan turap-turap primer dilakukan secara bertahap. Namun
untuk turap sekunder dan tersier, pihaknya mengalokasikan anggaran sekitar Rp60
miliar. Anggaran itu digunakan untuk pembangunan turap termasuk penataan trotoar
beserta pelebaran drainase.
“Pemeliharaan rutin dan berkalanya tetap kita lakukan.
Normalisasi rutin dan berkala kurang lebih sekitar Rp18 miliar,” pungkasnya. (jim)
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berharap bantuan teknis
dari Bank Dunia berupa Program Ketangguhan Kota terhadap banjir menjadi solusi
dalam menangani masalah genangan yang terjadi di Kota Pontianak.
“Kami berharap desain dari konsultan yang ditunjuk oleh Bank
Dunia ini bisa menjadi salah satu solusi dalam jangka pendek untuk mengatasi
terutama masalah penanganan parit-parit yang ada di Kota Pontianak, termasuk
ruang terbuka hijau (RTH),” ujarnya saat membuka lokakarya kunjungan teknis
program ketangguhan kota terhadap banjir di Hotel Harris Pontianak, Rabu (15/1/2020).
Bank Dunia memberikan bantuan teknis melalui program
ketangguhan kota terhadap banjir dengan menunjuk konsultan Deltares dari
Belanda. Pada kunjungan tim teknis ini, juga melibatkan Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta
stakeholder.
Edi menyebut, langkah yang dilakukan adalah penataan suatu
kawasan yang komprehensif dan penataan jaringan drainase di Kota Pontianak.
Baik itu drainase primer, sekunder dan tersiernya, yang akan disinergikan
dengan program pemerintah pusat, provinsi dan kota.
“Kolaborasi antara pemerintah pusat, terutama Balai Besar
Sungai Kapuas dengan pemerintah daerah
juga ikut membantu fungsi dari Sungai Kapuas sehingga tidak ada lagi genangan
di wilayah Kota Pontianak,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa kawasan yang akan dibangun
taman-taman atau RTH sebagai resapan sementara. Dengan pembangunan kawasan
tersebut diharapkan bisa menjadi pilot project sebagai kawasan tangguh terhadap
rawan genangan atau banjir.
Ia menilai wilayah Kota Pontianak belum masuk dalam kategori
banjir, tetapi masih merupakan genangan. Diakuinya, hal itu terjadi lantaran
letak geografis kota ini persis terbelah oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak.
Kondisi dataran rendah atau flat menyebabkan terjadinya genangan yang
diakibatkan air pasang yang tinggi. Hampir 65 persen kawasan kota tergenang
saat permukaan air pasang tinggi. Hal itu diperparah saat terjadi hujan dengan
intensitas yang besar.
“Sehingga mengakibatkan genangan semakin meluas dan lebih
dalam,” ungkap Edi.
Dirinya berpendapat, banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya genangan di Kota Pontianak. Diantaranya adalah air pasang,
intensitas curah hujan yang tinggi dan fungsi drainase. Parit yang ada saat ini
menanggung beban berat akibat ekspansi dari bangunan-bangunan yang ada. Bahkan
ada yang berdiri di badan parit. Oleh sebab itu, pihaknya secara bertahap
melakukan normalisasi dengan mempertahankan penampang basah berupa betonisasi
turap serta merelokasi bangunan-bangunan yang berada di badan parit.
“Pembangunan turap tetap dilanjutkan, tahun 2020 penurapan
di Parit Tokaya, Sungai Raya Dalam, Nipah Kuning Dalam, dan sebagian di kawasan
Pontianak Utara,” jelasnya.
Diakuinya, penurapan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Oleh sebab itu, pembangunan turap-turap primer dilakukan secara bertahap. Namun
untuk turap sekunder dan tersier, pihaknya mengalokasikan anggaran sekitar Rp60
miliar. Anggaran itu digunakan untuk pembangunan turap termasuk penataan trotoar
beserta pelebaran drainase.
“Pemeliharaan rutin dan berkalanya tetap kita lakukan.
Normalisasi rutin dan berkala kurang lebih sekitar Rp18 miliar,” pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini