KalbarOnline, Ketapang – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020 Aliansi Jurnalis Ketapang (AJK) menjadi guru dadakan dalam sebuah acara bertemakan “AJK Go To School Mengenal Jurnalisme, Melawan Hoax”.
Para jurnalis dari media televisi, cetak dan online yang bertugas di wilayah Kabupaten Ketapang mendatangi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Ketapang di Jalan Gatot Subroto, Desa Payak Kumang, Kecamatan Delta Pawan Ketapang pada, Selasa (11/2/2020) pagi.
Kegiatan diikuti kurang lebih 100 orang peserta tersebut bertujuan mengenalkan tentang jurnalistik dan perbedaan antara berita benar dengan berita bohong atau hoax. Sekaligus menginformasikan fenomena tentang penyebaran berita bohong serta akibatnya yang dapat terjerat sanksi pidana kepada para pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa.
Ketua AJK, Theo Bernadhi menyebut hal ini penting dilakukan karena generasi muda sangat rentan menjadi korban berita bohong akibat lajunya arus informasi digital. Sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus melalui berbagi sosialisasi mengenai pentingnya mengenal kebenaran informasi di media sosial.
“Pelajar merupakan bagian dari penikmat canggihnya arus informasi saat ini. Mereka perlu mendapat pemahaman agar mampu memilah mana saja berita yang perlu disebarluaskan,” katanya.
Theo sapaan akrabnya, juga menyebut kalau berita hoax adalah musuh bersama dan harus ditangkal sedini mungkin, sebab tidak sedikit masyarakat dirugikan atas maraknya berita hoax. AJK berkomitmen menjadi garda terdepan memerangi hoaks, khususnya di Ketapang.
“Lajunya arus informasi terkadang membuat kita lupa mencari kebenaran sebuah berita. Karenanya masyarakat harus cerdas, jangan mudah percaya dengan informasi yang sumbernya belum diketahui secara pasti,” ujarnya.
Ia menambahkan, tidak lama lagi Kabupaten Ketapang melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah. Menjelang momen itu, dirinya mengajak agar tidak menggunakan media sosial sebagai sarana menyebar isu yang bersifat provokatif bagi masyarakat.
“Mari sama-sama menggunakan media sosial dengan bijak. Kita harap menjelang Pilkada 2020 di Ketapang tidak ada akun-akun palsu yang sengaja membuat konflik untuk kepentingan masing-masing pihak,” tambahnya.
Sementara itu, Ahmad Sofi dalam materinya menyampaikan hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax biasanya informasi tidak memiliki sumber tetapi dibuat seolah-olah benar.
Adapun jenis jenis kabar hoax yang perlu diwaspadai diantaranya, hoax virus, hoax kirim pesan berantai melalui pengguna aktif aplikasi chatting WhatsApp atau BBM, hoax urban legend, hoax dapat hadiah gratis, hoax kisah menyedihkan dan pencemaran nama baik.
“Untuk mengidentifikasi mana berita hoax dan berita benar yakni, hati-hati dengan judul yang provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto dan ikut serta ke dalam group diskusi anti hoax,” papar Ahmad Sofi.
Pria yang akrab disapa Afi ini menyebutkan, ciri-ciri mendasar berita bohong atau hoax biasanya saat membaca informasi tersebut dapat menimbulkan kebencian terhadap orang lain atau kelompok tertentu.
“Kalau di media sosial sendiri, sering kali ditemui tentang adanya permintaan untuk memviralkan dengan kata ajakan. Oleh karenanya jika menemui kejadian dengan ciri yang sama perlu hati-hati,” tandasnya. (Adi LC)
Comment