Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 29 Februari 2020 |
Belum lama ini, Google dengan “gagah perkasa” bilang, mereka tetap berada dalam posisi “patuh” pada kebijakan larangan berbisnis dengan Huawei. Tapi eh, diam-diam si raksasa mesin pencari ini dikabarkan mengajukan ijin ke pemerintah AS. Mereka minta pengecualian agar bisa melanjutkan kerjasama dengan Huawei.
Kabar ini dihembuskan gsmarena.com, yang bilang Google tengah mengajukan permohonan pengecualian. Maklum, sejak berlakunya larangan berbisnis dengan Huawei berikut anak dan cucu perusahaannya pada Mei tahun lalu, semua perusahaan AS “haram” melakukan hubungan kerja dengan raksasa teknologi asal Cina itu.
Tadinya Google patuh, dan hingga kini masih patuh. Buktinya, smartphone-smartphone Huawei keluaran terbaru, tak lagi dihiasi layanan Google. Cuma, ternyata Microsoft yang notabene perusahaan AS juga, mendapat ijin pengecualian dari pemerintah (AS), sehingga mereka tetap bisa berbisnis dengan Huawei. Nah, Google juga mau dong, mendapat ijin pengecualian itu.
Wajar jika Google kepingin mendapat pengecualian. Huawei adalah mitra strategis bagi Huawei. Cuan yang didapat dari kerjasama dengan Huawei bernilai miliaran dolar. Pada 2018 lalu, Huawei belanja senilai US$11 miliar ke Google. Kehilangan peluang dapat duit sebesar itu –malah mungkin lebih banyak lagi—tentu bukan sesuatu yang bikin bahagia.
Bagi Huawei sendiri, kalau benar permohonan pengecualian itu dikabulkan, jelas bakal menyelesaikan pe-er berat mereka. Bolehlah Huawei bilang pelarangan yang dikeluarkan AS itu tak berpengaruh banyak. Boleh juga merasa pede dengan bilang, tak ada Google, Harmony pun jadi –Mereka menyiapkan sistem operasi sendiri pengganti Google.
Tapi, persoalan sistem operasi ini tidaklah sekadar membuang Google dan mengganti dengan Harmony. Berikutnya adalah eksosistemnya itu sendiri. Kita tahu, seberapa mengguritanya ekosistem yang dibangun Google pada platform mobile ini. Bahkan Blackberry dan Windows Mobile saja tak berdaya menghadapinya.
Butuh bertahun-tahun, dan juga investasi raksasa untuk membangun ekosistem pendukung sistem operasi baru itu. Meyakinkan para pengguna bahwa Harmony bisa menyediakan layanan yang sama enaknya dengan Google Service. Meyakinkan para developer aplikasi bahwa mencemplungkan aplikasi di Harmony sama menguntungkannya dengan Play Store.
Jadi memang sebaiknya Google bertaut jari kelingking lagilah dengan Huawei. Biar orang masih bisa menggunakan hape Huawei yang canggih-canggih itu, tanpa harus repot mengakali menginstal aplikasi bajakan. Soal ini, Google tegas bilang, jangan pernah mencoba mengunduh aplikasi macam begitu. Resikonya gede, Bro!
The post Google Minta Ijin Buat Kasih Lisensi (Lagi) ke Huawei appeared first on KalbarOnline.com.
Belum lama ini, Google dengan “gagah perkasa” bilang, mereka tetap berada dalam posisi “patuh” pada kebijakan larangan berbisnis dengan Huawei. Tapi eh, diam-diam si raksasa mesin pencari ini dikabarkan mengajukan ijin ke pemerintah AS. Mereka minta pengecualian agar bisa melanjutkan kerjasama dengan Huawei.
Kabar ini dihembuskan gsmarena.com, yang bilang Google tengah mengajukan permohonan pengecualian. Maklum, sejak berlakunya larangan berbisnis dengan Huawei berikut anak dan cucu perusahaannya pada Mei tahun lalu, semua perusahaan AS “haram” melakukan hubungan kerja dengan raksasa teknologi asal Cina itu.
Tadinya Google patuh, dan hingga kini masih patuh. Buktinya, smartphone-smartphone Huawei keluaran terbaru, tak lagi dihiasi layanan Google. Cuma, ternyata Microsoft yang notabene perusahaan AS juga, mendapat ijin pengecualian dari pemerintah (AS), sehingga mereka tetap bisa berbisnis dengan Huawei. Nah, Google juga mau dong, mendapat ijin pengecualian itu.
Wajar jika Google kepingin mendapat pengecualian. Huawei adalah mitra strategis bagi Huawei. Cuan yang didapat dari kerjasama dengan Huawei bernilai miliaran dolar. Pada 2018 lalu, Huawei belanja senilai US$11 miliar ke Google. Kehilangan peluang dapat duit sebesar itu –malah mungkin lebih banyak lagi—tentu bukan sesuatu yang bikin bahagia.
Bagi Huawei sendiri, kalau benar permohonan pengecualian itu dikabulkan, jelas bakal menyelesaikan pe-er berat mereka. Bolehlah Huawei bilang pelarangan yang dikeluarkan AS itu tak berpengaruh banyak. Boleh juga merasa pede dengan bilang, tak ada Google, Harmony pun jadi –Mereka menyiapkan sistem operasi sendiri pengganti Google.
Tapi, persoalan sistem operasi ini tidaklah sekadar membuang Google dan mengganti dengan Harmony. Berikutnya adalah eksosistemnya itu sendiri. Kita tahu, seberapa mengguritanya ekosistem yang dibangun Google pada platform mobile ini. Bahkan Blackberry dan Windows Mobile saja tak berdaya menghadapinya.
Butuh bertahun-tahun, dan juga investasi raksasa untuk membangun ekosistem pendukung sistem operasi baru itu. Meyakinkan para pengguna bahwa Harmony bisa menyediakan layanan yang sama enaknya dengan Google Service. Meyakinkan para developer aplikasi bahwa mencemplungkan aplikasi di Harmony sama menguntungkannya dengan Play Store.
Jadi memang sebaiknya Google bertaut jari kelingking lagilah dengan Huawei. Biar orang masih bisa menggunakan hape Huawei yang canggih-canggih itu, tanpa harus repot mengakali menginstal aplikasi bajakan. Soal ini, Google tegas bilang, jangan pernah mencoba mengunduh aplikasi macam begitu. Resikonya gede, Bro!
The post Google Minta Ijin Buat Kasih Lisensi (Lagi) ke Huawei appeared first on KalbarOnline.com.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini