KalbarOnline.com – Viral, sebuah video seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) dilecehkan ramai-ramai oleh temannya di media sosial. Video tersebut diduga terjadi di wilayah Sulawesi Utara (Sulut). Sebab, ada netizen yang mengatakan orang-orang di video itu bicara dengan logat Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Video yang viral itu berdurasi 26 detik. Dalam video yang tampak di dalam kelas itu, terlihat seseorang yang mengenakan seragam putih abu-abu dipegangi kaki dan tangannya oleh sejumlah orang. Organ intim si siswi dipegang-pegang, baik oleh pria maupun wanita yang memegangi kaki dan tangan si siswi.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Sulut melalui Kepala Bidang (Kabid) SMA Artuhur Tumipa mengatakan akan menindaklanjuti informasi yang disampaikan di media sosial terkait video itu.
“Kita akan menindaklanjuti dengan mengecek di setiap kepada-kepala cabang dinas, jadi kita ada empat cabang di Bolaang Mongondow, kita akan telusuri,” kata Arthur saat dikonfirmasi, Senin (9/2/2020).
Dinas Pendidikan Sulut akan mencari lokasi sekolah dan siswa-siswa yang ada di video itu. Perbuatan yang tergambar di dalam video itu tak bisa dibiarkan.
“Kalau dibiarkan bisa berbahaya, jadi kalau sudah tahu dari sekolah dan siswanya, kami akan tindak lanjuti. Ini perbuatan yang sangat tidak terpuji. Dan jika terjadi trauma kepada korban, kami akan minta pendampingan dari profesional,” ujar Arthur.
Arthur juga menegaskan Kepsek di sekolah tersebut bisa kena sanksi karena dianggap gagal dalam hal pengawasan.
“Jadi kinerja kepsek akan dinilai. Hal seperti ini sudah sering diingatkan ketika musyawarah kepala-kepala sekolah terkait hal seperti itu,” tegasnya.
Tak hanya Disdik Sulut, Polda Sulawesi Utara (Sulut) juga sedang menyelidiki video tersebut. tim siber dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sulut sedang melacak asal video tersebut.
“Saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Krimsus, oleh tim sibernya,” kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast.
Jules menuturkan pihaknya begerak lantaran peristiwa itu diduga terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Dugaan itu didasari bahasa para pelaku yang menggerayangi si korban, mirip bahasa daerah Bolaang Mongondow.
“Dari video itu kan terdengar ada yang berbicara. Bahasanya mirip bahasa sana. Tapi kami kan harus menyelidiki benar atau tidak, karena di video itu kurang terdengar jelas juga kata-katanya,” jelas Jules.[ab]
Comment