KalbarOnline.com – Dari Stasiun Balapan, tempat dia pernah mengamen di masa muda, Didi Kempot melangkah jauh. Lagunya berjudul nama stasiun kereta api di Solo, Jawa Tengah, itu menjadi pembuka jalan menuju begitu banyak kesuksesan.
Kini, sebagai bentuk penghormatan, di stasiun itu pula ada rencana monumen Didi Kempot ditempatkan. Terminal Tirtonadi juga menjadi kandidat. Seperti Stasiun Balapan, nama terminal di Solo itu juga diabadikan The Godfather of Broken Heart –julukan Didi Kempot– dalam salah satu karyanya.
’’Kami bicarakan dengan tokoh-tokoh seniman dan budayawan, sebaiknya (monumen Didi Kempot) ditempatkan di mana,’’ kata Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo kepada Jawa Pos Radar Solo.
Dukungan langsung datang dari orang nomor satu di pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. “Saya siap mencarikan donatur,” ucap Ganjar dalam wawancara melalui video call dengan Jawa Pos Radar Semarang.
Tapi, Ganjar menyebutkan, untuk mewujudkan, dibutuhkan orang yang mendesain patung dan rela membangunnya. Selain itu, Sobat Ambyar, lanjut Ganjar, bisa turut menyumbangkan dana.
Ganjar maupun Rudy, sapaan akrab Hadi Rudyatmo, telah lama berkawan akrab dengan maestro campursari yang berpulang pada 5 Mei lalu itu. Ganjar turut melayat langsung ke Ngawi saat Didi dimakamkan. Rudy juga turut membintangi klip video Ojo Mudik, single terakhir yang dirilis penyanyi kelahiran Solo 53 tahun silam tersebut.
Didi yang dikenal ramah dan bersahaja memang bersahabat tanpa pandang bulu. Dari pengamen sampai presiden. Popularitas tak pernah mencabutnya dari akar.
“Dia itu keluarga seniman. Bahkan, sebelum Mas Didi terkenal, saya sudah mengikutinya,” tutur Ganjar.
Didi, di mata Ganjar, menjadi ikon seniman yang mampu menembus batas dalam bermusik. Dedikasi dan semangatnya mengajarkan, seniman jangan menyerah. “Terus bergerak dan berkreasi. Soal rezeki, Allah yang menentukan, tapi jangan berhenti berkarya,” tuturnya.
Untuk menghormati sang sahabat, selain datang melayat dan dukungan untuk monumen, Ganjar mengajak Sobat Ambyar untuk tetap njoget di acara Tribute to Didi Kempot di Rumah Dinas Puri Gedeh, Semarang, sehari setelah kepergian Didi (6/5).
Panggung Kahanan Mositifi Covid-19 namanya. ’’Mas Didi menginspirasi saya dan para seniman nasional lain dengan konsep konser amal dari rumahnya di tengah pandemi korona yang sukses itu,’’ tegasnya.
Tribute serupa dihelat Pemkab Ngawi lewat “Konser Tombo Kangen in Memoriam Didi Kempot” pada Senin lalu (25/5). Di kota kecil di ujung barat Jawa Timur itu, Didi menghabiskan masa kecil hingga remaja. Keluarganya tinggal di sana, di sana pula dia dimakamkan.
Bupati Ngawi Budi “Kanang” Sulistyono juga dikenal dekat dengan Didi. Kanang pun ikut membintangi klip lagu Benteng Pendem yang berlatar salah satu destinasi wisata di Ngawi.
Pada dua pergelaran tribute itu, seniman lintas genre terlibat. Yang sekali lagi memperlihatkan luasnya rentang pengaruh dan persahabatan Didi Kempot.
Di Semarang, misalnya, bukan hanya seniman dangdut, ada pula musisi reggae, penari, hingga seniman teater yang unjuk kreasi. Pergelaran tersebut, kata Ganjar, dihelat secara gotong royong. Pengusaha persewaan sound system sampai pelukis Joko Susilo pun turut nyengkuyung (memberi semangat).
“Panggung Kahanan karena kahanan atau keadaan dunia seperti ini, kahanan seniman seperti ini dan kita gotong royong. Bagaimana menyikapi? Kita milih seperti ini, yang kata Mas Didi, harus tetap dijogeti meski patah hati,” kata Ganjar.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment