Sebagai salah satu fase perkembangan motorik kasar sebelum bisa berjalan, bayi akan merangkak. Nah, kalau biasanya bayi merangkak maju, si Kecil kok malah merangkak mundur? Apakah ada yang salah dengannya?
Merangkak Banyak Manfaatnya untuk si Kecil
Manusia diciptakan menjadi makhluk yang dinamis. Itulah kenapa kita dikaruniai tangan dan kaki. Hal ini pula yang mendasari fase merangkak, yang umum dikuasai bayi pada usia 8-10 bulan, menjadi tonggak pertama kebebasan si Kecil.
Dari yang sebelumnya ia tergantung penuh dengan bantuan Mums atau orang dewasa lainnya untuk berpindah, kini ia bisa menggunakan organ tubuhnya untuk bergerak dan berpindah.
Tak hanya itu, dilihat dari sisi perkembangan anak, manfaat merangkak juga membantu mengembangkan dan meningkatkan sistem vestibular atau keseimbangan, sistem sensorik, kognitif, keterampilan pemecahan masalah, dan koordinasi, meliputi:
- Bereksplorasi secara independen.
- Membangun kesadaran tubuh dalam sebuah ruang, sehingga ia tahu di mana ia berada dan bagaimana cara bermanuver di sekitar lingkungannya.
- Mengajari untuk memahami gerakan.
- Modal awal untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
- Melatih sisi kiri dan kanan tubuh agar berkoordinasi dengan baik.
- Melatih ketepatan kemampuan penglihatan untuk melihat kiri dan kanan.
- Meningkatkan saraf sensoriknya dengan merasakan berbagai tekstur saat merangkak, seperti marmer yang keras, karpet yang berbulu, atau playmat yang empuk.
Betapa hebat ya manfaat dari kemampuan yang satu ini? Tak hanya itu, merangkak adalah periode waktu pertama dan terpanjang yang akan dilakukan si Kecil dengan tangannya, Mums.
Dengan begitu, merangkak bermanfaat mengembangkan kekuatan dan stabilitas di pundaknya. Ini penting karena memungkinkan si Kecil untuk mengendalikan tangannya untuk menguasai keterampilan dasar, seperti:
- Makan sendiri.
- Mengenali warna.
- Bermain dengan mainan.
- Menulis.
- Mengenakan pakaian sendiri.
Baca juga: 5 Makanan yang Kaya Zat Besi untuk Mencegah Anemia
Bagaimana Jika si Kecil Merangkak Mundur?
Cara awal si Kecil untuk mulai merangkak bisa berbeda antara bayi satu dan lainnya. Ada yang mulai belajar merangkak dari posisi tengkurap setelah ia kehilangan keseimbangan dari posisi duduk. Ada pula yang mulai belajar merangkak ketika sedang duduk, lalu menyadari ia dapat mendorong tangannya ke lantai dan menggeser bagian bawah tubuhnya agar bisa bergerak.
Selain itu, tidak semua bayi akan merangkak pada saat bersamaan. Beberapa bayi terlihat mulai merangkak ketika memasuki usia 7 bulan, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu hampir 1 tahun.
Tak hanya usia, gaya merangkak pun bisa bervariasi. Beberapa bayi menggeser seluruh tubuhnya di lantai atau biasa disebut ngesot. Ada yang menggabungkan merangkak dengan memutar tubuh. Ada juga yang mengombinasikan merangkak dan duduk. Sebentar ia merangkak, sebentar ia duduk, lalu merangkak dan duduk lagi.
Lalu, kenapa ya si Kecil merangkak mundur? Para dokter anak memiliki beberapa kesimpulan terkait hal ini, yaitu:
1. Si Kecil lebih banyak menggunakan lengannya saat ia belajar untuk menopang tubuhnya. Ketergantungan pada lengannya ini cenderung menghasilkan gaya merangkak dengan gerakan mendorong ke depan, yang mana malah membuatnya mundur.
2. Si Kecil kurang terbiasa menggunakan kekuatan kakinya ketika ingin mengangkat tubuh setelah tengkurap atau tummy time.
3. Karena semua kekuatan difokuskan pada bagian atas tubuh, si Kecil masih perlu waktu untuk memahami mekanisme merangkak dan mulai mendorong tubuhnya ke depan dengan kaki.
4. Banyak ibu membiarkan bayi mereka beristirahat tengkurap dan mendorong menggunakan lengan mereka, untuk mengangkat diri dan menopang leher. Ini membuat tubuh bagian atas mengembangkan kekuatan yang dibutuhkan. Alhasil, umumnya bayi banyak bergantung pada tubuh bagian atas, bukan pada kaki.
Inti dari semua kesimpulan tersebut adalah bayi menggunakan cara termudah untuk membuatnya bergerak dan berpindah. Itulah mengapa, ia melakukan semua itu berdasarkan kemampuan yang ia kuasai. Cepat atau lambat dan dengan stimulasi yang tepat, kaki si Kecil pun semakin kuat dan gaya merangkaknya bisa membaik, kok.
Baca juga: Hati-hati, COVID-19 Bisa Memicu Diabetes!
Coba Benerin Gaya Merangkak si Kecil, yuk!
Merangkak merupakan tonggak penting untuk perkembangan keterampilan motoriknya. Walaupun para dokter tidak mempermasalahkan bagaimana gaya merangkak si Kecil, Mums tetap bisa mencoba beberapa cara ini untuk mengoreksi gaya merangkaknya. Berikut tipsnya:
1. Ajak bermain
Mums bisa mencoba bermain kejar-kejaran dengan si Kecil. Saat ia berusaha untuk menjauh dari Mums, perlahan ia menggunakan kakinya agar bisa bergerak lebih cepat. Atau, Mums juga bisa ajak ia menangkap mainan yang Mums lempar. Ketika melakukan ini, posisikan tubuh Mums sama tinggi dengan si Kecil agar ia merasa didampingi.
2. Ajak tummy time
Berbeda ketika ia masih berusia tummy time, ajari ia untuk menekuk kakinya dan bertumpu pada lutut saat ingin berbalik atau pindah.
3. Pancing dengan mainan
Memiliki mainan yang berbunyi, tak hanya bisa menghibur si Kecil, melainkan juga bisa Mums manfaatkan untuk memancingnya mendatangi Mums dengan menggerakkan kaki dan dibantu dengan tangan.
Memang butuh waktu agar si Kecil menguasai gaya merangkak yang ideal. Bahkan menurut psikolog Universitas New York, Karen E. Adolph, PhD., yang telah melakukan banyak penelitian tentang topik ini, kecepatan merangkak meningkat sebesar 720% setelah 20 minggu bayi dilatih. Selain itu, ukuran “langkah” merangkaknya pun meningkat hingga 265%. Dengan kata lain, dampingi terus si Kecil untuk merangkak ke depan dan bersiaplah melihat kemajuannya! (AS)
Baca juga: Tak Disangka! Ini 7 Sayuran Pelancar ASI Selain Daun Katuk
Referensi
Parents. Baby Crawling.
First Cry. Crawling Backward.
Today. When Baby Crawl?
Comment