Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 30 Oktober 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terpantau masih mengalami kenaikan hingga akhir Oktober 2023. Tercatat hingga minggu ke-43, angka kesakitan DBD di Kalbar sebanyak 4.304 kasus, dengan angka kematian 48 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Erna Yulianti menyebutkan, bertambahnya kasus DBD di Kalbar diakibatkan oleh musim hujan yang mulai melanda wilayah Kalbar. Kondisi tersebut dikatakannya secara tak langsung membuat populasi nyamuk aedes aegypti (penyebab utama DBD) meningkat.
"Terlebih di musim hujan seperti ini telur-telur (aedes aegypti) yang tadinya belum menetas, akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai terisi air hujan," terang Kadiskes Kalbar, Senin (30/10/2023).
Disamping itu, dirinya juga mengingatkan terkait belum tersedianya pengobatan yang spesifik untuk penanggulangan DBD, maka diperlukan adanya upaya pencegahan dan manajemen vektor yang efektif oleh masyarakat luas.
"Termasuk pula yang harus digencarkan peningkatan sistem surveilans dan respon cepat dalam mendeteksi dengue di layanan primer dan rumah sakit dalam menangani wabah, hingga penatalaksanaan kasus berkualitas, serta partisipasi dari masyarakat dan mitra yang berkesinambungan harus terus ditingkatkan," paparnya.
[caption id="attachment_139299" align="aligncenter" width="1600"]
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Erna Yulianti. (Foto: Indri)[/caption]
"Dan tak lupa peran pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi masalah dan mengantisipasi dampak DBD yang akan datang," timpalnya.
Lebih jauh Erna juga menyebut, tingginya angka kematian akibat DBD di Kalbar juga dilatarbelakangi penderita DBD yang datang dalam keadaan sudah parah ke fasilitas kesehatan (faskes), hal itu dikarenakan masih adanya masyarakat yang melakukan pengobatan alternatif.
Padahal menurut dia, Dinkes kabupaten dan kota sudah melakukan promosi kesehatan agar masyarakat mengenal gejala DBD dan segera datang ke fasyankes terdekat.
Merujuk pada berbagai hal tersebut, Erna turut mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, khususnya memasuki musim penghujan. Selain itu, dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melakukan upaya PSN 3M plus dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PBHS) dengan melakukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
"Gerakan 3M plus dapat dilakukan, yakni dengan Menguras tempat yang dijadikan penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas tak digunakan," terangnya.
"Serta 'plus' dalam hal penanganan DBD, yakni menggunakan obat anti nyamuk, menabur bubuk larvasida (abate), menggunakan kelambu, bisa juga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan lain sebagainya," pungkasnya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terpantau masih mengalami kenaikan hingga akhir Oktober 2023. Tercatat hingga minggu ke-43, angka kesakitan DBD di Kalbar sebanyak 4.304 kasus, dengan angka kematian 48 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Erna Yulianti menyebutkan, bertambahnya kasus DBD di Kalbar diakibatkan oleh musim hujan yang mulai melanda wilayah Kalbar. Kondisi tersebut dikatakannya secara tak langsung membuat populasi nyamuk aedes aegypti (penyebab utama DBD) meningkat.
"Terlebih di musim hujan seperti ini telur-telur (aedes aegypti) yang tadinya belum menetas, akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai terisi air hujan," terang Kadiskes Kalbar, Senin (30/10/2023).
Disamping itu, dirinya juga mengingatkan terkait belum tersedianya pengobatan yang spesifik untuk penanggulangan DBD, maka diperlukan adanya upaya pencegahan dan manajemen vektor yang efektif oleh masyarakat luas.
"Termasuk pula yang harus digencarkan peningkatan sistem surveilans dan respon cepat dalam mendeteksi dengue di layanan primer dan rumah sakit dalam menangani wabah, hingga penatalaksanaan kasus berkualitas, serta partisipasi dari masyarakat dan mitra yang berkesinambungan harus terus ditingkatkan," paparnya.
[caption id="attachment_139299" align="aligncenter" width="1600"]
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Erna Yulianti. (Foto: Indri)[/caption]
"Dan tak lupa peran pendekatan multisektor yang terkoordinasi perlu diperkuat untuk meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi masalah dan mengantisipasi dampak DBD yang akan datang," timpalnya.
Lebih jauh Erna juga menyebut, tingginya angka kematian akibat DBD di Kalbar juga dilatarbelakangi penderita DBD yang datang dalam keadaan sudah parah ke fasilitas kesehatan (faskes), hal itu dikarenakan masih adanya masyarakat yang melakukan pengobatan alternatif.
Padahal menurut dia, Dinkes kabupaten dan kota sudah melakukan promosi kesehatan agar masyarakat mengenal gejala DBD dan segera datang ke fasyankes terdekat.
Merujuk pada berbagai hal tersebut, Erna turut mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, khususnya memasuki musim penghujan. Selain itu, dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melakukan upaya PSN 3M plus dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PBHS) dengan melakukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
"Gerakan 3M plus dapat dilakukan, yakni dengan Menguras tempat yang dijadikan penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas tak digunakan," terangnya.
"Serta 'plus' dalam hal penanganan DBD, yakni menggunakan obat anti nyamuk, menabur bubuk larvasida (abate), menggunakan kelambu, bisa juga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan lain sebagainya," pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini