Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 26 Juli 2020 |
KalbarOnline.com – Banyak gawai atau aksesorisnya yang mengandung komponen plastik. Sayangnya, seperti diketahui plastik bukanlah bahan yang ramah lingkungan.
Limbah plastik pun akan menimbulkan masalah baru jika tidak pandai mengolahnya. Melihat hal tersebut, para peneliti di Universiti Putra Malaysia (UPM) menciptakan inovasi.
Tim peneliti itu membuat gadget dalam hal ini sebuah drone dengan material yang sangat ramah lingkungan, yakni terbuat dari daun nanas. Seluruh bagian drone terbuat dari daun nanas? Tentu saja tidak.
Hanya bagian tubuh atau kerangka utamanya yang terbuat dari daun nanas, lebih tepatnya serat daun nanas. Serat nanas yang digunakan sebagai bahan baku bingkai memiliki sifat tidak menghantarkan listrik.
Kelebihan ini mencegah mesin drone mengalami atus pendek saat dioperasikan. Selain itu, rasio kekuatan drone dengan bahan baku serat nanas juga diklaim lebih unggul dibandingkan dari serat sintetis seperti plastik.
Dikutip dari Lowyat, Minggu (26/7), Prof Dr Mohamed Thariq bin Hameed Sultan menjelaskan, bahan-bahan alami juga lebih murah dan mudah tersedia. Di sisi lain, jika sudah rusak maka komponen ini gampang terurai sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.
Ini tentunya berbeda dari gadget yang terbuat dari material plastik yang butuh penanganan khusus agar tak menjadi masalah lingkungan baru.
Daun dipanen setelah nanas tumbuh. Alih-alih dibakar, yang biasanya merupakan prosedur standar, mereka dapat digunakan kembali untuk membantu membuat drone ini.
Namun, dari sisi usia pakai, drone dengan kerangka berbahan serta daun nanas masih perlu pengujian. Meski demikian, ini adalah ide yang menarik terkait dengan inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
KalbarOnline.com – Banyak gawai atau aksesorisnya yang mengandung komponen plastik. Sayangnya, seperti diketahui plastik bukanlah bahan yang ramah lingkungan.
Limbah plastik pun akan menimbulkan masalah baru jika tidak pandai mengolahnya. Melihat hal tersebut, para peneliti di Universiti Putra Malaysia (UPM) menciptakan inovasi.
Tim peneliti itu membuat gadget dalam hal ini sebuah drone dengan material yang sangat ramah lingkungan, yakni terbuat dari daun nanas. Seluruh bagian drone terbuat dari daun nanas? Tentu saja tidak.
Hanya bagian tubuh atau kerangka utamanya yang terbuat dari daun nanas, lebih tepatnya serat daun nanas. Serat nanas yang digunakan sebagai bahan baku bingkai memiliki sifat tidak menghantarkan listrik.
Kelebihan ini mencegah mesin drone mengalami atus pendek saat dioperasikan. Selain itu, rasio kekuatan drone dengan bahan baku serat nanas juga diklaim lebih unggul dibandingkan dari serat sintetis seperti plastik.
Dikutip dari Lowyat, Minggu (26/7), Prof Dr Mohamed Thariq bin Hameed Sultan menjelaskan, bahan-bahan alami juga lebih murah dan mudah tersedia. Di sisi lain, jika sudah rusak maka komponen ini gampang terurai sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.
Ini tentunya berbeda dari gadget yang terbuat dari material plastik yang butuh penanganan khusus agar tak menjadi masalah lingkungan baru.
Daun dipanen setelah nanas tumbuh. Alih-alih dibakar, yang biasanya merupakan prosedur standar, mereka dapat digunakan kembali untuk membantu membuat drone ini.
Namun, dari sisi usia pakai, drone dengan kerangka berbahan serta daun nanas masih perlu pengujian. Meski demikian, ini adalah ide yang menarik terkait dengan inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini