Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 04 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Pernyataan Hadi Pranoto dalam wawancara di saluran YouTube bersama musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji menimbulkan kontroversi. Dalam video yang diunggah pada 31 Juli 2020, Hadi mengklaim dirinya memiliki terobosan obat cairan antibodi Covid-19 untuk menyembuhkan pasien. Bahkan mencegah Covid-19.
Padahal, belakangan diketahui, kalau Hadi Pranoto tidak dikenal sebagai profesor atau ahli. Bahkan namanya tidak ada dalam database Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Berkaca dari kasus wawancara Anji dengan Hadi Pranoto, Ketua Umum IDI, Daeng Mohammad Faqih, mengimbau para influencer atau public figure yang memiliki pengikut banyak di media sosial untuk mengecek latar belakang nara sumber. Terlebih jika konten yang ingin ditampilkan mengenai Covid-19.
“Harapan kami, khususnya untuk influencer sebaiknya cek dulu sumber dengan kaidah keilmuan atau tidak, jika ingin menyampaikan sesuatu ke publik,” kata Daeng dikutip dari ANTARA, Selasa (4/8).
Langkah ini meski dilakukan dengan teliti karena para influencer memiliki pengaruh yang besar untuk membentuk opini masyarakat. Sehingga, harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
“Influencer kan banyak diikuti orang… Agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan benar,” sambungnya.
Sebelumnya, pernyataan Hadi Pranoto yang kontroversial tertuangan dalam video berjudul Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!! di kanal YouTube Anji. Namun, konten tersebut telah dihapus YouTube karena dianggap melanggar kebijakan komunitas.
“Ini obat, ya. Cairan antibodi. Bisa menyembuhkan Covid-19 dan mencegah,” sebut Hadi Pranoto dalam video tersebut yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik. Video ini kemudian membuat warganet dan para ahli bereaksi.
Belakangan Anji dan Hadi Pranoto dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pernyataan Hadi Pranoto dalam wawancara di saluran YouTube bersama musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji menimbulkan kontroversi. Dalam video yang diunggah pada 31 Juli 2020, Hadi mengklaim dirinya memiliki terobosan obat cairan antibodi Covid-19 untuk menyembuhkan pasien. Bahkan mencegah Covid-19.
Padahal, belakangan diketahui, kalau Hadi Pranoto tidak dikenal sebagai profesor atau ahli. Bahkan namanya tidak ada dalam database Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Berkaca dari kasus wawancara Anji dengan Hadi Pranoto, Ketua Umum IDI, Daeng Mohammad Faqih, mengimbau para influencer atau public figure yang memiliki pengikut banyak di media sosial untuk mengecek latar belakang nara sumber. Terlebih jika konten yang ingin ditampilkan mengenai Covid-19.
“Harapan kami, khususnya untuk influencer sebaiknya cek dulu sumber dengan kaidah keilmuan atau tidak, jika ingin menyampaikan sesuatu ke publik,” kata Daeng dikutip dari ANTARA, Selasa (4/8).
Langkah ini meski dilakukan dengan teliti karena para influencer memiliki pengaruh yang besar untuk membentuk opini masyarakat. Sehingga, harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
“Influencer kan banyak diikuti orang… Agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan benar,” sambungnya.
Sebelumnya, pernyataan Hadi Pranoto yang kontroversial tertuangan dalam video berjudul Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!! di kanal YouTube Anji. Namun, konten tersebut telah dihapus YouTube karena dianggap melanggar kebijakan komunitas.
“Ini obat, ya. Cairan antibodi. Bisa menyembuhkan Covid-19 dan mencegah,” sebut Hadi Pranoto dalam video tersebut yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik. Video ini kemudian membuat warganet dan para ahli bereaksi.
Belakangan Anji dan Hadi Pranoto dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini