Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 15 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Kesediaan Tiongkok untuk membuka pintu dialog dengan Amerika Serikat mendapat dukungan. Meski AS belakangan ini bersikap terlalu frontal, Tiongkok berusaha mendinginkan dan mendamaikan suasana. Sikap Tiongkok tersebut dipuji oleh mantan Menteri Luar Negeri Ekuador, Francisco Carrion.
“Saya memuji posisi Tiongkok yang terbuka untuk dialog dan menemukan jalan keluar dari perbedaan antara kedua negara,” sebut Carrion seperti dilansir Xinhua.
Carrion menyebut Tiongkok adalah negara yang cukup terampil, sabar, dan paham bagaimana menangani berbagai hal secara tenang. Carrion mengatakan dia setuju dengan pejabat tinggi Tiongkok, Yang Jiechi, yang baru-baru ini menggarisbawahi pentingnya menjaga hubungan bilateral kedua negara untuk saling menghormati dan kerja sama produktif. “Tiongkok sangat hati-hati dan tenang,” tambah Carrion.
Sebelumnya, Yang Jiechi, anggota dari Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) dan Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri dari Komite Sentral CPC, dalam sebuah artikel pada 7 Agustus meminta kedua belah pihak untuk mengembangkan hubungan bilateral berdasarkan koordinasi, kerja sama, dan stabilitas. Itu menjadi salah satu cara mempersatukan Tiongkok dan AS dalam hubungan di jalur yang benar.
“Mereka harus mengupayakan dialog, terutama antara dua kekuatan besar dunia, dengan menghormati kepentingan fundamental mereka,” kata Carrion.
Hanya saja, Carrion mengakui bahwa iklim politik saat ini di Amerika Serikat sedang tak menentu jelang Pilpres pada November 2020. Menurutnya, Presiden AS Donald Trump bisa menggunakan situasi terkait hubungan dengan Tiongkok dalam kampanyenya.
“Trump mungkin menggunakan ketegangan dengan Tiongkok, sebagai saingan Amerika Serikat, untuk mendapatkan poin dalam pemilihan presiden nanti,” kata Carrion.
Mantan diplomat yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Ekuador untuk Amerika Serikat tersebut mencatat bahwa sangat umum bagi para kandidat untuk mewujudkan citra nasionalisme sebagai cara untuk mempengaruhi pemilih dan mencari musuh di tengah situasi ketegangan tersebut.
Sebagai bagian dari strategi itu, Gedung Putih telah mengadopsi sikap yang lebih antagonis terhadap Tiongkok. Salah satunya mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok, termasuk Hongkong. “Campur tangan AS pada akhirnya tidak perlu dan tidak berguna karena situasi di Hongkong tergantung pada Tiongkok untuk menyelesaikannya, bukan Amerika Serikat,” sebut Carrion.
Menurut Carrion, beberapa politisi AS berusaha merusak citra Tiongkok. “Saya yakin ada sektor di Amerika Serikat yang sangat memperhatikan pertumbuhan dan daya saing Tiongkok di berbagai bidang,” ungkapnya.
Tiongkok disebut Carrion memiliki kehadiran yang sangat penting di pasar AS dan punya daya tawar investasi, seperti halnya AS di Tiongkok. Situasi tersebut membuktikan ada hubungan perdagangan yang kuat antara keduanya. “Penting untuk menstabilkan hubungan demi kesejahteraan kedua negara dan seluruh dunia,” tegasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kesediaan Tiongkok untuk membuka pintu dialog dengan Amerika Serikat mendapat dukungan. Meski AS belakangan ini bersikap terlalu frontal, Tiongkok berusaha mendinginkan dan mendamaikan suasana. Sikap Tiongkok tersebut dipuji oleh mantan Menteri Luar Negeri Ekuador, Francisco Carrion.
“Saya memuji posisi Tiongkok yang terbuka untuk dialog dan menemukan jalan keluar dari perbedaan antara kedua negara,” sebut Carrion seperti dilansir Xinhua.
Carrion menyebut Tiongkok adalah negara yang cukup terampil, sabar, dan paham bagaimana menangani berbagai hal secara tenang. Carrion mengatakan dia setuju dengan pejabat tinggi Tiongkok, Yang Jiechi, yang baru-baru ini menggarisbawahi pentingnya menjaga hubungan bilateral kedua negara untuk saling menghormati dan kerja sama produktif. “Tiongkok sangat hati-hati dan tenang,” tambah Carrion.
Sebelumnya, Yang Jiechi, anggota dari Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) dan Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri dari Komite Sentral CPC, dalam sebuah artikel pada 7 Agustus meminta kedua belah pihak untuk mengembangkan hubungan bilateral berdasarkan koordinasi, kerja sama, dan stabilitas. Itu menjadi salah satu cara mempersatukan Tiongkok dan AS dalam hubungan di jalur yang benar.
“Mereka harus mengupayakan dialog, terutama antara dua kekuatan besar dunia, dengan menghormati kepentingan fundamental mereka,” kata Carrion.
Hanya saja, Carrion mengakui bahwa iklim politik saat ini di Amerika Serikat sedang tak menentu jelang Pilpres pada November 2020. Menurutnya, Presiden AS Donald Trump bisa menggunakan situasi terkait hubungan dengan Tiongkok dalam kampanyenya.
“Trump mungkin menggunakan ketegangan dengan Tiongkok, sebagai saingan Amerika Serikat, untuk mendapatkan poin dalam pemilihan presiden nanti,” kata Carrion.
Mantan diplomat yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Ekuador untuk Amerika Serikat tersebut mencatat bahwa sangat umum bagi para kandidat untuk mewujudkan citra nasionalisme sebagai cara untuk mempengaruhi pemilih dan mencari musuh di tengah situasi ketegangan tersebut.
Sebagai bagian dari strategi itu, Gedung Putih telah mengadopsi sikap yang lebih antagonis terhadap Tiongkok. Salah satunya mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok, termasuk Hongkong. “Campur tangan AS pada akhirnya tidak perlu dan tidak berguna karena situasi di Hongkong tergantung pada Tiongkok untuk menyelesaikannya, bukan Amerika Serikat,” sebut Carrion.
Menurut Carrion, beberapa politisi AS berusaha merusak citra Tiongkok. “Saya yakin ada sektor di Amerika Serikat yang sangat memperhatikan pertumbuhan dan daya saing Tiongkok di berbagai bidang,” ungkapnya.
Tiongkok disebut Carrion memiliki kehadiran yang sangat penting di pasar AS dan punya daya tawar investasi, seperti halnya AS di Tiongkok. Situasi tersebut membuktikan ada hubungan perdagangan yang kuat antara keduanya. “Penting untuk menstabilkan hubungan demi kesejahteraan kedua negara dan seluruh dunia,” tegasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini