Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 21 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid memuji peran kesultanan Sumenep yang sudah ada sejak 1781. Karena kontribusinya dalam proses penyebaran agama Islam di Pulau Madura.
Pada saat itu kondisi masyarakat di sana, kata Jazilul, masih menjalankan tradisi dan budaya lama sebelum Islam datang ke pulau garam itu. Menghadapi kondisi yang demikian, para Raja tetap menghargai kebiasaan dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat.
“Namun Islam berhasil hadir di Sumenep tanpa menghilangkan budaya-budaya yang ada,” ujar politikus PKB yang biasa disapa Gus Jazil itu sat mengunjungi Keraton Sumenep yang berada di Jl. Dr. Soetomo, Kota Sumenep, Jawa Timur, (20/8).
Gus Jazil menuturkan, para Raja di Sumenep tidak kaku dalam masalah-masalah tertentu ketika mereka berdakwah. Hingga Islam bisa berpadu antara ajaran agama dengan budaya, sehingga peradaban dan kerukunan tetap terjaga.
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu berharap apa yang ada di Sumenep saat ini, yakni perpaduan antara Islam dan Budaya, tetap berjalan dengan baik.
“Bangunan fisik makam para Raja dan Wali tetap bisa dirawat dan dijaga,” ujarnya.
Ditegaskan tradisi dan syiar harus tetap dihidupkan. Bila orang datang ke Sumenep, menurut pria yang akrab disapa Gus Jazil ini, ia yakin mereka akan ingat bahwa di tempat ini Islam menghargai kebudayaan. Dia tidak berharap orang datang ke Sumenep hanya sekadar tahu dan mencari sumber daya alam.
“Tapi rasakan juga keserasian antara agama Islam dan budaya masyarakatnya,” paparnya.
Karena dengan merawat apa yang ada, Gus Jazil yakin semangat perjuangan para raja akan terus hidup dan menggelora di tengah masyarakat Madura dan Indonesia.
KalbarOnline.com – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid memuji peran kesultanan Sumenep yang sudah ada sejak 1781. Karena kontribusinya dalam proses penyebaran agama Islam di Pulau Madura.
Pada saat itu kondisi masyarakat di sana, kata Jazilul, masih menjalankan tradisi dan budaya lama sebelum Islam datang ke pulau garam itu. Menghadapi kondisi yang demikian, para Raja tetap menghargai kebiasaan dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat.
“Namun Islam berhasil hadir di Sumenep tanpa menghilangkan budaya-budaya yang ada,” ujar politikus PKB yang biasa disapa Gus Jazil itu sat mengunjungi Keraton Sumenep yang berada di Jl. Dr. Soetomo, Kota Sumenep, Jawa Timur, (20/8).
Gus Jazil menuturkan, para Raja di Sumenep tidak kaku dalam masalah-masalah tertentu ketika mereka berdakwah. Hingga Islam bisa berpadu antara ajaran agama dengan budaya, sehingga peradaban dan kerukunan tetap terjaga.
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu berharap apa yang ada di Sumenep saat ini, yakni perpaduan antara Islam dan Budaya, tetap berjalan dengan baik.
“Bangunan fisik makam para Raja dan Wali tetap bisa dirawat dan dijaga,” ujarnya.
Ditegaskan tradisi dan syiar harus tetap dihidupkan. Bila orang datang ke Sumenep, menurut pria yang akrab disapa Gus Jazil ini, ia yakin mereka akan ingat bahwa di tempat ini Islam menghargai kebudayaan. Dia tidak berharap orang datang ke Sumenep hanya sekadar tahu dan mencari sumber daya alam.
“Tapi rasakan juga keserasian antara agama Islam dan budaya masyarakatnya,” paparnya.
Karena dengan merawat apa yang ada, Gus Jazil yakin semangat perjuangan para raja akan terus hidup dan menggelora di tengah masyarakat Madura dan Indonesia.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini