Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 24 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Kabar tidak mengenakkan terdengar dari PT Pertamina (Persero) yang mencatat kinerja buruk selama semester I 2020 atau di tengah penyebaran virus corona. Perusahaan dilaporkan mengalami rugi bersih sebesar US$767,91 juta setara Rp11,13 triliun (mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS).
Padahal di periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil meraup laba sebesar US$659,95 juta, atau Rp9,56 triliun.
Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan pada situsnya, hingga 30 Juni 2020 kerugian yang diderita Pertamina tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha. penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.
Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,54 miliar.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman membeberkan tiga alasan kerugian yang diderita Pertamina.
Pertama, terjadinya penurunan harga minyak mentah dunia. Kedua, penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri hingga mencapai 30% saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketiga, pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi kerugian selisih kurs di Pertamina.
“Sepanjang Semester I-2020 Pertamina menghadapi triple shocks,” kata Fajriyah dikutip dari Kontan.co.id, Senin (24/8/2020).
Dia juga berdalih bahwa dari sisi Laba Operasi dan EBITDA Pertamina berhasil mencapai kinerja positif, masing-masing sebesar US$ 443 juta dan US$ 2,61 miliar. “Menunjukkan kegiatan operasional tetap berjalan dengan baik,” sebut Fajriyah.
Kata dia, Pertamina masih optimistis akan ada pergerakan positif hingga akhir tahun nanti, sehingga bisa meraih laba.
Hal itu tak lepas dari perkembangan terkini, mengingat harga minyak dunia yang sudah naik perlahan serta konsumsi BBM industri maupun retail yang juga semakin meningkat.
“Pertamina optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga ditargetkan laba juga akan positif,” pungkas Fajriyah. [rif]
KalbarOnline.com – Kabar tidak mengenakkan terdengar dari PT Pertamina (Persero) yang mencatat kinerja buruk selama semester I 2020 atau di tengah penyebaran virus corona. Perusahaan dilaporkan mengalami rugi bersih sebesar US$767,91 juta setara Rp11,13 triliun (mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS).
Padahal di periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil meraup laba sebesar US$659,95 juta, atau Rp9,56 triliun.
Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan pada situsnya, hingga 30 Juni 2020 kerugian yang diderita Pertamina tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha. penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.
Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,54 miliar.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman membeberkan tiga alasan kerugian yang diderita Pertamina.
Pertama, terjadinya penurunan harga minyak mentah dunia. Kedua, penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri hingga mencapai 30% saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketiga, pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi kerugian selisih kurs di Pertamina.
“Sepanjang Semester I-2020 Pertamina menghadapi triple shocks,” kata Fajriyah dikutip dari Kontan.co.id, Senin (24/8/2020).
Dia juga berdalih bahwa dari sisi Laba Operasi dan EBITDA Pertamina berhasil mencapai kinerja positif, masing-masing sebesar US$ 443 juta dan US$ 2,61 miliar. “Menunjukkan kegiatan operasional tetap berjalan dengan baik,” sebut Fajriyah.
Kata dia, Pertamina masih optimistis akan ada pergerakan positif hingga akhir tahun nanti, sehingga bisa meraih laba.
Hal itu tak lepas dari perkembangan terkini, mengingat harga minyak dunia yang sudah naik perlahan serta konsumsi BBM industri maupun retail yang juga semakin meningkat.
“Pertamina optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga ditargetkan laba juga akan positif,” pungkas Fajriyah. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini