Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 26 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 membuat setiap negara harus melakukan tes uji secara masif, pelacakan kontak erat, lalu isolasi untuk mencegah penularan. Selama ini uji spesimen yang diyakini akurat adalah tes menggunakan metode PCR yang juga diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, baru-baru ini ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Oxford Suzhou Center for Advanced Research (OSCAR) telah mengembangkan tes cepat yang mendeteksi virus Korona dengan cepat dan akurat. Uji tes ini dapat diadaptasi untuk digunakan dalam pengaturan mulai dari komunitas, sekolah, bandara atau rumah sendiri.
Baca juga: Israel Kembangkan Tes Covid-19 Air Liur, Hasil Kurang dari Satu Detik
Oxford University Innovation (OUI), perusahaan komersialisasi penelitian Universitas, telah mendukung pembentukan perusahaan spin-out bernama Oxsed Limited, sebuah usaha sosial untuk mengkomersialkan dan mendistribusikan teknologi bersama Universitas Oxford dan OSCAR untuk mendeteksi Covid-19.
Tes ini akan segera disertifikasi dan tersedia dalam jumlah besar dengan nama produk komersial Oxsed RaViD Direct. Biaya tes tidak lebih dari GBP 20 per tes atau setara Rp 360 ribu.
Temuan ini diklaim versi satu langkah tes RNA virus yang disederhanakan dan dapat digunakan di lapangan tanpa peralatan atau pelatihan spesialis. Di seluruh dunia, pengujian saat ini bergantung pada uji lab yang kompleks. Tantangan pengumpulan sampel dan waktu penyelesaian hampir terjadi di banyak negara. Negara berkembang juga mengalami kekurangan SDM laboratorium pengujian dan pembiayaan pengujian massal.
Tes ini diklaim membuahkan hasil dalam 30-45 menit. Tes tersebut mendeteksi SARS-CoV-19 dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi menggunakan usap tenggorokan atau hidung secara langsung untuk mengidentifikasi individu yang membawa virus. Uji klinis diklaim sebanding dengan tes laboratorium (PCR) sehingga menjadi bukti yang dapat diandalkan.
“Tes kami sangat ideal untuk digunakan dalam komunitas atau pengaturan lapangan oleh orang awam dan memungkinkan pengambilan keputusan segera,” kata Direktur OSCAR Prof Zhanfeng Cui seperti dilansir dari laman Oxford, Selasa (25/8).
Senior Licensing and Venture Manager di Oxford University Innovation Dr Jane Jin, mengatakan kecepatan respons sangat penting dalam pandemi saat ini. Mereka berharap teknologi ini bisa diterapkan secara global dalam skala besar, khususnya di negara berkembang yang miskin sumber daya.
Kelebihan lainnya, tes ini dapat menghilangkan reaksi non-spesifik yang menyebabkan positif palsu. Dan uji Oxford dapat diangkut dan disimpan pada suhu kamar yang membuat pengiriman distribusi menjadi lebih mudah.
Lalu keuntungan menggunakan teknologi LAMP lainnya yakni pelaksanaan tes ini akan mengurangi tekanan pada rantai pasokan reagen PCR di NHS. Pengujian tersebut diklaim memerlukan sedikit infrastruktur dan biaya yang relatif rendah.
Proyek ini diprakarsai oleh Oxford Suzhou Center for Advanced Research (OSCAR), sebuah pusat Universitas Oxford di Taman Industri Suzhou. Percobaan untuk mengembangkan teknologi dilakukan di Departemen Ilmu Teknik di Universitas Oxford. Validasi klinis pada spesimen usap dilakukan di Rumah Sakit Universitas Oxford NHS Foundation Trust, Institut Virologi Peter Medawar, Sekolah Patologi Sir William Dunn, dan Universitas Oxford.
KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 membuat setiap negara harus melakukan tes uji secara masif, pelacakan kontak erat, lalu isolasi untuk mencegah penularan. Selama ini uji spesimen yang diyakini akurat adalah tes menggunakan metode PCR yang juga diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, baru-baru ini ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Oxford Suzhou Center for Advanced Research (OSCAR) telah mengembangkan tes cepat yang mendeteksi virus Korona dengan cepat dan akurat. Uji tes ini dapat diadaptasi untuk digunakan dalam pengaturan mulai dari komunitas, sekolah, bandara atau rumah sendiri.
Baca juga: Israel Kembangkan Tes Covid-19 Air Liur, Hasil Kurang dari Satu Detik
Oxford University Innovation (OUI), perusahaan komersialisasi penelitian Universitas, telah mendukung pembentukan perusahaan spin-out bernama Oxsed Limited, sebuah usaha sosial untuk mengkomersialkan dan mendistribusikan teknologi bersama Universitas Oxford dan OSCAR untuk mendeteksi Covid-19.
Tes ini akan segera disertifikasi dan tersedia dalam jumlah besar dengan nama produk komersial Oxsed RaViD Direct. Biaya tes tidak lebih dari GBP 20 per tes atau setara Rp 360 ribu.
Temuan ini diklaim versi satu langkah tes RNA virus yang disederhanakan dan dapat digunakan di lapangan tanpa peralatan atau pelatihan spesialis. Di seluruh dunia, pengujian saat ini bergantung pada uji lab yang kompleks. Tantangan pengumpulan sampel dan waktu penyelesaian hampir terjadi di banyak negara. Negara berkembang juga mengalami kekurangan SDM laboratorium pengujian dan pembiayaan pengujian massal.
Tes ini diklaim membuahkan hasil dalam 30-45 menit. Tes tersebut mendeteksi SARS-CoV-19 dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi menggunakan usap tenggorokan atau hidung secara langsung untuk mengidentifikasi individu yang membawa virus. Uji klinis diklaim sebanding dengan tes laboratorium (PCR) sehingga menjadi bukti yang dapat diandalkan.
“Tes kami sangat ideal untuk digunakan dalam komunitas atau pengaturan lapangan oleh orang awam dan memungkinkan pengambilan keputusan segera,” kata Direktur OSCAR Prof Zhanfeng Cui seperti dilansir dari laman Oxford, Selasa (25/8).
Senior Licensing and Venture Manager di Oxford University Innovation Dr Jane Jin, mengatakan kecepatan respons sangat penting dalam pandemi saat ini. Mereka berharap teknologi ini bisa diterapkan secara global dalam skala besar, khususnya di negara berkembang yang miskin sumber daya.
Kelebihan lainnya, tes ini dapat menghilangkan reaksi non-spesifik yang menyebabkan positif palsu. Dan uji Oxford dapat diangkut dan disimpan pada suhu kamar yang membuat pengiriman distribusi menjadi lebih mudah.
Lalu keuntungan menggunakan teknologi LAMP lainnya yakni pelaksanaan tes ini akan mengurangi tekanan pada rantai pasokan reagen PCR di NHS. Pengujian tersebut diklaim memerlukan sedikit infrastruktur dan biaya yang relatif rendah.
Proyek ini diprakarsai oleh Oxford Suzhou Center for Advanced Research (OSCAR), sebuah pusat Universitas Oxford di Taman Industri Suzhou. Percobaan untuk mengembangkan teknologi dilakukan di Departemen Ilmu Teknik di Universitas Oxford. Validasi klinis pada spesimen usap dilakukan di Rumah Sakit Universitas Oxford NHS Foundation Trust, Institut Virologi Peter Medawar, Sekolah Patologi Sir William Dunn, dan Universitas Oxford.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini