Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 27 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diinformasikan mau bergabung kembali dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud. Karenanya, Muhammadiyah dan PGRI juga diharapkan mau mengikuti jejak PBNU ini.
“PBNU, Alhamdulillah sudah menyetujui untuk kembali ke POP. Harapan kami adalah Muhammadiyah dan PGRI sedang tahap diskusi intens untuk menyelesaikan berbagai macam isu mengenai struktur dan kriteria program organisasi penggerak,” ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung DPR RI, Kamis (27/8/2020).
Nadiem menegaskan, Kemendikbud telah memutuskan menunda Program Organisasi Penggerak tahun 2020 hingga tahun depan setelah melalui berbagai pertimbangan. Pada intinya, Kemendikbud merespons kritik dari berbagai kalangan untuk menunda program dengan tiga alasan.
Pertama, untuk memastikan bisa merangkul ormas-ormas besar di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya untuk masyarakat, dengan ilmu dan pengalamannya selama puluhan tahun.
Kedua, untuk memastikan preparasi dari kegiatan itu di masa COVID-19 ini terjaga dengan baik. Dan, memberikan waktu kepada organisasi-organisasi tersebut untuk merencanakan kegiatannya serta transformasi sekolahnya di masa COVID-19 ini dengan lebih detail.
Ketiga, untuk memastikan kecemasan masyarakat dan ormas-ormas jika ada organisasi-organisasi sebelumnya yang lolos padahal tidak layak. Kemendikbud akan melakukan cek ulang dan menverifikasi ulang rekam jejak organisasi peserta sekecil ap pun.
“Jadi masih akan jalan, tapi memberikan waktu kita untuk melakukan berbagai penyempurnaan yang sebagian besarnya masukan dari organisasi-organisasi besar masyarakat,” ujar Nadiem. [sam]
KalbarOnline.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diinformasikan mau bergabung kembali dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud. Karenanya, Muhammadiyah dan PGRI juga diharapkan mau mengikuti jejak PBNU ini.
“PBNU, Alhamdulillah sudah menyetujui untuk kembali ke POP. Harapan kami adalah Muhammadiyah dan PGRI sedang tahap diskusi intens untuk menyelesaikan berbagai macam isu mengenai struktur dan kriteria program organisasi penggerak,” ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung DPR RI, Kamis (27/8/2020).
Nadiem menegaskan, Kemendikbud telah memutuskan menunda Program Organisasi Penggerak tahun 2020 hingga tahun depan setelah melalui berbagai pertimbangan. Pada intinya, Kemendikbud merespons kritik dari berbagai kalangan untuk menunda program dengan tiga alasan.
Pertama, untuk memastikan bisa merangkul ormas-ormas besar di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya untuk masyarakat, dengan ilmu dan pengalamannya selama puluhan tahun.
Kedua, untuk memastikan preparasi dari kegiatan itu di masa COVID-19 ini terjaga dengan baik. Dan, memberikan waktu kepada organisasi-organisasi tersebut untuk merencanakan kegiatannya serta transformasi sekolahnya di masa COVID-19 ini dengan lebih detail.
Ketiga, untuk memastikan kecemasan masyarakat dan ormas-ormas jika ada organisasi-organisasi sebelumnya yang lolos padahal tidak layak. Kemendikbud akan melakukan cek ulang dan menverifikasi ulang rekam jejak organisasi peserta sekecil ap pun.
“Jadi masih akan jalan, tapi memberikan waktu kita untuk melakukan berbagai penyempurnaan yang sebagian besarnya masukan dari organisasi-organisasi besar masyarakat,” ujar Nadiem. [sam]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini