Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 02 September 2020 |
KalbarOnline.com – Di tengah kasus Covid-19 yang terus tinggi, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir menegaskan, untuk menghadapi pandemi yang terpenting adalah bisa mematuhi protokol kesehatan dalam menjalani Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Sehingga, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ataupun lockdown tak perlu dilakukan.
Pernyataan itu disampaikannya saat menjadi narasumber di acara Simposium Nasional Dies Natalis 64 Unhas yang disiarkan langsung akun YouTube FKM UNHAS, Selasa (1/9). Dia bahkan menganalogikan Covid-19 seperti mesin fotocopy.
Pertama kali ketika kertas dimasukkan ke mesin fotocopy, maka warnanya masih jelas. Makin lama di-fotocopy, kualitasnya makin buram. Seperti itulah dia bandingkan dengan virus Korona bahwa makin lama virusnya tidak ganas lagi.
“Saya umpamakan Covid-19 ini ibarat fotocopy. Itu kalau ada satu fotocopy jika makin lama makin buram. Sama seperti Covid-19. Makin lama sekarang gejalanya makin kurang,” katanya.
“Seperti fotocopy, makin lama hurufnya berkurang. Itu terjadi dengan Covid-19. Maka enggak perlu terlalu cemas dengan Covid-19 harus berdamai dengan Covid-19,” tukasnya.
Yang terpenting, kata dia, bagaimana melakukan tatanan kehidupan baru dengan protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan physical distancing.
Karena itu dia menilai tak perlu dilakukan lockdown atau PSBB. Jika itu diberlakukan, maka bisa terjadi kelumpuhan ekonomi dan konflik sosial.
“Itu yang penting (protokol kesehatan, Red), enggak perlu lagi lockdown atau PSBB. Kalau begitu apa yang terjadi? Ekonomi kita tak bergerak, negara akan resesi. Terjadi konflik sosial di mana-mana,” tukasnya.
“Maka silahkan saja aktivitas biasa. Yang penting protokol kesehatan,” tutup Abdul Kadir.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Di tengah kasus Covid-19 yang terus tinggi, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir menegaskan, untuk menghadapi pandemi yang terpenting adalah bisa mematuhi protokol kesehatan dalam menjalani Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Sehingga, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ataupun lockdown tak perlu dilakukan.
Pernyataan itu disampaikannya saat menjadi narasumber di acara Simposium Nasional Dies Natalis 64 Unhas yang disiarkan langsung akun YouTube FKM UNHAS, Selasa (1/9). Dia bahkan menganalogikan Covid-19 seperti mesin fotocopy.
Pertama kali ketika kertas dimasukkan ke mesin fotocopy, maka warnanya masih jelas. Makin lama di-fotocopy, kualitasnya makin buram. Seperti itulah dia bandingkan dengan virus Korona bahwa makin lama virusnya tidak ganas lagi.
“Saya umpamakan Covid-19 ini ibarat fotocopy. Itu kalau ada satu fotocopy jika makin lama makin buram. Sama seperti Covid-19. Makin lama sekarang gejalanya makin kurang,” katanya.
“Seperti fotocopy, makin lama hurufnya berkurang. Itu terjadi dengan Covid-19. Maka enggak perlu terlalu cemas dengan Covid-19 harus berdamai dengan Covid-19,” tukasnya.
Yang terpenting, kata dia, bagaimana melakukan tatanan kehidupan baru dengan protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan physical distancing.
Karena itu dia menilai tak perlu dilakukan lockdown atau PSBB. Jika itu diberlakukan, maka bisa terjadi kelumpuhan ekonomi dan konflik sosial.
“Itu yang penting (protokol kesehatan, Red), enggak perlu lagi lockdown atau PSBB. Kalau begitu apa yang terjadi? Ekonomi kita tak bergerak, negara akan resesi. Terjadi konflik sosial di mana-mana,” tukasnya.
“Maka silahkan saja aktivitas biasa. Yang penting protokol kesehatan,” tutup Abdul Kadir.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini