Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 02 September 2020 |
KalbarOnline.com – Majalah satire Prancis Charlie Hebdo bakal menerbitkan ulang kartun kontroversial Nabi Muhammad. Hal itu untuk menandai dimulainya persidangan tersangka teroris yang menyerang kantor media tersebut pada Januari 2015. Tindakan itu jelas memicu kemarahan negara dengan penduduk mayoritas Muslim.
Sampul tersebut menunjukkan kartun yang pertama kali diterbitkan di surat kabar harian Denmark Jyllands-Posten pada 2005. Karikatur tersebut dicetak ulang oleh Charlie Hebdo pada 2006 dan memicu kemarahan umat Islam. Karikatur digambar oleh Jean Cabut dikenal sebagai Cabu yakni seorang kartunis terkenal yang tewas dalam serangan pada Januari 2015.
Rencana Charlie Hebdo itu membuat negara Pakistan marah. Pada Selasa (1/9), Pakistan mengutuk keputusan untuk menerbitkan ulang kartun tersebut.
“Tindakan yang disengaja untuk menyinggung sentimen miliaran umat Muslim tidak dapat dibenarkan sebagai dalih kebebasan pers atau kebebasan berekspresi. Tindakan tersebut merusak aspirasi global untuk hidup berdampingan secara damai serta kerukunan sosial dan antaragama,” sebut Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam kicauannya seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (2/9).
Seperti diketahui, pada 7 Januari 2015, Kouachi bersaudara mengamuk di kantor Charlie Hebdo, Paris, menewaskan sembilan jurnalis, seorang pekerja pemeliharaan dan dua petugas polisi, salah satunya ditembak dari jarak dekat.
Dua hari kemudian, pria Islam bersenjata, Amédy Coulibaly, menyerang supermarket halal Hyper Cacher di distrik selatan Paris, menewaskan empat pelanggan dan menyandera beberapa orang. Coulibaly yang merupakan jaringan dengan Kouachi bersaudara, membuat video yang berjanji setia kepada ISIS. Ketiga pria bersenjata itu akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Pembantaian tersebut memicu gelombang dukungan di seluruh dunia untuk mendukung majalah tersebut dengan tagar #JeSuisCharlie. Charlie Hebdo telah lama menimbulkan kontroversi dengan serangannya terhadap semua pemimpin agama dan politik. Kantor surat kabar itu sebelumnya dibom pada 2011 setelah sampulnya menampilkan nabi dan judul Charia (Syariah) Hebdo. Tim editorialnya menulis bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerbitkan ulang kartun tersebut.
Berbicara selama kunjungan ke Beirut, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa dia tidak berhak mengomentari penilaian editorial majalah tersebut. Akan tetapi dia mengakui bahwa kebebasan untuk menghujat berjalan seiring dengan kebebasan berkeyakinan. “Satire bukanlah wacana kebencian,” kata Macron.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Majalah satire Prancis Charlie Hebdo bakal menerbitkan ulang kartun kontroversial Nabi Muhammad. Hal itu untuk menandai dimulainya persidangan tersangka teroris yang menyerang kantor media tersebut pada Januari 2015. Tindakan itu jelas memicu kemarahan negara dengan penduduk mayoritas Muslim.
Sampul tersebut menunjukkan kartun yang pertama kali diterbitkan di surat kabar harian Denmark Jyllands-Posten pada 2005. Karikatur tersebut dicetak ulang oleh Charlie Hebdo pada 2006 dan memicu kemarahan umat Islam. Karikatur digambar oleh Jean Cabut dikenal sebagai Cabu yakni seorang kartunis terkenal yang tewas dalam serangan pada Januari 2015.
Rencana Charlie Hebdo itu membuat negara Pakistan marah. Pada Selasa (1/9), Pakistan mengutuk keputusan untuk menerbitkan ulang kartun tersebut.
“Tindakan yang disengaja untuk menyinggung sentimen miliaran umat Muslim tidak dapat dibenarkan sebagai dalih kebebasan pers atau kebebasan berekspresi. Tindakan tersebut merusak aspirasi global untuk hidup berdampingan secara damai serta kerukunan sosial dan antaragama,” sebut Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam kicauannya seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (2/9).
Seperti diketahui, pada 7 Januari 2015, Kouachi bersaudara mengamuk di kantor Charlie Hebdo, Paris, menewaskan sembilan jurnalis, seorang pekerja pemeliharaan dan dua petugas polisi, salah satunya ditembak dari jarak dekat.
Dua hari kemudian, pria Islam bersenjata, Amédy Coulibaly, menyerang supermarket halal Hyper Cacher di distrik selatan Paris, menewaskan empat pelanggan dan menyandera beberapa orang. Coulibaly yang merupakan jaringan dengan Kouachi bersaudara, membuat video yang berjanji setia kepada ISIS. Ketiga pria bersenjata itu akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Pembantaian tersebut memicu gelombang dukungan di seluruh dunia untuk mendukung majalah tersebut dengan tagar #JeSuisCharlie. Charlie Hebdo telah lama menimbulkan kontroversi dengan serangannya terhadap semua pemimpin agama dan politik. Kantor surat kabar itu sebelumnya dibom pada 2011 setelah sampulnya menampilkan nabi dan judul Charia (Syariah) Hebdo. Tim editorialnya menulis bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerbitkan ulang kartun tersebut.
Berbicara selama kunjungan ke Beirut, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa dia tidak berhak mengomentari penilaian editorial majalah tersebut. Akan tetapi dia mengakui bahwa kebebasan untuk menghujat berjalan seiring dengan kebebasan berkeyakinan. “Satire bukanlah wacana kebencian,” kata Macron.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini