Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 16 September 2020 |
KalbarOnline.com – Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia. Bahkan dalam sepekan terakhir, angkanya naik lagi 2,2 persen. Ada 5 provinsi yang menunjukkan tren kenaikan angka kematian. Dan, jika dilihat dari persentase total, kasus kematian tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur.
Data itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Dilihat persentase kematian tertinggi, Jawa Timur mencatat persentase kematian 7,25 persen.
“Perlu kami sampaikan sebagai pembanding, Indonesia rata-rata persentase kematian 4,1 persen dan dunia 3,16 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (15/9).
Untuk daerah, Jawa Tengah di bawah Jatim dengan persentase kematian 6,45 persen. Bengkulu 6,44 persen, Sumatera Selatan 5,94 persen, dan Nusa Tenggara Barat 5,89 persen.
“Perlu jadi perhatian dari provinsi yang kami sebut agar betul-betul dapat menekan angka kematiannya sehingga paling tidak sama dengan angka nasional atau lebih rendah lagi. Karena beberapa daerah di Indonesia bisa menekan angka kematian di bawah angka rata-rata nasional,” katanya.
Sementara ada 5 provinsi juga yang mencatat angka kenaikan kasus kematian dalam sepekan terakhir. Pertama yakni Sumatera Barat sebesar 150 persen dari 4 orang menjadi 10 jiwa. Kedua, Bali naik 72,5 persen, dari 40 menjadi 69 jiwa. Ketiga adalah Riau 35,5 persen yakni dari 17 menjadi 23 jiwa. Sedangkan keempat DKI Jakarta naik 28,6 persen dari 91 menjadi 117 jiwa. Kelima adalah Jawa Timur naik 11,2 persen dari 196 menjadi 218.
“Kami mohon perhatian kepada pengelola Pemda dari 5 provinsi ini,” tegas Prof Wiku.
Sementata jika dilihat dari sisi kota dengan laju kematian tertinggi yakni Surabaya dengan jumlah 35,96 per 100 ribu penduduk. Kedua, Semarang dgn 31,71 per 100 ribu penduduk. Ketiga, Jakarta Pusat 29,78 per 100 ribu penduduk. Keempat, Manado 23,03 per 100 ribu penduduk. Dan kelima, Mataram 22,98 per 100 ribu penduduk.
Dia meminta agar semua masyarakat ikut berhati-agar melihat angka kematian tersebut agar tak menimbulkan korban lagi ke depan. Protokol kesehatan adalah kunci utama.
“Kami berpesan bahwa angka kematian ini mohon betul-betul ditekan, mari kita jaga keselamatan rakyat Indonesia dengan jalankan protokol kesehatan dengan ketat agar angka ini di kemudian hari selalu menurun dan kondisinya membaik,” tutupnya.
KalbarOnline.com – Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia. Bahkan dalam sepekan terakhir, angkanya naik lagi 2,2 persen. Ada 5 provinsi yang menunjukkan tren kenaikan angka kematian. Dan, jika dilihat dari persentase total, kasus kematian tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur.
Data itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Dilihat persentase kematian tertinggi, Jawa Timur mencatat persentase kematian 7,25 persen.
“Perlu kami sampaikan sebagai pembanding, Indonesia rata-rata persentase kematian 4,1 persen dan dunia 3,16 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (15/9).
Untuk daerah, Jawa Tengah di bawah Jatim dengan persentase kematian 6,45 persen. Bengkulu 6,44 persen, Sumatera Selatan 5,94 persen, dan Nusa Tenggara Barat 5,89 persen.
“Perlu jadi perhatian dari provinsi yang kami sebut agar betul-betul dapat menekan angka kematiannya sehingga paling tidak sama dengan angka nasional atau lebih rendah lagi. Karena beberapa daerah di Indonesia bisa menekan angka kematian di bawah angka rata-rata nasional,” katanya.
Sementara ada 5 provinsi juga yang mencatat angka kenaikan kasus kematian dalam sepekan terakhir. Pertama yakni Sumatera Barat sebesar 150 persen dari 4 orang menjadi 10 jiwa. Kedua, Bali naik 72,5 persen, dari 40 menjadi 69 jiwa. Ketiga adalah Riau 35,5 persen yakni dari 17 menjadi 23 jiwa. Sedangkan keempat DKI Jakarta naik 28,6 persen dari 91 menjadi 117 jiwa. Kelima adalah Jawa Timur naik 11,2 persen dari 196 menjadi 218.
“Kami mohon perhatian kepada pengelola Pemda dari 5 provinsi ini,” tegas Prof Wiku.
Sementata jika dilihat dari sisi kota dengan laju kematian tertinggi yakni Surabaya dengan jumlah 35,96 per 100 ribu penduduk. Kedua, Semarang dgn 31,71 per 100 ribu penduduk. Ketiga, Jakarta Pusat 29,78 per 100 ribu penduduk. Keempat, Manado 23,03 per 100 ribu penduduk. Dan kelima, Mataram 22,98 per 100 ribu penduduk.
Dia meminta agar semua masyarakat ikut berhati-agar melihat angka kematian tersebut agar tak menimbulkan korban lagi ke depan. Protokol kesehatan adalah kunci utama.
“Kami berpesan bahwa angka kematian ini mohon betul-betul ditekan, mari kita jaga keselamatan rakyat Indonesia dengan jalankan protokol kesehatan dengan ketat agar angka ini di kemudian hari selalu menurun dan kondisinya membaik,” tutupnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini