Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 27 Februari 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Mewakili Gubernur Kalimantan Barat, Kepala Dinas Perumahan
Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup, Adi Yani secara resmi membuka seminar
mendukung implementasi bio energi, guna memaksimalkan energi baru terbarukan
untuk kelistrikan Kalbar yang digelar oleh PLN bersama Masyarakat Kelistrikan
Indonesia (MKI) di Hotel Mercure, Selasa (26/2/2019).
Gubernur Sutarmidji dalam sambutannya yang disampaikan Adi
Yani mengatakan bahwa berdasarkan data, rasio elektrifikasi Kalbar masih di
bawah rata-rata nasional yaitu sebesar 98 persen dengan angka capaian sebesar
87,22 persen.
“Artinya masih banyak masyarakat Kalbar yang belum
mendapatkan akses listrik. Masih ada 454 desa yang belum mendapat listrik dari
total sebanyak 2.130 desa di Kalbar. Dengan jumlah 332 desa sudah diakomodir
dalam perencanaan PLN tahun 2019-2024,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa ketersediaan listrik melalui penyediaan
infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu aspek pendukung pertumbuhan
ekonomi di Kalbar.
“Ini adalah kebutuhan dasar masyarakat. Tak terkecuali di
Kalbar,” ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi di Kalbar, lanjut dia, saat ini mencapai
angka 5,07 persen pada akhir 2018 dengan sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan sebagai pilar utama ekonomi di Kalbar. Tentunya, lanjut dia, hal ini
menjadi perhatian bersama.
“Hal ini juga merupakan salah satu indikator keberhasilan
sebuah pembangunan. Ekonomi bertumbuh seiring bertumbuhnya investasi di Kalbar
tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Tapi investasi khususnya di
sektor industri sangat tergantung terhadap ketersediaan energi listrik,”
tukasnya.
“Tantangan ketersediaan energi listrik di Kalbar ke depan berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi, bagaimana energi listrik tersedia. Dalam arti kata
cukup suplai, harga yang ekonomis dan terjangkau serta andal. Dalam artian kontinyu
dan tidak mudah padam,” timpal Adi Yani.
Pemprov Kalbar melalui visi dan misinya yaitu terwujudnya
kesejahteraan masyarakat Kalbar melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dan perbaikan tata kelola pemerintahan senantiasa mendukung pemenuhan kebutuhan
energi listrik di sektor industri.
Kebutuhan energi listrik di Kalbar, diungkapkannya, sebesar
7 persen dari 2018 hingga 2037. Penyediaan energi listrik saat ini masih
tergantung dengan PT PLN Persero. Dengan daya mampu berkisar 611 mega watt.
Serta masih melakukan pembelian listrik dari Malaysia sebesar 230 mega watt.
“Dalam rangka mewujudkan kemandirian energi dan untuk
mendukung program industrialisasi ini, Pemprov terus berupaya melakukan arah
kebijakan dalam pembangunan pembangkit listrik berbasis pada energi baru dan
terbarukan (EBT),” imbuhnya.
Pengembangan energi listrik berbasis EBT selain kepada
sektor industri, Pemerintah masih harus bekerja keras untuk dapat memberikan
penerangan listrik kepada semua golongan.
Ia menambahkan bahwa tantangan sektor kelistrikan di Kalbar
yaitu bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal dan
ramah lingkungan untuk pemenuhan sektor industri serta desa dan dusun yang
masih belum terjangkau jaringan listrik. Hal ini disebabkan kondisi geografis
dan pemetaraan penduduk yang tidak merata.
“Itulah tantangan di sektor tenaga listrik khususnya di
Kalbar, bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal
dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri serta masih
banyaknya desa atau dusun yang belum terjangkau jaringan listrik. Baik itu
melalui PLN dan non-PLN. Disebabkan oleh kondisi geografis dan pemerataan
penduduk yang tak merata,” tandasnya.
Adi Yani turut menyampaikan pesan Gubernur Kalbar agar industri-industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri dapat berperan dalam mengupayakan listrik bagi masyarakat sekitarnya melalui Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Peserta seminar yang diikuti 230 orang terdiri dari perwakilan Pemda Kalbar, pengurus dan anggota DPP dan DPD MKI Kalbar, para pelaku usaha, perbankan, tokoh adat dan tokoh masyarakat, asosiasi usaha kelistrikan, akademisi, anggota legislatif dan media. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Mewakili Gubernur Kalimantan Barat, Kepala Dinas Perumahan
Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup, Adi Yani secara resmi membuka seminar
mendukung implementasi bio energi, guna memaksimalkan energi baru terbarukan
untuk kelistrikan Kalbar yang digelar oleh PLN bersama Masyarakat Kelistrikan
Indonesia (MKI) di Hotel Mercure, Selasa (26/2/2019).
Gubernur Sutarmidji dalam sambutannya yang disampaikan Adi
Yani mengatakan bahwa berdasarkan data, rasio elektrifikasi Kalbar masih di
bawah rata-rata nasional yaitu sebesar 98 persen dengan angka capaian sebesar
87,22 persen.
“Artinya masih banyak masyarakat Kalbar yang belum
mendapatkan akses listrik. Masih ada 454 desa yang belum mendapat listrik dari
total sebanyak 2.130 desa di Kalbar. Dengan jumlah 332 desa sudah diakomodir
dalam perencanaan PLN tahun 2019-2024,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa ketersediaan listrik melalui penyediaan
infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu aspek pendukung pertumbuhan
ekonomi di Kalbar.
“Ini adalah kebutuhan dasar masyarakat. Tak terkecuali di
Kalbar,” ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi di Kalbar, lanjut dia, saat ini mencapai
angka 5,07 persen pada akhir 2018 dengan sektor pertanian, perikanan dan
kehutanan sebagai pilar utama ekonomi di Kalbar. Tentunya, lanjut dia, hal ini
menjadi perhatian bersama.
“Hal ini juga merupakan salah satu indikator keberhasilan
sebuah pembangunan. Ekonomi bertumbuh seiring bertumbuhnya investasi di Kalbar
tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Tapi investasi khususnya di
sektor industri sangat tergantung terhadap ketersediaan energi listrik,”
tukasnya.
“Tantangan ketersediaan energi listrik di Kalbar ke depan berkaitan
dengan pertumbuhan ekonomi, bagaimana energi listrik tersedia. Dalam arti kata
cukup suplai, harga yang ekonomis dan terjangkau serta andal. Dalam artian kontinyu
dan tidak mudah padam,” timpal Adi Yani.
Pemprov Kalbar melalui visi dan misinya yaitu terwujudnya
kesejahteraan masyarakat Kalbar melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dan perbaikan tata kelola pemerintahan senantiasa mendukung pemenuhan kebutuhan
energi listrik di sektor industri.
Kebutuhan energi listrik di Kalbar, diungkapkannya, sebesar
7 persen dari 2018 hingga 2037. Penyediaan energi listrik saat ini masih
tergantung dengan PT PLN Persero. Dengan daya mampu berkisar 611 mega watt.
Serta masih melakukan pembelian listrik dari Malaysia sebesar 230 mega watt.
“Dalam rangka mewujudkan kemandirian energi dan untuk
mendukung program industrialisasi ini, Pemprov terus berupaya melakukan arah
kebijakan dalam pembangunan pembangkit listrik berbasis pada energi baru dan
terbarukan (EBT),” imbuhnya.
Pengembangan energi listrik berbasis EBT selain kepada
sektor industri, Pemerintah masih harus bekerja keras untuk dapat memberikan
penerangan listrik kepada semua golongan.
Ia menambahkan bahwa tantangan sektor kelistrikan di Kalbar
yaitu bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal dan
ramah lingkungan untuk pemenuhan sektor industri serta desa dan dusun yang
masih belum terjangkau jaringan listrik. Hal ini disebabkan kondisi geografis
dan pemetaraan penduduk yang tidak merata.
“Itulah tantangan di sektor tenaga listrik khususnya di
Kalbar, bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal
dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri serta masih
banyaknya desa atau dusun yang belum terjangkau jaringan listrik. Baik itu
melalui PLN dan non-PLN. Disebabkan oleh kondisi geografis dan pemerataan
penduduk yang tak merata,” tandasnya.
Adi Yani turut menyampaikan pesan Gubernur Kalbar agar industri-industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri dapat berperan dalam mengupayakan listrik bagi masyarakat sekitarnya melalui Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Peserta seminar yang diikuti 230 orang terdiri dari perwakilan Pemda Kalbar, pengurus dan anggota DPP dan DPD MKI Kalbar, para pelaku usaha, perbankan, tokoh adat dan tokoh masyarakat, asosiasi usaha kelistrikan, akademisi, anggota legislatif dan media. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini