Pontianak    

Rasio Elektrifikasi Kalbar Masih di Bawah Rata-rata Nasional : Masih Banyak Masyarakat yang Belum Dapat Akses Listrik

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 27 Februari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Mewakili Gubernur Kalimantan Barat, Kepala Dinas Perumahan

Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup, Adi Yani secara resmi membuka seminar

mendukung implementasi bio energi, guna memaksimalkan energi baru terbarukan

untuk kelistrikan Kalbar yang digelar oleh PLN bersama Masyarakat Kelistrikan

Indonesia (MKI) di Hotel Mercure, Selasa (26/2/2019).

Gubernur Sutarmidji dalam sambutannya yang disampaikan Adi

Yani mengatakan bahwa berdasarkan data, rasio elektrifikasi Kalbar masih di

bawah rata-rata nasional yaitu sebesar 98 persen dengan angka capaian sebesar

87,22 persen.

“Artinya masih banyak masyarakat Kalbar yang belum

mendapatkan akses listrik. Masih ada 454 desa yang belum mendapat listrik dari

total sebanyak 2.130 desa di Kalbar. Dengan jumlah 332 desa sudah diakomodir

dalam perencanaan PLN tahun 2019-2024,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa ketersediaan listrik melalui penyediaan

infrastruktur kelistrikan merupakan salah satu aspek pendukung pertumbuhan

ekonomi di Kalbar.

“Ini adalah kebutuhan dasar masyarakat. Tak terkecuali di

Kalbar,” ucapnya.

Pertumbuhan ekonomi di Kalbar, lanjut dia, saat ini mencapai

angka 5,07 persen pada akhir 2018 dengan sektor pertanian, perikanan dan

kehutanan sebagai pilar utama ekonomi di Kalbar. Tentunya, lanjut dia, hal ini

menjadi perhatian bersama.

“Hal ini juga merupakan salah satu indikator keberhasilan

sebuah pembangunan. Ekonomi bertumbuh seiring bertumbuhnya investasi di Kalbar

tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Tapi investasi khususnya di

sektor industri sangat tergantung terhadap ketersediaan energi listrik,”

tukasnya.

“Tantangan ketersediaan energi listrik di Kalbar ke depan berkaitan

dengan pertumbuhan ekonomi, bagaimana energi listrik tersedia. Dalam arti kata

cukup suplai, harga yang ekonomis dan terjangkau serta andal. Dalam artian kontinyu

dan tidak mudah padam,” timpal Adi Yani.

Pemprov Kalbar melalui visi dan misinya yaitu terwujudnya

kesejahteraan masyarakat Kalbar melalui percepatan pembangunan infrastruktur

dan perbaikan tata kelola pemerintahan senantiasa mendukung pemenuhan kebutuhan

energi listrik di sektor industri.

Kebutuhan energi listrik di Kalbar, diungkapkannya, sebesar

7 persen dari 2018 hingga 2037. Penyediaan energi listrik saat ini masih

tergantung dengan PT PLN Persero. Dengan daya mampu berkisar 611 mega watt.

Serta masih melakukan pembelian listrik dari Malaysia sebesar 230 mega watt.

“Dalam rangka mewujudkan kemandirian energi dan untuk

mendukung program industrialisasi ini, Pemprov terus berupaya melakukan arah

kebijakan dalam pembangunan pembangkit listrik berbasis pada energi baru dan

terbarukan (EBT),” imbuhnya.

Pengembangan energi listrik berbasis EBT selain kepada

sektor industri, Pemerintah masih harus bekerja keras untuk dapat memberikan

penerangan listrik kepada semua golongan.

Ia menambahkan bahwa tantangan sektor kelistrikan di Kalbar

yaitu bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal dan

ramah lingkungan untuk pemenuhan sektor industri serta desa dan dusun yang

masih belum terjangkau jaringan listrik. Hal ini disebabkan kondisi geografis

dan pemetaraan penduduk yang tidak merata.

“Itulah tantangan di sektor tenaga listrik khususnya di

Kalbar, bagaimana penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal

dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri serta masih

banyaknya desa atau dusun yang belum terjangkau jaringan listrik. Baik itu

melalui PLN dan non-PLN. Disebabkan oleh kondisi geografis dan pemerataan

penduduk yang tak merata,” tandasnya.

Adi Yani turut menyampaikan pesan Gubernur Kalbar agar industri-industri yang memiliki pembangkit listrik sendiri dapat berperan dalam mengupayakan listrik bagi masyarakat sekitarnya melalui Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Peserta seminar yang diikuti 230 orang terdiri dari perwakilan Pemda Kalbar, pengurus dan anggota DPP dan DPD MKI Kalbar, para pelaku usaha, perbankan, tokoh adat dan tokoh masyarakat, asosiasi usaha kelistrikan, akademisi, anggota legislatif dan media. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Bupati Jarot Launching Pembukaan Jalan Penghubung Desa Tanjung Baru Menuju Desa Ipak
Rabu, 27 Februari 2019
Artikel Sebelumnya
PLN Sebut Kalbar Sangat Potensial Untuk Pengembangan Bio Energi
Rabu, 27 Februari 2019

Berita terkait