5 Komplikasi Kehamilan di Trimester Kedua yang Harus Diwaspadai

Kehamilan merupakan salah satu momen terbaik Mums. Tidak hanya Mums, tapi juga Dads, yang tentu, ingin segera menggendong anak tercintanya. Apabila usia kehamilan Mums saat ini berada di trimester kedua, masih ada waktu tersisa sebelum menjalani persalinan. Biasanya, trimester kedua lebih santai dan mudah daripada trimester pertama. Itu karena, Mums kembali energik seperti sebelumnya.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Bagi kebanyakan Mums, trimester kedua merupakan waktu paling nyaman dalam kehamilannya. Maka dari itu, Mums harus memanfaatkan waktu untuk menjaga diri sendiri dan bayi di kandungan. Selain itu, Mums dan Dads akan melihat pertumbuhan bayi yang sangat cepat. Benjolan kecil di rahim Mums akan terbentuk dengan cepat, di mana Mums akan melihatnya saat melakukan USG di antara minggu ke-18 dan ke-22 kehamilan.

Meskipun trimester kedua merupakan periode termudah selama kehamilan, bukan berarti kehamilan Mums tidak mungkin mengalami komplikasi lho! Apa saja komplikasi kehamilan yang bisa terjadi di trimester kedua?

Baca juga: Hamil di Usia 30 Tahun ke Atas? Waspadai 6 Komplikasi Kehamilan Berikut!

Komplikasi Kehamilan di Trimester Kedua

Karena ada beberapa perubahan besar yang terjadi pada tubuh, Mums mungkin mengalami beberapa komplikasi setelah memasuki trimester kedua kehamilan. Inilah beberapa komplikasi kehamilan di trimester kedua yang harus Mums waspadai:

1. Perdarahan

Risiko keguguran jauh lebih rendah pada trimester kedua. Namun, masih ada kemungkinan terjadi. Perdarahan vagina merupakan gejala pertama Mums mengalami keguguran. Ya, keguguran menjadi salah satu komplikasi trimester kedua yang mungkin terjadi, Mums.

Biasanya, hal ini disebabkan beberapa faktor seperti dinding septum rahim, di mana septum ini akan membelah rahim menjadi dua bagian terpisah. Nah, leher rahim yang tidak kompeten dapat menyebabkan serviks terbuka terlalu cepat, menyebabkan kelahiran dini.

Baca Juga :  Tips Agar Proses Pembukaan Berjalan Cepat pada Persalinan Normal

Penyakit autoimun seperti lupus dan kelainan kromosom bisa menyebabkan keguguran. Namun, tidak semua perdarahan merupakan tanda awal keguguran. Mungkin, dokter akan memberikan Mums suntikan imunoglobin agar kandungan tetap kuat.

Baca juga: Perdarahan saat Hamil, Normal atau Tidak Normal?

2. Persalinan Prematur

Nyeri persalinan yang dialami sebelum minggu ke-38 bisa merupakan salah satu gejala persalinan prematur. Beberapa faktor terjadinya persalinan prematur ialah infeksi kandung kemih, memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau ginjal, serta perokok aktif maupun pasif.

Selain itu, Mums yang pernah mengalami persalinan prematur di kehamilan sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalaminya lagi. Kehamilan kembar juga dapat menyebabkan persalinan prematur, di mana gejalanya ialah sering buang air kecil, perut kembung, dan peningkatan keputihan. Jika melihat salah satu dari gejala tersebut, segela konsultasikan ke dokter kandungan Mums ya!

3. Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini, biasa disebut preterm premature rupture of membranes (PPROM) merupakan hal normal ketika selaput Mums pecah selama persalinan. Ini terjadi ketika kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah dan cairan ketuban mengalir keluar.

Padahal, kantung tersebut melindungi bayi di kandungan dari bakteri. Ketika kantung ketuban rusak, ada kekhawatiran bayi di kandungan terkena infeksi. Itulah kenapa, ketuban pecah dini dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi di kandungan.

Tidak ada penyebab pasti ketuban pecah dini. Dalam beberapa kasus, sumber masalahnya ialah infeksi pada membran. Ketuban pecah dini pada trimester kedua bisa menyebabkan persalinan prematur. Bayi yang lahir antara minggu ke-24 dan 28 kehamilan berisiko mengalami penyakit serius, terutama paru-paru. Dengan perawatan intensif, sebagian besar bayi prematur dapat tumbuh dengan baik.

Baca Juga :  Solusi Aman Atasi Rambut Rontok Selama Hamil dan Menyusui
Baca juga: Bahaya Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

4. Rahim Lemah

Leher rahim merupakan jaringan yang menghubungkan vagina dan rahim. Namun terkadang, serviks tidak mampu menahan tekanan rahim yang tumbuh selama kehamilan. Padahal, tekanan yang meningkat dapat melemahkan serviks, menyebabkannnya terbuka sebelum usia kandungan mencapai bulan sembilan.

Kondisi ini disebut rahim lemah atau dalam medis disebut inkompetensi serviks. Bukan hal yang biasa terjadi, tapi bisa menyebabkan komplikasi serius lho, Mums. Bagaimanapun, pembukaan dan penipisan serviks dapat membuat pecahnya ketuban, menyebabkan kelahiran prematur. Biasa terjadi pada minggu ke-20 kehamilan, di mana janin terlalu dini untuk bertahan hidup di luar. Itulah kenapa, kehamilan seringkali tidak dapat diselamatkan.

5. Gusi Berdarah

Sebagian besar Mums mengalami masalah perdarahan gusi selama trimester kedua. Itu karena, perubahan hormonal dalam tubuh, di mana lebih banyak darah mengalir ke gusi yang menyebabkannya berdarah. Untuk menghindari komplikasi pada trimester kedua kehamilan Mums, penting untuk menjaga kesehatan gigi. Apalagi jika Mums memiliki penyakit periodontal, besar kemungkinannya melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau kelahiran prematur.

Baca juga: Fakta Preeklampsia, Komplikasi Kehamilan yang Serius

Referensi:

Firstcry. 10 Common Pregnancy Complications during the Second Trimester

Healthline. Second Trimester Pregnancy Complications

Comment