Indonesia Dorong Reformasi PBB

KalbarOnline.com – Presiden Joko Widodo mendorong PBB melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. Juga harus bekerja lebih responsif dan efektif. Dengan tujuan, PBB lebih punya taring sebagai badan yang mempersatukan bangsa-bangsa di dunia.

IKLANSUMPAHPEMUDA

’’PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di Kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia,’’ kata Jokowi dalam pidatonya di depan Sidang Majelis Umum Ke-75 PBB kemarin (23/9).

Selama menjabat presiden sejak 2014, itu untuk kali pertama Jokowi berpidato di depan Sidang Majelis Umum. Momen tersebut hampir bertepatan dengan 75 tahun berdirinya badan dunia itu.

Sidang yang digelar di markas PBB di New York Selasa malam (22/9) atau kemarin WIB diikuti para pemimpin negara secara virtual. Jokowi berpidato dalam bahasa Indonesia lewat sebuah rekaman video dari Istana Kepresidenan Bogor. Sejumlah isu disampaikan presiden, mulai reformasi PBB, peran Indonesia, hingga perdamaian dunia. Dan tentu saja, pandemi Covid-19.

Baca Juga :  AS Dikepung Massa, Pendukung Trump: Mereka Mencuri Suara!

Selain itu, Jokowi mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 seharusnya membuat semua negara di dunia bersatu. Tidak lagi berusaha saling mendominasi seperti tahun-tahun yang lalu. Dia mengingatkan kembali tujuan pembentukan PBB 75 tahun silam. Yakni, agar Perang Dunia II tidak terulang dan dunia menjadi lebih stabil dan damai.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan posisi Indonesia yang konsisten pada upaya perdamaian dunia dan kemerdekaan. Lewat spirit Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Termasuk dukungan kepada Palestina. ’’Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung, yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya,’’ lanjut mantan wali kota Solo tersebut.

Baca Juga :  Garuda Menang Tanpa Mahkota: Thailand VS Indonesia 6-2 Piala AFF 2020

Sementara itu, pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Bandung Teuku Rezasyah menyayangkan sempitnya waktu yang disediakan untuk berpidato. Sehingga, Jokowi tidak bisa menyampaikan maksudnya secara klir. Namun, setidaknya negara-negara di dunia tahu posisi Indonesia. Konsistensi dengan prinsip perdamaian dunia, kerja sama global dalam menghadapi pandemi, dan lainnya.

Comment