KalbarOnline.com – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menginisiasi Program Bela Negara untuk Komponen Cadangan (Komcad) militer di perguruan tinggi. Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan bahwa ini merupakan bentuk kemunduran.
Menurut Ubaid, program ini sama saja menarik kembali Indonesia yang sudah masuk ke era reformasi, ke zaman orde baru.
“Reformasi sudah jalan, sudah bagus malah ditarik ke era orde baru lagi. Tidak ada relevansi pendidikan militer di kampus, tujuannya apa? Kalau tujuannya bela negara, cinta Tanah Air itu tidak perlu menggunakan cara militer,” ujarnya kepada KalbarOnline.com, Sabtu (22/8).
Ia menegaskan bahwa kampus merupakan tempat nalar kritis, tempat orang berdebat dan bertukar pikiran, membaca literatur teori yang ada di dunia tentang konsep bernegara, sehingga kesadaran akan cinta tanah air, bela negara itu harus dibangun dari proses perdebatan tersebut.
“Bukan cara yang doktrinasi itu, ngga ada relevansinya. Bukan tempatnya. Kalau cinta Tanah Air kita melemah, bela negara kita melemah,” jelas dia.
Menurutnya, soal kecintaan terhadap Tanah Air harus dievaluasi, apakah sudah ada atau belum soal penanaman cinta terhadap bangsa sendiri di sekolah dan kampus.
“Kalau belum ada ya diadakan, caranya kesadaran akan cinta Tanah Air, kesadaran akan bela negara, itu harus dibangun dari kesadaran kritis, bukan doktrinasi, bukan kamu harus cinta Indonesia karena kamu WNI, tapi harus melalui proses dialogis dan perdebatan yang kritis,” imbuh Ubaid.
“Nalar kritis dan critical thinking itu harus diperdebatkan di meja sekolah dan kuliah, sehingga si anak itu sadar akan pentingnya NKRI. (Kecintaan kepada Tanah Air) Berawal dari proses perdebatan,” tutupnya.
Comment