Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 01 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Suara lantang ratusan mahasiswa Fisip Untan Pontianak menggema di halaman DPRD Kalbar, Senin (01/09/2025). Mereka mendesak Ketua DPRD Kalbar, Aloysius dan pejabat lainnya yang hadir langsung untuk mendengar aspirasi rakyat.
Presiden Mahasiswa Fisip Untan, Debora Ketrin Tini Malau menegaskan, aksi ini murni menyuarakan kepentingan rakyat.
Dalam orasinya, massa mendesak adanya reformasi menyeluruh terhadap DPR. Mereka menyoroti persoalan transparansi anggaran, dugaan privilege berlebihan para wakil rakyat, hingga perlunya lembaga independen untuk mengevaluasi kinerja DPR.
“Kami pastikan aksi ini damai, tanpa anarkis maupun perusakan,” tegas Debora.
Tak hanya itu, mahasiswa juga menuntut kenaikan gaji tenaga pendidik, pengesahan UU Perampasan Aset, penciptaan lapangan kerja baru, hingga perbaikan regulasi terkait maraknya pertambangan tanpa izin (PETI) di Kalimantan Barat.
Berikut tuntutan mahasiswa Fisip Untan Pontianak:
1. Mendesak reformasi DPR RI, termasuk transparansi rincian biaya, pembentukan lembaga pengawas independen, potongan pajak gaji/tunjangan DPR, hingga siaran langsung setiap rapat.
2. Kenaikan gaji guru dan dosen.
3. Segera mengesahkan UU Perampasan Aset.
4. Menjamin penciptaan 19 juta lapangan pekerjaan.
5. Penguatan fungsi pengawasan eksekutif.
6. Perbaikan regulasi terkait Pertambangan Tanpa Izin (PETI).
Aloysius pun hadir di hadapan mahasiswa bersama sejumlah pejabat penting, di antaranya Gubernur Kalbar, Ria Norsan, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Pipit Rismanto, Pangdam XII/Tanjungpura, serta beberapa Anggota DPRD Kalbar lainnya.
Aksi mahasiswa berlangsung kondusif dan mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Hingga sore hari, massa tetap bertahan dengan orasi bergantian, menegaskan komitmen mereka mengawal tuntutan sampai benar-benar direspons oleh DPRD maupun pemerintah. (Lid)
KALBARONLINE.com - Suara lantang ratusan mahasiswa Fisip Untan Pontianak menggema di halaman DPRD Kalbar, Senin (01/09/2025). Mereka mendesak Ketua DPRD Kalbar, Aloysius dan pejabat lainnya yang hadir langsung untuk mendengar aspirasi rakyat.
Presiden Mahasiswa Fisip Untan, Debora Ketrin Tini Malau menegaskan, aksi ini murni menyuarakan kepentingan rakyat.
Dalam orasinya, massa mendesak adanya reformasi menyeluruh terhadap DPR. Mereka menyoroti persoalan transparansi anggaran, dugaan privilege berlebihan para wakil rakyat, hingga perlunya lembaga independen untuk mengevaluasi kinerja DPR.
“Kami pastikan aksi ini damai, tanpa anarkis maupun perusakan,” tegas Debora.
Tak hanya itu, mahasiswa juga menuntut kenaikan gaji tenaga pendidik, pengesahan UU Perampasan Aset, penciptaan lapangan kerja baru, hingga perbaikan regulasi terkait maraknya pertambangan tanpa izin (PETI) di Kalimantan Barat.
Berikut tuntutan mahasiswa Fisip Untan Pontianak:
1. Mendesak reformasi DPR RI, termasuk transparansi rincian biaya, pembentukan lembaga pengawas independen, potongan pajak gaji/tunjangan DPR, hingga siaran langsung setiap rapat.
2. Kenaikan gaji guru dan dosen.
3. Segera mengesahkan UU Perampasan Aset.
4. Menjamin penciptaan 19 juta lapangan pekerjaan.
5. Penguatan fungsi pengawasan eksekutif.
6. Perbaikan regulasi terkait Pertambangan Tanpa Izin (PETI).
Aloysius pun hadir di hadapan mahasiswa bersama sejumlah pejabat penting, di antaranya Gubernur Kalbar, Ria Norsan, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Pipit Rismanto, Pangdam XII/Tanjungpura, serta beberapa Anggota DPRD Kalbar lainnya.
Aksi mahasiswa berlangsung kondusif dan mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Hingga sore hari, massa tetap bertahan dengan orasi bergantian, menegaskan komitmen mereka mengawal tuntutan sampai benar-benar direspons oleh DPRD maupun pemerintah. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini