Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 24 April 2019 |
KalbarOnline, Jakarta
– Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto
menilai bahwa penyelenggaraan pemilu 2019 ini merupakan yang terburuk sejak era
reformasi.
“Ini pemilu yang terburuk sejak era reformasi. Jangan sampai
siapa yang menang tapi siapa yang dilantik,” ujar Bambang Widjojanto dalam acara
diskusi bertema ‘Selamatkan Suara Rakyat’ di kawasan SCBD, Jakarta, baru-baru
ini.
Pernyataan yang disampaikan Bambang itu tentu bukan tanpa
alasan. Ia menyebut banyak penyelenggaraan dalam pemilu 2019 ini. Buktinya, kata
dia, kecurangan pada pemilu 2019 ini terjadi sangat terstruktur, sistemis dan
masif.
“Begitu banyak fakta kecurangan terjadi hampir se-antero
nusantara. Kualitas pemilu ditentukan oleh kejujuran, bukan kerahasiaan,”
katanya tegas.
Ia menjelaskan, pada dasarnya, pemilu yang baik memiliki
prinsip LUBER yang berarti langsung, umum, bebas, dan rahasia.
“Tapi luber saat ini tidak ada kebebasan. Dan surat suara
yang dicoblos ini bukan sebuah hoax.
Jadi jika prinsip dasar luber tidak dipenuhi. Untuk apa ada pemilu?,” tanya Bambang.
Meski demikian, Bambang mengaku masih bisa berbangga hati
dengan situasi saat ini di mana masyarakat dengan kekuatannya masing-masing
berinisiatif membongkar kecurangan pemilu 2019.
“Masyarakat tidak diam. Mereka membuktikan gerakan inisiatif
memperilihatkan kecurangan yang terus diampilifikasi untuk menyelesaikan ini.
Dan gerakan ini adalah gerakan kesadaran masif. Ini kekuatan publik yang tak
suka kecurangan terjadi,” pungkas salah satu pendiri Kontras (Komisi untuk
Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) tersebut. (*/Fai)
KalbarOnline, Jakarta
– Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto
menilai bahwa penyelenggaraan pemilu 2019 ini merupakan yang terburuk sejak era
reformasi.
“Ini pemilu yang terburuk sejak era reformasi. Jangan sampai
siapa yang menang tapi siapa yang dilantik,” ujar Bambang Widjojanto dalam acara
diskusi bertema ‘Selamatkan Suara Rakyat’ di kawasan SCBD, Jakarta, baru-baru
ini.
Pernyataan yang disampaikan Bambang itu tentu bukan tanpa
alasan. Ia menyebut banyak penyelenggaraan dalam pemilu 2019 ini. Buktinya, kata
dia, kecurangan pada pemilu 2019 ini terjadi sangat terstruktur, sistemis dan
masif.
“Begitu banyak fakta kecurangan terjadi hampir se-antero
nusantara. Kualitas pemilu ditentukan oleh kejujuran, bukan kerahasiaan,”
katanya tegas.
Ia menjelaskan, pada dasarnya, pemilu yang baik memiliki
prinsip LUBER yang berarti langsung, umum, bebas, dan rahasia.
“Tapi luber saat ini tidak ada kebebasan. Dan surat suara
yang dicoblos ini bukan sebuah hoax.
Jadi jika prinsip dasar luber tidak dipenuhi. Untuk apa ada pemilu?,” tanya Bambang.
Meski demikian, Bambang mengaku masih bisa berbangga hati
dengan situasi saat ini di mana masyarakat dengan kekuatannya masing-masing
berinisiatif membongkar kecurangan pemilu 2019.
“Masyarakat tidak diam. Mereka membuktikan gerakan inisiatif
memperilihatkan kecurangan yang terus diampilifikasi untuk menyelesaikan ini.
Dan gerakan ini adalah gerakan kesadaran masif. Ini kekuatan publik yang tak
suka kecurangan terjadi,” pungkas salah satu pendiri Kontras (Komisi untuk
Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) tersebut. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini