Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 25 September 2020 |
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Djaka Badrayana, menilai ketidakhadiran Calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad dalam pengundian nomor urut pasangan calon memunculkan spekulasi.
Menurut Djaka, pengundian nomor urut pasangan calon menjadi salah satu momen penting dalam tahapan pesta demokrasi. Karenanya, ketidakhadiran Muhamad membuat masyarakat bertanya-tanya, termasuk memunculkan spekulasi liar.
“Saya melihat ada kelemahan dalam komunikasi publik yang dimiliki tim pemenangan Muhamad. Tim Muhamad seharusnya memberikan penjelasan secara detail mengenai alasan kenapa Muhamad sampai tidak hadir. Kalau sakit, jelaskan sakit apa, sehingga publik tidak bertanya-tanya,” kata Djaka saat dihubungi, Kamis (24/9).
Di sisi lain, Djaka juga menyayangkan lemahnya komunikasi publik yang dimiliki KPU Kota Tangerang Selatan. Menurut Djaka, KPU Tangsel punya tanggung jawab untuk menyampaikan kepada publik mengenai alasan ketidakhadiran Muhamad saat pengundian nomor urut pasangan calon.
Djaka menyatakan, regulasi pilkada memang memberikan ruang untuk kandidat yang berhalangan. Namun, kata Djaka, “KPU Tangsel harus menjelaskan kepada publik alasan Muhamad tidak bisa hadir. Jika sakit, harus dikasih tahu sakit apa. Tapi yang terlihat oleh masyarakat, Rahayu Saraswati justru ditemani Ketua DPC PDI-P Tangsel Wanto Sugito tanpa ada keterangan apa pun. Ini akhirnya memunculkan bola liar. Publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Muhamad.”
Seperti diketahui, sebelum prosesi pengundian nomor urut pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel, Rahayu Saraswati tiba di kawasan Intermark BSD seorang diri. Tanpa Muhamad, Saras justru ditemani Wanto Sugito.
Namun, ketika media coba menanyakan mengenai keberadaan Muhamad, Saras tak memberikan penjelasan. Hal serupa juga dilakukan Wanto Sugito. “Doakan saja yang terbaik,” begitu kata Saras ketika ditanya alasan ketidakhadiran Muhamad. (ind)
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Djaka Badrayana, menilai ketidakhadiran Calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad dalam pengundian nomor urut pasangan calon memunculkan spekulasi.
Menurut Djaka, pengundian nomor urut pasangan calon menjadi salah satu momen penting dalam tahapan pesta demokrasi. Karenanya, ketidakhadiran Muhamad membuat masyarakat bertanya-tanya, termasuk memunculkan spekulasi liar.
“Saya melihat ada kelemahan dalam komunikasi publik yang dimiliki tim pemenangan Muhamad. Tim Muhamad seharusnya memberikan penjelasan secara detail mengenai alasan kenapa Muhamad sampai tidak hadir. Kalau sakit, jelaskan sakit apa, sehingga publik tidak bertanya-tanya,” kata Djaka saat dihubungi, Kamis (24/9).
Di sisi lain, Djaka juga menyayangkan lemahnya komunikasi publik yang dimiliki KPU Kota Tangerang Selatan. Menurut Djaka, KPU Tangsel punya tanggung jawab untuk menyampaikan kepada publik mengenai alasan ketidakhadiran Muhamad saat pengundian nomor urut pasangan calon.
Djaka menyatakan, regulasi pilkada memang memberikan ruang untuk kandidat yang berhalangan. Namun, kata Djaka, “KPU Tangsel harus menjelaskan kepada publik alasan Muhamad tidak bisa hadir. Jika sakit, harus dikasih tahu sakit apa. Tapi yang terlihat oleh masyarakat, Rahayu Saraswati justru ditemani Ketua DPC PDI-P Tangsel Wanto Sugito tanpa ada keterangan apa pun. Ini akhirnya memunculkan bola liar. Publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Muhamad.”
Seperti diketahui, sebelum prosesi pengundian nomor urut pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel, Rahayu Saraswati tiba di kawasan Intermark BSD seorang diri. Tanpa Muhamad, Saras justru ditemani Wanto Sugito.
Namun, ketika media coba menanyakan mengenai keberadaan Muhamad, Saras tak memberikan penjelasan. Hal serupa juga dilakukan Wanto Sugito. “Doakan saja yang terbaik,” begitu kata Saras ketika ditanya alasan ketidakhadiran Muhamad. (ind)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini