KalbarOnline.com – Analis politik dari Universitas Pamulang Lukman Hakim semakin meragukan hasil survei yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia. Menurut Lukman, terjadi keanehan dalam sajian data Indikator ketika membahas elektabilitas Calon Walikota Tangerang Selatan Muhamad.
Pasalnya, mantan Sekrataris Daerah Kota Tangsel itu tidak memerlukan waktu lama dan usaha yang luar biasa untuk bisa mendongkrak elektabilitasnya hanya dalam waktu satu bulan.
“Rasanya tidak mungkin jika elektabilitas Muhamad bisa langsung naik sampai hampir 20 persen dalam waktu dua bulan. Masalahnya tidak ada peristiwa politik luar biasa yang bisa membuat elektabilitas Muhammad melejit dalam waktu singkat itu, apalagi Muhamad sebelumnya terbaring sakit hampir dua bulan juga,” kata Lukman saat ditemui di kawasan BSD City, Rabu (18/11/2020).
Lukman merinci, dalam sajian data yang dipaparkan Indikator, elektabilitas Muhamad pada periode Agustus 2020 baru menyentuh angka 18,1 persen. Memasuki November, Indikator menempatkan elektabilitas Muhamad menjadi 36,2 persen, atau ada kenaikan 18,1 persen. Jadi dalam tempo dua bulan, Muhamad melesat setelah sembuh dari sakit.
“Apa yang dia lakukan? Paling kunjungan, berapa titik sih sehari sanggup berkunjung? Berapa sih dampak APK pada elektabilitas? Kan pilkada ini sudah ribuan kali, kita bisa uji di sana-sini paling banter APK itu menyumbang pada elektabilitas 3 sampai 4 persen. Ini hasil survei Indikator ini luar biasalah, hebat sekali pokoknya,” ujarnya.
Menurut Lukman, peningkatan elektabilitas secara signifikan dalam waktu yang singkat harus dilatari sejumlah peristiwa luar biasa. Lukman mencontohkan dengan apa yang terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lantaran dianggap berhasil menangani pandemi Covid-19 di wilayahnya, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meningkat drastis, itu pun masih di bawah 4 persen.
“Dalam kasus Muhamad, menurut saya tidak ada peristiwa atau alasan luar biasa yang bisa membuat elektabilitasnya meningkat drastis hingga 20 persen hanya dalam dua bulan. Apalagi Muhamad sempat sakit dan tidak mampu mengikuti sejumlah tahapan pilkada. Hal lain juga terkait gerakan lawannya Muhamad, apa mereka tidur tidak bergerak sama sekali atau gantian sakit,” canda Lukman. [ind]
Comment