KalbarOnline.com – Lanjutan kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) resmi dibatalkan. Kepastian tersebut disampaikan manajemen IBL yang sebelumnya berdiskusi dengan para klub, Perbasi, dan Kemenpora.
Dirut IBL Junas Miradiarsyah menyatakan, pembatalan merupakan keputusan terbaik. ”Karena apa pun yang kita lakukan sekarang agar semua diberi kesehatan dan keselamatan,” kata Junas.
Rencana awal, IBL yang sempat tertunda akibat pandemi kembali bergulir pada pertengahan Oktober ini. Laga lanjutan dipusatkan di Mahaka Square Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Berbagai persiapan sudah maksimal. Misalnya, berkoordinasi dengan para stakeholder dan bakal diterapkannya bubble system. Sistem itu membuat seluruh pemain dan ofisial tim berada dalam satu area. Hotel dan lapangan pertandingan juga terintegrasi untuk mereduksi penularan Covid-19.
Menpora Zainudin Amali menegaskan, batalnya IBL adalah keputusan manajemen. ”Bukan dari pemerintah. Pemerintah tidak ikut campur,” ungkap Zainudin. Pihaknya berharap situasi ke depan bisa lebih kondusif. ”Agar IBL dan kejuaraan di cabang olahraga lain bisa terlaksana,” tuturnya.
Pembatalan tersebut menuai respons beragam dari klub. Manajer Amartha Hangtuah Ferry Jufri, misalnya. Dia kecewa dengan dibatalkannya IBL. Sebab, menurut dia, tidak ada alasan konkret untuk membatalkan IBL.
”Apa sih yang mengakibatkan batal? Dari kepolisian, kira-kira dari sisi mananya yang ada kelemahan dari penyelenggaraan sehingga izin tidak diberikan,” tegasnya.
Ferry menambahkan, terkait dengan pandemi Covid-19, sebelumnya seluruh stakeholder seperti BNPB, Kemenpora, dan Perbasi sudah menandatangani kesepakatan.
Yakni, IBL boleh dilanjutkan dengan syarat diberlakukannya protokol ketat, tidak adanya penonton, hingga terintegrasinya seluruh pemain dan ofisial di satu tempat. ”Sekarang di last minute izin dari kepolisian tidak keluar,” keluhnya.
Kegeraman yang dilontarkan memang bukan tanpa alasan. Sebab, sejauh ini klub mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk persiapan.
Sebaliknya, dua tim IBL asal Surabaya, Pacific Caesar dan Louvre, bisa memahami keputusan manajemen. ”Kami sudah mengantisipasi hal ini karena mengacu pada Liga 1 sepak bola yang tidak mendapatkan izin dari kepolisian,” jelas Direktur Pacific Irsan Pribadi Susanto.
Irsan menyebut pihak IBL sudah berusaha yang terbaik untuk bisa melanjutkan kompetisi. ”Tapi, demi keselamatan bersama, memang sebaiknya IBL musim ini dibatalkan hingga kondisi pandemi membaik,” ujarnya.
Erick Herlangga, pemilik Louvre Surabaya, juga tidak kaget dengan pembatalan IBL. Pihaknya lebih tertarik memikirkan rencana ke depan bersama seluruh stakeholder liga basket. ”Berpikir bagaimana musim depan bisa terlaksana dengan SOP kesehatannya,” katanya.
Erick menuturkan, liga seharusnya dapat diadakan pada musim depan. Mengingat, NBA dan beberapa negara tetangga seperti Filipina sudah bisa menyelenggarakan kompetisi.
”Jadi, kami ingin sama-sama duduk untuk memikirkan apa masalahnya. Liga musim depan harus ada sebagai simbol perlawanan atas Covid-19,” tandasnya.
Comment