Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 12 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Dalam setahun terakhir, Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lamkapi) memantau kinerja satuan khusus pemburu teroris, Densus 88. Salah satu hasil penelitian itu adalah adanya perubahan perilaku aparat yang kini lebih mengedepankan penegakan hukum yang humanis.
Dijelaskan Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan, Densus 88 kini cendrung mengedepankan tindakan persuasif ketimbang tindakan represif di lapangan. Sehingga, kinerja polisi dalam perburuan pelaku terorisme pun menurutnya, kini semakin diapresiasi masyarakat.
“Hasil pemantauan kami, penegakan hukum yang yang dilakukan jajaran Densus 88 Anti Teror Polri dalam beberapa bulan terakhir ini semakin profesional,” kata Edi Hasibuan dalam keterangan tertulisnya pada KalbarOnline.com di Jakarta, Senin (12/10).
Hal senada juga disampaikan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti. Menurutnya, sampai saat ini Densus 88 lebih humanis. Ada beberapa indikatornya. Salah satunya, dalam melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang disangka teroris, Densus 88 kini lebih mengedepankan sikap profesional dan hati-hati.
“Densus 88 kini lebih senyap tanpa publikasi heboh, sehingga polisi bisa langsung menangkap tanpa perlawanan sengit yang terkadang menimbulkan luka-luka atau meninggal dunia,” kata Poengky.
Poengky juga menjelaskan, Densus 88 kini lebih profesional dalam memetakan jaringan-jaringan teroris dan mengamati secara cermat pergerakannya, tanpa disadari oleh yang diamati.
“Tahu-tahu mereka yang ada di jaringan sudah dapat ditangkap untuk dilakukan proses hukum. Yang sangat membanggakan, kehebatan Densus 88 Polri sudah diakui seluruh dunia,” tuturnya.
KalbarOnline.com – Dalam setahun terakhir, Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lamkapi) memantau kinerja satuan khusus pemburu teroris, Densus 88. Salah satu hasil penelitian itu adalah adanya perubahan perilaku aparat yang kini lebih mengedepankan penegakan hukum yang humanis.
Dijelaskan Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan, Densus 88 kini cendrung mengedepankan tindakan persuasif ketimbang tindakan represif di lapangan. Sehingga, kinerja polisi dalam perburuan pelaku terorisme pun menurutnya, kini semakin diapresiasi masyarakat.
“Hasil pemantauan kami, penegakan hukum yang yang dilakukan jajaran Densus 88 Anti Teror Polri dalam beberapa bulan terakhir ini semakin profesional,” kata Edi Hasibuan dalam keterangan tertulisnya pada KalbarOnline.com di Jakarta, Senin (12/10).
Hal senada juga disampaikan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti. Menurutnya, sampai saat ini Densus 88 lebih humanis. Ada beberapa indikatornya. Salah satunya, dalam melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang disangka teroris, Densus 88 kini lebih mengedepankan sikap profesional dan hati-hati.
“Densus 88 kini lebih senyap tanpa publikasi heboh, sehingga polisi bisa langsung menangkap tanpa perlawanan sengit yang terkadang menimbulkan luka-luka atau meninggal dunia,” kata Poengky.
Poengky juga menjelaskan, Densus 88 kini lebih profesional dalam memetakan jaringan-jaringan teroris dan mengamati secara cermat pergerakannya, tanpa disadari oleh yang diamati.
“Tahu-tahu mereka yang ada di jaringan sudah dapat ditangkap untuk dilakukan proses hukum. Yang sangat membanggakan, kehebatan Densus 88 Polri sudah diakui seluruh dunia,” tuturnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini