Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Laut China Selatan kembali memanas usai konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok terhadap kawasan tersebut. Akibat konflik tersebut, kapal coast guard Tiongkok terlihat sempat memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, guna mengantisipasi hal itu, Bakamla sudah mengirimkan kapal untuk melakukan patroli dan penjaga. Langkah ini dilakukan guna menjaga kedaulatan bangsa.
“Kita tetap gelar kapal patroli untuk menunjukkan kehadiran,” kata Wisnu saat dikonfirmasi, Kamis (15/10).
Ia menuturkan, Indonesia memang tidak terlibat langsung konflik antara Amerika dan Tiongkok. Oleh karena itu, kapal Bakamla hanya sebatas melakukan patroli penjagaan di perairain Indonesia, khususnya Laut Natuna Utara.
“Saat ini itu yang dapat dilakukan mengingat kita tidak ada klaim dan tidak terlibat dalam ketegangan kedua negara,” imbuhnya.
Wisnu menerangkan, ada 2 kapal yang dikirim Bakamla ke Laut Natuna Utara. Ditambah dengan satu pesawat pengamat maritim. Bakamla juga didukung dengan armada dari TNI AL dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan pengawasan.
“Rencana sampai akhir tahun sesuai dengan ketersediaan anggarannya. TNI AL dan KKP juga hadir di sana,” tandasnya.
Diketahui, konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok di perairan Laut China Selatan terus memanas. Negeri Tirai Bambu itu tetap mengklaim bahwa kawasan tersebut merupakan bagian dari kedaluatannya sesuai dengan 9 garis putus, yakni hukum kepemilikan laut yang diukur berdasar letak historis.
Akibat konflik ini, kapal coast guard Tiongkok pun terlihat memasuki ZEE Indonesia. Kapal tersebut berhasil diusir keluar setelah dibayangi terus oleh kapal Bakamla selama 3 hari.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Laut China Selatan kembali memanas usai konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok terhadap kawasan tersebut. Akibat konflik tersebut, kapal coast guard Tiongkok terlihat sempat memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, guna mengantisipasi hal itu, Bakamla sudah mengirimkan kapal untuk melakukan patroli dan penjaga. Langkah ini dilakukan guna menjaga kedaulatan bangsa.
“Kita tetap gelar kapal patroli untuk menunjukkan kehadiran,” kata Wisnu saat dikonfirmasi, Kamis (15/10).
Ia menuturkan, Indonesia memang tidak terlibat langsung konflik antara Amerika dan Tiongkok. Oleh karena itu, kapal Bakamla hanya sebatas melakukan patroli penjagaan di perairain Indonesia, khususnya Laut Natuna Utara.
“Saat ini itu yang dapat dilakukan mengingat kita tidak ada klaim dan tidak terlibat dalam ketegangan kedua negara,” imbuhnya.
Wisnu menerangkan, ada 2 kapal yang dikirim Bakamla ke Laut Natuna Utara. Ditambah dengan satu pesawat pengamat maritim. Bakamla juga didukung dengan armada dari TNI AL dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan pengawasan.
“Rencana sampai akhir tahun sesuai dengan ketersediaan anggarannya. TNI AL dan KKP juga hadir di sana,” tandasnya.
Diketahui, konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok di perairan Laut China Selatan terus memanas. Negeri Tirai Bambu itu tetap mengklaim bahwa kawasan tersebut merupakan bagian dari kedaluatannya sesuai dengan 9 garis putus, yakni hukum kepemilikan laut yang diukur berdasar letak historis.
Akibat konflik ini, kapal coast guard Tiongkok pun terlihat memasuki ZEE Indonesia. Kapal tersebut berhasil diusir keluar setelah dibayangi terus oleh kapal Bakamla selama 3 hari.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini